CINTA SEORANG PANGERAN

Hilangnya Maya



Hilangnya Maya

0"Kau pasti mendengarkan pembicaraan kami" Kata Arani sambil tersenyum dingin. Tidak ada lagi suara lembutnya. Tuan Faruk menjawab dengan tergagap.     
0

"Se.. selamat atas kehamilan Anda. Aku ikut berbahagia" Kata Tuan Faruk kepada Arani. Arani mengangkat kedua bahunya. Ia  lalu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi dan duduk bertumpang kaki.     

"Terima kasih" Kata Arani masih tetap dengan suara dingin dan matanya menatap Tuan Faruk dengan tatapan yang semakin tajam. Tuan Faruk menjadi salah tingkah.  la lalu menyudahi minum kopinya dan kembali bekerja membuat perhiasan. Ia pura - pura tidak tahu apa maksud dari tatapan Arani. Keringat dinginnya mulai mengucur dari pelipisnya. Ia menunggu Arani mengatakan sesuatu tetapi Arani diam saja. Ia menjadi semakin salah tingkah. Hingga akhirnya dia berkata,     

"Mengapa Kau sengaja memperdengarkan percakapan kalian kepadaku? Apakah itu artinya kau percaya kepadaku atau kau malah tidak mempercayaiku?" Kata Tuan Faruk. Lagi - lagi Arani mengangkat bahunya.     

Di dalam hatinya Arani mengakui kalau Tuan Faruk ini lumayan cerdas. Ia dapat mengalisa setiap perbuatannya kepada Tuan Faruk. Arani memang sengaja memperdengarkan pembicaraannya dengan suaminya untuk mengetes sejauh mana Tuan Faruk dapat dipercaya. Ia menyadap semua alat selular Tuan Faruk. Pembicaraannya dengan suaminya adalah pembicaraan penting tentang situasi yang dialami oleh Nizam.      

Jika Tuan Faruk memiliki kaki tangan lain atau dia malah yang menjadi kaki tangan orang lain maka Ia pasti akan menceritakan pembicaraan ini kepada orang itu. Dan Ia akan langsung membunuh Tuan Faruk jika sampai Tuan Faruk  mengkhianati Nizam.     

Tuan Faruk akan berbicara lagi tetapi Arani menghardiknya, "Jangan bicara lagi. Kau terus saja bekerja" Kata Arani dan Tuan Faruk langsung terdiam. Tangannya sedikit gemetar ketika Ia menggosok berlian - berlian itu dengan kain khusus.     

***     

Amar duduk di sebuah kafe di Kota Amanda. Ia tampak meminum kopinya dengan resah. Keberadaan Maya belum Ia ketahui, mengapa tiba - tiba calon istrinya itu hilang tiba - tiba. Handphone-nya tidak aktif dan terakhir, Maya di lihat oleh Alena saat itu Maya meminta izin datang terlambat karena ingin berdandan untuk Pangeran Abbash. Hanya saja sampai sekarang Ia tidak melihat Maya lagi.     

Amar sudah menghubungi semua saudara - saudara Maya tetapi tidak ada satupun yang mengetahuinya. Maya seperti hilang ditelan bumi. Hari itu ada dua orang yang menghilang tiba - tiba di istana Nizam. Yang pertama adalah Putri Rheina. Tetapi kemudian Putri Rheina diketahui pulang ke rumah orang tuanya. Sedangkan Maya benar - benar hilang entah kemana.     

Amar mengeluarkan rokoknya dan mulia menghisap rokoknya. Ia sudah pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang Ia cintai. Ia kehilangan Zarina dan sekarang jika sampai Ia harus kehilangan Maya maka Ia pasti akan merasa sangat terpuruk.      

Kafe ini adalah tempat hiburan malam dimana para penari wanita menggoda para pengunjung yang sebagian besar terdiri dari para lelaki. Amar melihat seorang penari yang menggoyang - goyangkan pinggulnya sambil menggodanya. Amar menatapnya tidak peduli tetapi wanita itu malah terus menghampirinya sambil menatap wajahnya dengan genit.     

Amar bukanlah pria yang sangat tampan walaupun tidak bisa dibilang standar. Sebagai seorang jendral, Amar malah berpenampilan terlalu lembut. Ia baik hati dan sangat manis. Jadi ketika ada wanita yang mendekatinya dan bergoyang - goyang menggodanya. Amar tidak marah, hanya saja Ia tidak meresponnya. Ia hanya terdiam saja. Tetapi kemudian Ia terkesiap ketika tangan si wanita itu dengan lancang mengusap punggung tangannya.     

Amarahnya akan segera bangkit tetapi kemudian Ia menyadari kalau di tangannya kini terselip kertas. Amar menggenggam kertas itu dengan erat. Ia menatap si penari dengan pandangan menyelidik. Tapi si penari itu malah menggoyangkan pinggulnya ke tamu yang lain dan tidak memperdulikan tatapan Amar.     

Amar segera bangkit dan berjalan menuju toilet untuk melihat kertas apa yang ada ditangannya. Ia tidak dapat melihat di dalam ruangan karena suasananya sedikit gelap. Amar melihat ke atas kertas ternyata itu adalah sebuah nomor handphone. Amar mengumpat, Ia benci dengan semua teka teki. Ia bukanlah Arani yang pandai menganalisa situasi. Ia lebih suka berperang secara tatap muka atau berkelahi satu lawan satu. atau satu lawan sepuluh juga boleh. Tetapi bayangan wajah Maya yang cantik itu langsung menghapus kekesalan Amar. Ia harus menemukan calon istrinya dan segera menikahinya agar Ia bisa berada di sisinya untuk menjaganya.     

Amar tidak berani gegabah dengan menelpon di dalam toilet. Ia segera keluar dari Cafe dan menuju ke tempat parkir. Amar kemudian menjalankan mobilnya menuju jalanan. Kota Amanda adalah ibukota kerajaan Azura. Gemerlap dengan banyak gedung tinggi. Walaupun tidak banyak pendatang yang tinggal di Kota Amanda tetapi tidak bisa di katakan sedikit juga. Perusahaan multinasional Azura banyak bekerja sama dengan perusahaan asing. Sehingga ada beberapa klab malam, cafe, hotel dan restoran yang tetap buka sepanjang malam.     

Jarang ada wanita dari Kerajaan Azura yang bekerja ke luar rumah sehingga para pegawai wanita banyak berasal dari luar. Ada pembatasan yang tegas diantara penduduk asli dan pendatang. Banyak para pendatang yang hanya bisa tinggal dan tidak bisa menjadi warga negara. Hal ini untuk menghindari penetrasi budaya luar ke dalam budaya setempat.     

Walaupun tidak ada undang - undang tertulis yang melarang pernikahan antara penduduk Azura dengan warga negara asing tetapi kenyataannya pernikahan antara dua kewarganegaraan yang berbeda dibuat lebih sulit daripada pernikahan biasa. Ada beberapa persyaratan yang membuat banyak pasangan akhirnya memilih tidak menikah daripada harus memenuhi persyaratan yang sulit. Seperti pasangan yang harus pindah kewarganegaraan ke Azura dan mengikuti pendidikan cinta kewarganegaraan Azura selama satu tahun serta membayar biaya yang sangat tinggi.     

Dan kenyataan yang lainnya adalah pernikahan di kerajaan Azura sembilan puluh persen adalah hasil perjodohan antara orang tua mereka. Jadi memang bisa dihitung dengan jari orang yang bisa menikah dengan warga negara lain. Pernikahan Nizam dan Pangeran Thalal membuat pergolakkan hebat di dalam dan luar kerajaan. Banyak di antara  mereka yang tidak menyetujui pernikahan itu. Akibatnya adalah munculnya musuh - musuh yang berada di balik selimut. Mereka ada tetapi tidak terlihat. Kalaupun terlihat mereka biasanya mereka memiliki kedudukan tinggi yang tidak terlihat.     

Sebagai orang - orang yang berada di sisi Nizam, musuh Nizam adalah musuh mereka juga. Amar sudah memahami ketika dia memutuskan untuk berada di sisi Nizam. Ia pasti akan mendapatkan banyak musuh. Ini memang sangat tidak aman tetapi bagi Amar. Sepanjang Nizam dapat memberikan yang terbaik untuk kerajaan Azura maka Ia akan tetap ada disisi Nizam. Dia sudah banyak mendapatkan masalah karena musuh - musuh Nizam. Kali ini entah masalah apa lagi yang harus Ia hadapi. Amar sudah menduga kalau hilangnya Maya ada kaitannya dengan musuh Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.