CINTA SEORANG PANGERAN

Tuan Faruk Menghadap kepada Perdana Mentri



Tuan Faruk Menghadap kepada Perdana Mentri

0Tuan Faruk terdiam di kamarnya sambil menatap ke arah taman. Ia seperti terpenjara di istana Nizam. Ia tidak boleh kemana - mana sampai persoalan perhiasan ini selesai. Ia memang sudah menerima sejumlah asset dari Nizam sebagai jerih payahnya dalam membuat kalung itu tetapi Ia masih merasa khawatir dengan keselamatannya. Ia dapat melihat kalau Arani dan Nizam tidak menyukainya walaupun Ia sudah bersusah payah membuat perhiasan itu.     
0

Tuan Faruk sendiri memang tidak berniat untuk setia kepada Nizam, Nizam dan Pangeran Thalal tidak pernah membeli perhiasan darinya. Mereka lebih suka membeli perhiasan dari luar negeri. Dan itu membuat Tuan Faruk merasa tersingkir dari lingkaran istana setelah berabad - abad keluarganya menjadi pemasok perhiasan di istana Kerajaan Azura.     

Jadi ketika dia mendengar berita hilangnya kalung itu, dia langsung bersiap diri akan melakukan pembalasan terhadap Nizam. Setidaknya Ia akan berada di pihak siapa saja yang akan memberikan keuntungan paling banyak. Jadi dia kemudian menyuap penjaga kamarnya agar Ia bisa berbicara dengan Perdana menteri Salman untuk bernegosiasi dengannya.     

Penjaga itu tadinya menolak tetapi ketika Tuan Faruk menyebutkan sejumlah uang yang jumlahnya sangat banyak membuat dia jadi berpikir lain. Lagipula Tuan Faruk berjanji akan kembali lagi setelah Ia berbicara dengan perdana mentri Salman. Tuan Faruk mengatakan kalau dia hanya ingin menawarkan sebuah perhiasan untuk Putri Rheina sehingga si penjaga itu langsung setuju.     

Setiap hari jumat, Nizam biasanya mengikuti kegiatan keagamaan sampai Sholat Jum'at dan kemudian mengikuti pertemuan dengan para tetua sampai dengan selesai diikuti jamuan makan bersama. Hampir dipastikan setiap jum'at Nizam tidak ada di istananya. Jadi jika dia membantu Tuan Faruk keluar maka ini tentu tidak akan bermasalah.     

Perdana menteri Salman sedang berada di ruangannya ketika ada penjaga yang mengatakan kalau Tuan Faruk datang menemuinya. Kening perdana menteri Salman tampak berkerut mendengarnya. Ia tidak mengenal Tuan Faruk.     

"Aku tidak ingin bertemu siapapun hari ini. Nanti siang Aku harus mengikuti pertemuan para tetua." Kata Perdana Menteri Salman kepada penjaganya.      

"Tetapi Tuanku, Dia mangatakan bahwa ini tentang kalung yang hilang" Kata Penjag itu.     

Kalung yang hilang? memangnya ada apa dengan kalung itu? Bukankah kalung itu sampai saat ini tidak diketahui keberadaanya. Atau jangan.. jangan kalung itu sudah ditemukan? Perdan Menteri jadi sangat tegang. Karena kalau sampai kalung itu ditemukan maka seluruh rencananya akan gagal. Ini tidak bisa dibiarkan. Ia bersusah payah membuat rencana ini. Jangan sampai rencana yang sudah tersusun rapih ini mengalami kegagalan.     

"Suruh dia masuk, awas kalau sampai berita yang dia bawa tidak penting, Aku akan langsung membunuhnya. Aku sangat benci kalau waktuku terbuang percuma." Kata Perdana Mentri Salman sambil menutup lap topnya dan Ia segera keluar untuk menemui Tuan Faruk.     

Tuan Faruk sangat mengenal Perdana Menteri Salman lebih dari dia mengenal rajanya sendiri. Orang yang dihadapannya ini adalah wakil raja dan mengatur semua masalah kerajaan. Wajah pria ini hampir tiap hari muncul di Televisi, atau di berita online. Sungguh lebih dari wajah selebritis.     

Sekarang pria nomor satu di Kerajaan Azura ada di hadapannya. Aura wibawanya sudah terlihat begitu Tuan Faruk menatap wajahnya. Pria ini terlihat lebih berwibawa dibandingkan Nizam yang lebih menakutkan. Tetapi walaupun Perdana mentri Salman tidak terlalu menakutkan seperti Nizam atau Arani, dia tetap harus waspada.     

"Tuan !" Tuan Faruk tampak memberikan hormat dengan menganggukan kepalanya. Perdana Mentri Salman lalu mempersilahkan dia untuk duduk.     

"Duduklah!" Perintahnya sambil dia juga duduk     

"Terima kasih, Tuan" Kata Tuan Faruk sambil duduk di hadapan Perdana Menteri Salman.     

"Nah, katakanlah, Ada apa?" Kata Perdana Menteri Salman sambil tersenyum bijaksana. Tuan Faruk langsung terpesona. Berarti memang benar kalau Perdana Menteri Salman itu orang yang sangat baik. Akhir - akhir ini rakyat merasa kalau kemajuan kerajaan Azura akibat jasa dari Perdana Menteri Salman dan bukan karena Raja mereka.     

Walaupun rakyat risih karena kedekatan antara Perdana Mentri Salman dan Ratu Sabrina tetapi mereka menyadari kalau kedekatan itu karena tugas. Sekarang melihat senyum arif bijaksana Perdana Menteri Salman membuat Tuan Faruk menjadi sedikit tenang. Tuan Faruk tidak tahu kalau Perdana Menteri Salman seperti serigala berbulu domba. Ia tampak manis di luar tetapi sebenarnya jahat di dalam.     

"Aku adalah seorang ahli membuat perhiasan" Katanya sambil menatap Perdana Menteri Salman yang mulai mengerutkan keningnya.     

"Lantas, kenapa kalau kau seorang pembuat perhiasan?"     

"Aku baru saja membuat replika kalung Yang Mulia Putri Alena yang hilang itu"     

Mata Perdana Menteri Salman tampak melebar. Setahu dia kalung itu sangat rumit dalam desainnya dan terbuat dari berlian yang sangat langka sehingga hampir mustahil bisa ditirukan. Itulah sebabnya dia tenang - tenang saja dan tidak berusaha menganalisa orang yang bisa membuat replikanya. Tetapi sekarang dihadapannya ada orang yang berani mengatakan kalau Ia sudah membuat replika kalung itu. Sungguh di luar dugaan.     

"Aku harap kau tidak bicara omong kosong, sebagai ahli membuat perhiasan tentunya kau tahu bagaimana bentuk dan asal kalung itu"     

"Tentu saja Tuan, Aku sangat mengenal kalung itu karena ayahku yang biasanya merawat kalung itu"     

Perdana menteri Salman berdehem untuk melonggarkan dadanya yang mulai sedikit berdebar.     

"Siapa yang menyuruhmu membuat replika itu? Ah, mengapa Aku harus bertanya hal sebodoh itu. Tentunya Yang Mulia Pangeran Nizam yang menyuruhmu" Kata Perdana Mentri Salman sambil mencoba bersikap tenang.     

"Tuan, benar. Aku di suruh Yang Mulia, dan hari ini kalung itu akan diperlihatkan ke hadapan para tetua" Kata Tuan Faruk sambil tersenyum melihat wajah Perdana Menteri Yang sangat pucat. Tetapi Perdana Menteri Salman segera menguasai perasaannya. Ia tidak boleh kelihatan marah karena masalah ini. Jangan sampai rakyat tahu perseteruan antara dia dengan Nizam dan Alena. Bisa rusak nanti reputasinya.     

"Mengapa kau mengatakan hal ini semua kepadaku? Kau pikir aku akan mempermasalahkan hal ini? Ingatlah kalau Yang Mulia Pangeran Nizam adalah menantuku. Jadi Aku pikir jika ini akan menyelamatkannya maka biarkan saja. Lagi pula Aku juga tidak percaya kalau Putri Alena melakukan perbuatan sekotor itu.     

Yah.. walaupun Aku tahu kalau dia bukan wanita terhormat seperti anggota kerajaan lain. Dia itu hanyalah rakyat jelata biasa. " Kata Perdana Mentri Salman. Sesaat Tuan Faruk tertegun, Ia merasa kalau perkataan Perdana Mentri Salman benar. Bukankah Nizam itu menantunya tentu Ia akan membelanya.     

Tetapi Tuan Faruk juga pria bodoh yang tidak bisa memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadinya.     

"Tadinya Aku merasa kalau berita ini akan membuat Tuanku senang, Hamba adalah rakyat kerajaan Azura sehingga ketika Pangeran Nizam menikahi wanita dari luar dan konon katanya mengabaikan isi harem membuat kami merasa sedih."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.