CINTA SEORANG PANGERAN

Tuan Faruk Yang Serakah



Tuan Faruk Yang Serakah

0Paman Zabir segera berdiri dan mendekati Tuan Faruk dengan muka menahan amarah, "Siapa kau? Mengapa kau begitu lancang masuk ke dalam ruang pertemuan kami. Tahukah kau ?Kalau sidang ini sifatnya tertutup untuk orang luar" Kata Paman Zabir.     
0

"Dia bukan siapa - siapa? Akan Aku singkirkan dia" Kata Perdana Mentri Salman sambil mencekal pakaian Tuan Faruk di kerah bagian belakang.      

"Tidak ! tidak ! Jangan lakukan ini. Hamba hanya ingin melaporkan sesuatu. Hamba mohon " Kata Tuan Faruk dengan mata ketakutan. Tatapan mata Nizam setajam belati yang siap menusuk tubuhnya. Ia sangat ketakutan. Seandainya perdana menteri Salman tidak memaksanya untuk masuk untuk mengatakan sendiri rahasia kalung itu tentu Ia tidak akan berani masuk.     

Sekarang Ia tidak memiliki pilihan lain. Ia sudah mengkhianati Nizam, berarti satu - satunya yang bisa Ia jadikan perlindungan di kerajaan ini adalah Perdana menteri Salman.     

"Sebenarnya apa yang akan kau laporkan? " Paman Zabir menjadi sangat penasaran. Orang ini berani masuk ke dalamnya  ketika satu - satunya orang luar yang diizinkan masuk adalah Arani, asistennya Nizam.     

Arani sendiri tampak sangat murka, teganya orang itu berkhianat padahal Ia sudah mentransfer sejumlah uang yang sangat banyak dengan jaminan bisnisnya seumur hidup serta keselamatan seluruh keluarganya. Manusia hina ini sungguh serakah. Ia rupanya menginginkan lebih banyak dengan mengkhianati Nizam.     

Arani menjadi sangat panas dan Ia tidak dapat menahan diri lagi, Ia bergerak maju untuk menghajar pria tidak tahu malu itu tetapi Nizam kemudian mengangkat tangannya. Ia memberikan isyarat kepada Arani untuk tetapi diam dan menunggu dulu. Karena jika Arani terlihat emosi maka ini hanya akan menunjukkan bahwa mereka benar - benar bersalah walapun pada kenyataannya mereka memang bersalah.     

"Ini pasti omong kosong Yang Mulia. Harap jangan mempercayai orang bodoh ini" Kata Perdana menteri Salman sambil tetap hendak menarik Tuan Faruk keluar dari ruangan. Dan kemudian Nizam berkata sambil berdiri dengan anggun.     

"Ayahanda mertuaku, ini terlihat aneh. Dia bersikeras menarik orang ini keluar tetapi dia diam saja ketika orang ini akan masuk. Mengapa harus bersikeras menariknya keluar dari ruangan kalau Paman Salman bisa mencegahnya masuk ke dalam ruangan ini" Kata Nizam sambil menatap tajam.     

Sesaat ruangan jadi bergemuruh dengan bisik - bisik yang menyatakan kalau perkataan Nizam ini benar. Orang ini masuk dengan berani dan Perdana Menteri Salman yang membawanya masuk lalu mengapa sekarang Ia malah berlagak seakan Ia tidak mengizinkan orang itu untuk bicara.     

Muka Perdana Menteri Salman sesaat menjadi merah, menantunya ini memang pintar dan Ia berulang kali kalah bicara dengannya. Ini sangat berbahaya kalau seandainya Nizam mengusir Tuan Faruk keluar tanpa sempat Tuan Faruk berbicara. Sehingga kemudian Perdana Menteri Salman melepaskan cengkraman tangannya dari pakaian belakang Tuan Faruk.     

"Hamba mohon maaf Yang Mulia. Hamba tidak akan bicara apapun lagi. Hamba akan biarkan orang itu mengatakan apa maksud dari kedatangannya" Kata Perdana menteri sambil kemudian mundur. Keringat diam - diam menetes di pelipisnya, Ia sendiri takut kalau - kalau Tuan Faruk akan memutar balikkan fakta.     

Nizam merasa kalau hari ini adalah hari yang paling buruk kalau seandainya kalung palsu ini terbongkar. Dosanya akan berlipat ganda dari sekedar tersebarnya foto - foto itu. Kalung palsu akan menjadi bukti nyata kalau mereka memang melakukan hal yang tidak benar. Nizam hanya bisa berdoa agar terjadi keajaiban bagi mereka.     

"Bangunlah! dan bicaralah sambil berdiri agar kami bisa melihat wajahmu" Kata Paman Zabir sambil tetap menatap tajam kepada Tuan Faruk. Ia tidak ingin membuang satu momenpun dari kejadian ini.     

Tuan Faruk lalu berdiri perlahan, nasi sudah menjadi bubur, badan sudah kepalang basah jadi Ia harus melanjutkan rencana kalung palsu.     

"Hamba adalah Faruk seorang pemilik sekaligus desainer toko perhiasan paling besar di Kerajaan Azura. Hamba diminta untuk membuat kalung palsu oleh Nyonya Arani untuk Yang Mulia Putri Alena. Yang Mulia Pangeran Nizam ingin Putri Alena selamat dari semua tuduhan tetapi kalung itu belum ditemukan.      

Sehingga kemudian hamba mencoba membuat kalung itu dan hamba berhasil. Jadi jika nanti Yang Mulia Pangeran Nizam membawa kalung itu , kalung itu akan menjadi suatu kebohongan" Kata Tuan Faruk sambil tetap menundukkan kepalanya. I     

Para tetua kini benar - benar sangat ribut. Ini adalah persoalan besar yang membuat mereka jadi saling berbicara satu sama lain. Hilangnya kalung itu sebenarnya sudah menjadi rahasia umum dan hari ini mereka akan membuktikan kalau desas desus itu sama sekali ternyata benar. Kalau sampai Nizam menyuruh orang itu untuk membuat replika kalung berarti benar kalung itu hilang.     

Arani meraba kotak perhiasan yang Ia pegang. Alangkah sedihnya Arani melihat orang - orang dengan seenaknya menuduh Alena berselingkuh. Ia adalah salah satu orang yang tahu betul siapa Alena dan bagaimana karakternya. Alena terlalu suci untuk sekedar berselingkuh dengan pria lain.     

"Mengapa Kau bicara sembarangan?" Kata Perdana  Menteri.     

"Hari ini di tangan Nyonya Arani ada kotak perhiasan buatan hamba. Silahkan Para tetua yang mulia untuk meminta Nyonya Arani mengeluarkan kalung itu." Kata Tuan Faruk sambil melirik ke arah Arani. Arani tampak membalas tajam lirikan Tuan Faruk dengan mata yang hampir meloncat keluar saking marahnya. Tuan Faruk langsung menundukkan kepalanya ketakutan.     

Arani selalu menyelipkan senjata di balik pakaiannya dan Ia sudah tidak tahan ingin menariknya dan menembakkan ke kening Tuan Faruk yang sudah berkeringat dingin. Tapi tentu saja Ia tidak ingin gegabah dalam bertindak, sehingga Ia hanya diam saja berdiri tegak dengan tatapan tajam ke arah Tuan Faruk dan Perdana Menteri Salman.     

Perdana menteri Salman bukannya tidak tahu tatapan intimidasi dari Arani tetapi Ia juga tidak ingin menyia - nyiakan kesempatan emas di depan matanya. Ia harus membuktikan Alena bersalah. Wanita itu harus pergi dari istana ini. Pergi dan jangan pernah kembali lagi. Bahkan si kembar juga bila perlu di bawa sekalian.     

Sekarang Tetua Zabir melirik ke Arani, Ia ingin membuktikan perkataan dari Tuan Faruk. Apakah benar kalau Arani membawa perhiasan palsu. Ternyata bukan hanya Tetua Zabir saja yang meliriknya. Semua mata sekarang menatap ke arah Arani, tatapan mata itu seakan menuntut ke arah Arani agar Arani mengeluarkan kalungnya.     

Arani merasakan tatapan mata seperti ribuan pedang yang terhunus ke arahnya. Ini lebih mengerikan saat berada di medan perang dimana Ia berada di bawah ancaman senjata api. Arani sangat tegang.      

Nizam sendiri sama tegangnya dengan Arani. Walaupun begitu Ia tetap berharap kalau para tetua tidak ada yang tahu tentang keistimewaan kalung itu sehingga perkataan Tuan Faruk bisa dikatakan hanyalah omong kosong belaka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.