CINTA SEORANG PANGERAN

Anakku sangat mencintai Putri Alena



Anakku sangat mencintai Putri Alena

0"Se..sebenarnya siapa yang telah mengirim foto - foto ini? Apakah Putri Mira?" Kata Ratu Sabrina tampak semakin kebingungan. Tetapi Perdana menteri Salman tampak menggelengkan kepalanya,     
0

"Putri itu tidak mungkin bisa melakukan ini semua. Dia hanyalah wanita biasa dan bukan orang yang memiliki keleluasaan langkah. Aku menduga yang melakukan adalah Pangeran Abbash" Kata Perdana Mentri Salman kepada Ratu Sabrina.     

"Apa Pangeran Abbash? Kakaknya Putri Mira yang terkenal sangat tampan itu?  Yang menikah dengan Lila? Tapi bagaimana bisa? Dia tidak pernah datang ke istana ini. Bagaimana dia bisa mengintai ke dalam istana terutama istanaku" Kata Ratu Sabrina dan kemudian Ia melanjutkan perkataannya.     

"Kalau Pangeran Barry Aku mungkin percaya karena dia sudah beberapa kali datang ke Azura untuk mengikuti lomba ketangkasan. Tapi kalau Pangeran Abbash itu tidak mungkin" Kata Ratu Sabrina.     

"Dia memiliki ilmu yang bisa membuat dia masuk ke dalam tubuh orang lain. Dia itu sangat mencintai Putri Alena"     

"Mencintai Putri Alena?" Ratu Sabrina semakin terkejut.     

"Setahuku yang mencintai Putri Alena adalah Pangeran Barry" Ratu Sabrina mengguman sendiri.      

"Tadinya Aku juga berpikir begitu tetapi mata - mata yang kukirim sudah menyelidikinya. Aku yakin ini perbuatan Pangeran Abbash" Perdana Menteri Salman tampak sangat yakin. Ratu Sabrina tampak mengusap pipinya sendiri dengan resah. Matanya yang indah tampak sangat gelisah. Ia mencoba menyatukan semua keterangan yang Ia terima dari Perdana Menteri Salman.      

Ratu Sabrina biasanya lebih teliti daripada Perdana Menteri Salman tetapi apa yang dikatakan oleh Perdana menteri Salman, Ia baru menyadarinya mungkin karena Ia terlalu sibuk di dalam harem dan merasa tidak perlu untuk selalu mengintai Nizam dan Alena sepanjang tidak ada yang mencurigakan.     

Pangeran Barry saat ini ada di pulau pengasingan dan di jaga dengan ketat. Sedangkan pangeran Abbash malah diangkat menjadi putra mahkota untuk menggantikan kakaknya. Dan kalau memang benar apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Salman berarti memang Pangeran Abbash yang melakukannya.     

"Lalu bagaimana ? Apa yang harus kita lakukan. Aku sangat takut kalau sampai foto  - foto itu tersebar maka Aku akan kehilangan kasih sayang suami dan anakku. Bahkan bukan tidak mungkin Aku akan mati di gantung oleh pengadilan Azura karena dianggap pengkhianat negara"     

"Kau jangan bicara yang menakutkan karena kau tidak akan mati sendirian. Jika kau digantung maka sembilan puluh sembilan persen, Aku akan di gantung juga. Sekarang kita harus berupaya membujuk Yang Mulia Pangeran Nizam untuk menikahi Putri Mira.     

Hanya dengan menikahinya maka ancaman ini akan berhenti. Kita kemudian akan bernegosiasi dengan orang itu" kata Perdana Menteri Salman kepada Ratu Sabrina. Ratu Sabrina kemudian berpikir sebelum menyetujui usulan dari Perdana Menteri Salman.     

"Apakah kau menginginkan anakku berkorban untuk wanita itu?" kata Ratu Sabrina.     

"Kau harus ingat kalau anakmu adalah menantuku yang berarti anakku juga. Seekor harimau yang ganas sebaiknya kita jadikan kawan dan bukan lawan. Jika Putri Mira berhasil di nikahi oleh Yang Mulia Pangeran Nizam maka semua persoalan akan selasai. Putri Mira dan kedua kakaknya akan berada disisi kita"     

"Bagaimana dengan Alena?" Kata Ratu Sabrina mengingat tentang hal Alena.      

"Putri Itu tidak usah kau khawatirkan, biarkan aku yang menanganinya"     

"Kau jangan gegabah karena putri itu wanita yang sangat dicintai oleh anakku" Kata Ratu Sabrina dengan perlahan.      

"Iya jika masih suci tetapi jika sudah ternoda maka Pangeran Nizam akan berpikir ulang untuk tetap mempertahankannya"     

"Apa maksud dari perkataanmu? Kau sungguh lebih menakutkan dari siapapun" kata Ratu Sabrina dengan kaget.      

"Kau ingin anakmu hidup bahagia bersama anakku atau kau lebih memilih menantumu itu?" Kata Perdana Menteri Salman sambil tersenyum licik. Ratu Sabrina memegang ujung lengan Perdana Menteri Salman.     

"Demi Tuhan, Kakak Salman. Putri Alena adalah putri yang baik walaupun dia sedikit bodoh tetapi dia tidak seburuk itu. Jangan sampai kau melukainya. Dia adalah ibu dari cucuku." Ratu Sabrina tampak sangat ketakutan.     

Perdana menteri Salman langsung memeluknya dengan erat dan mengusap rambutnya, " Jangan terlalu memakai perasaanmu. Orang yang lemah akan dimanfaatkan oleh orang lain. Ingat tujuan kita. Kita akan menjadikan anak - anak kita sebagai penguasa yang besar dan hebat. Dan kita akan hidup berbahagia jauh dari kerajaan. kalau kau mempertahankan Putri Alena di sisi anakmu maka selamanya anakku tidak akan mendapatkan tempat di hati anakmu. "     

Ratu Sabrina terdiam lalu dia tengadah dan menatap Perdana Mentri Salman dengan matanya yang indah. " Aku tidak tahu apakah Aku mampu mengorbankan kebahagiaan anakku untuk kebahagiaan kita? Aku bukan istri yang baik karena sudah menduakan cinta suamiku tetapi Aku harap aku akan menjadi ibu yang baik untuk anakku" Kata Ratu Sabrina dengan hati yang gelisah.     

Ratu Sabrina sangat takut kalau Perdana Menteri Salman akan mencelakai Alena. Alena adalah hidup dari Nizam dan Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana sedihnya Nizam kalau sampai kehilangan Alena.     

"Tolong jangan bunuh Putri Alena, Aku mohon dengan sangat. Biarkan dia hidup. Bukankah dia dan Putri Rheina sudah bersahabat sekarang. Mereka berdua ada dikediaman anakku. Aku yakin mereka tidak akan ada masalah jika harus bersama" Kata Ratu Sabrina.     

"Tidak ! Kau jangan takut. Aku tidak akan membunuh Putri Alena tetapi hanya akan memisahkan dia dengan Pangeran Nizam. Akan ada putri Mira yang akan menggantikan Putri Alena di sisi Pangeran Nizam. Dan itu sudah cukup" Kata Perdana Menteri Salman.     

"Anakku sangat mencintai Putri Alena. Ia tidak akan pernah memaafkan Aku kalau sampai Aku melukai Putri Alena. Aku tidak ingin hidup kalau sampai anakku membenciku" Kata Ratu Sabrina.     

"Jadi kau lebih memilih anakmu daripada Aku?" Perdana Mentri Salman mendadak marah karena perkataan Ratu Sabrina. Ratu Sabrina menghela nafas.     

"Aku ini masih seorang ibu, jangankan cinta, nyawakupun akan Aku berikan untuk anakku" Kata Ratu Sabrina sambil menundukkan wajahnya. Perdana Menteri Salman jadi terdiam, Ia berusaha menahan amarahnya. Perkataan Ratu Sabrina menyadarkan dirinya bahwa tidak semua rencananya harus diketahui oleh wanita yang dihadapannya. Ia salah kalau sampai memaksa Ratu Sabrina untuk memilih dirinya dan anaknya.     

"Maafkan Aku. Aku salah telah mengatakan semua itu kepadamu. Baiklah Aku tidak akan melukai Putri Alena tetapi kita tetap harus berusaha agar Putri Mira di nikahi secara resmi oleh Pangeran Nizam"     

Ratu Sabrina menganggukan kepalanya, "Aku akan berusaha melakukannya. Aku takut kalau sampai suamiku tahu tentang hal ini maka dia bisa terkena serangan jantung" Kata Ratu Sabrina sambil menghela nafas. Ia memang tidak mencintai suaminya tetapi walau bagaimanapun Ia juga menyayangi Raja Walid. Pria itu sangat mencintainya dan berusaha membahagiakan hidupnya. Sayangnya dia tidak mencintai Raja Walid, cintanya sudah terlanjur dia berikan ke Perdana Menteri Salman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.