CINTA SEORANG PANGERAN

Kebingungan Ratu Sabrina



Kebingungan Ratu Sabrina

0Latifa yang berdiri di dekat pintu memperhatikan tingkah majikannya dengan sedih. Mengapa Ratu Sabrina harus terjebak ke dalam kelicikan Perdana menteri Salman sehingga sekarang ada orang yang memanfaatkannya.     
0

Latifa sendiri bukannya tidak tahu kalau Ratu Sabrina sekarang sedang sangat panik. Selama Ia menjadi asistennya Ratu Sabrina belum pernah Ia melihat Ratu Sabrina mengamuk sampai kehilangan kendali. Segenting apapun masalah nya Ratu Sabrina pasti dapat mengatasi permasalahannya dengan tenang. Ia selalu bersikap dingin, anggun dan cerdas.     

Tetapi kali ini kecerdasannya hilang sudah, Ratu Sabrina benar - benar seperti bocah lima tahun yang sedang mencari teman mainnya dalam permainan petak umpet. Bagaimana mungkin Ratu Sabrina sampai mencari - cari ke tempat yang tidak mungkin ada orangnya. Di bawah tempat tidur, dibalik tirai, dibalik lemari, di bawah kursi, semua di periksa oleh Ratu Sabrina sambil berteriak - teriak meminta orang itu keluar.     

"KELUAR KAU SETAN ! jangan harap kau dapat lolos dariku. Aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku sendiri" Teriak Ratu Sabrina dengan kalap. Ia kemudian menarik tirai di jendela sambil menangis. Perdana Mentri Salman menatap Ratu Sabrina dengan hati pedih. Ia segera memburu wanita yang sangat Ia cintai itu dan hendak memeluknya. Tetapi Ratu Sabrina malah menjauh sambil menunjuk ke arah Perdana Menteri Salman.     

"Pergi ! Jangan mendekat ! Jangan ! Aku tidak mau ada yang mengambil foto kita lagi. Kita harus menjaga jarak sampai orang itu dapat tertangkap" Kata Ratu Sabrina sambil menghapus air matanya yang jatuh berderai. Tangan Perdana Mentri Salman jadi tergantung lalu kemudian turun dengan perlahan.     

"Sayang.. berhentilah mengamuk. Kau akan menyakiti dirimu sendiri. Kemarilah.. duduklah. Kita harus tetap tenang. Karena kalau kita panik itu akan membuat kita semakin salah langkah" Kata Perdana menteri Salman kepada Ratu Sabrina. Ratu Sabrina kemudian perlahan menyadari kesalahannya. Dengan langkah gontai Ia segera berjalan ke arah sofa dan duduk sambil menyandarkan tubuhnya yang terasa sangat lemah ke sandaran kursi.     

"Siapa yang telah mengambil foto kita? Apakah pelayan atau penjaga? Siapa yang telah berkhianat. Ini sangat sulit Aku percaya. Orang - orang di dalam istanaku sangat aku percaya karena mereka terikat dengan perjanjian sebelum mereka menjadi orang - orang yang bekerja di istanaku.     

Aku telah menjamin kehidupan seluruh keluarganya sepanjang dia hidup melayaniku. Tetapi Aku juga akan membunuh semua keluarganya jika orang itu sampai mengkhanatiku. Rasanya tidak mungkin ada orang - orangku yang berani mengkhianatiku.     

Tetapi kalau aku mencurigai orang luar itu semakin mustahil karena orang luar tidak mungkin dapat masuk ke dalam istanaku. Ya Tuhan.. Aku sampai hilang akal memikirkan siapa yang telah berani mengambil foto kita dan bagaimana dia bisa mengambil foto - foto itu" Kata Ratu Sabrina sambil mengambil gelas minumannya dan meminumnya agar Ia bisa membasahi kerongkongannya yang kering.     

Ia juga memijat keningnya dengan kedua tangannya karena Ia merasa sangat pusing. Perdana Mentri Salman kemudian mendekat. Ratu Sabrina menatap dengan tajam.     

"Mau apa kau?" katanya dengan tajam. Perdana Mentri Salman tampak tersenyum, "Aku mau memijat keningmu" katanya dengan suara parau. Mata Ratu Sabrina yang berwarna coklat muda itu tampak melebar. Kulitnya yang putih tampak memerah, "Tidak boleh ! " Katanya sambil menggeser duduknya.     

"Mengapa ? Bukankah kau sedang pusing"     

"Nanti ada yang mengambil foto kita"     

"Biarkanlah ! Bukankah foto - foto itu sudah terlanjur diambil" Kata Perdana Mentri Salman sambil tetap menggeser duduknya  mendekati Ratu Sabrina.     

"Ih sana menjauh !" Kata Ratu Sabrina sambil mendorong dada Perdana Mentri Salman. Perdana Menteri Salman malah memegang tangan Ratu Sabrina lalu mengelusnya. Ia sudah melupakan perkataanya tadi tentang ada orang yang akan mengambil foto mereka.     

"Aku sudah berpikir jernih tentang masalah ini " Kata Perdana Mentri Salman sambil terus mengelus tangan Ratu Sabrina dengan lembut untuk menenangkan Ratu Sabrina.     

"kapan kau berpikir?" Kata Ratu Sabrina mulai melemah. Ia tidak lagi menarik tanganya tapi membiarkan Perdana mentri Salman mengelus tangannya. Ratu Sabrina sangat menikmati sentuhan itu dan perkataan dari Perdana Mentri Salman tampak menenangkan hatinya.     

"Tadi ketika melihat kau mengamuk" Kata Perdana Mentri Salman sambil duduk mendekat. Lalu kemudian menyenderkan kepala Ratu Sabrina ke bahunya. Tangan kirinya melingkar ke bahu ratu Sabrina. Latifa langsung melengos menyaksikan pemandangan yang menjijikan itu. Ia sangat tidak menyukai perselingkuhan mereka walaupun mereka saling mencintai, Tetapi baginya perselingkuhan itu adalah hal yang paling menjijikkan bukankah Ratu Sabrina itu memiliki suami yang begitu mencintainya.     

"aku minta maaf karena sudah kehilangan kendali" Kata Ratu Sabrina sambil membenamkan mukanya ke dada Perdana mentri Salman.     

"Tidak apa - apa. Aku malah senang melihatmu mengamuk. Itu tandanya kau adalah manusia normal yang masih memiliki hati dan perasaan" Kata Perdana Mentri Salman sambil tetap tersenyum.     

"Katakan kepadaku, Kau memiliki ide apa tentang masalah ini"     

"Kita harus mencari aman sebelum orang itu menyebarkan foto kita"     

"Mencari aman bagaimana maksudnya? " Ratu Sabrina mengerutkan keningnya. Ia mengangkat mukanya lalu menatap wajah Perdana Menteri Salman dengan sangat dalam.     

"Bukankah orang itu hanya meminta Pangeran Nizam untuk menikahi Putri Mira. Kita katakan saja permasalahan ini kepada Pangeran Nizam"     

"Apa kau gila? Satu hal yang paling menakutkan adalah anakku mengetahui permasalahan ini. Dia sangat mencintai ayahnya. Kalau sampai Ia tahu aku mengkhianati ayahnya maka Ia pasti akan membunuhku" Wajah Ratu Sabrina tampak sangat ketakutan. Ia memegang lengan Perdana Mentri Salman dengan erat. Mukanya kembali terlihat panik     

"Maka dari itu kita harus memberitahukannya terlebih dahulu sebelum Yang Mulia Pangeran Nizam mengetahuinya sendiri. Jika kita memberitahukannya sendiri maka kita akan menunjukkan kepada Yang Mulia kalau kita tidak bersalah. Kita harus berusaha agar putri Mira segera dinikahi secara sah oleh Yang Mulia Pangeran Nizam"     

"Putri itu tapi sebenarnya tidak layak untuk anakku. Ia sudah banyak berdusta kepada kami," Kata Ratu Sabrina. Ia sebenarnya ingin sekali  menindak Putri Mira karena kesalahannya tetapi Ia masih menimbang - nimbang pemberian hukuman itu karena Ia masih sangat menghargai Ratu Ariel dan Sultan Mahmud.     

"Jangan terlalu memperdulikan hal itu. Bukankah Putri Mira sangat mencintai Pangeran Nizam dan itu sudah cukup membuktikan kalau dia akan menjadi istri yang baik apapun yang telah Ia lakukan" Kata Perdana Menteri Salman.     

Ratu Sabrina mendesah dengan resah. Ia benar - benar kebingugan. Walau bagaimanapun nalurinya sebagai seorang ibu tidak ingin melihat anaknya menderita. Tingkah Putri Mira sangat tidak Ia tolelir. Berpura - pura gila dan membuat panik semua orang adalah dosa yang sangat besar di matanya. dan itu menunjukkan bahwa Putri Mira adalah orang yang menghalalkan segala cara.      

Wanita seperti itu sangat tidak layak untuk menjadi istri Nizam tetapi ancaman orang itu cukup menakutkan,. kalau sampai foto - fotonya tersebar di medsos maka habislah reputasinya sebagai seorang ratu. Bahkan mungkin Ia akan dihukum gantung karena perselingkuhan ini. Ratu Sabrina jadi kebingungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.