CINTA SEORANG PANGERAN

Ini Semua Akibat Pangeran Abbash



Ini Semua Akibat Pangeran Abbash

0Mata Nizam menyipit dengan kening berkerut dan bibir mengerucut. Pria yang amat dibencinya itu ada di depan matanya. Nizam sangat ingin membunuh dengan kedua tangannya sendiri tetapi tentu saja itu tidak mungkin Ia lakukan. Nizam menegakkan badannya seperti binatang yang siap bertarung.     
0

"Hormat kepada Ayah mertuamu! " Ratu Sabrina memerintah dengan nada tajam. Nizam membungkukkan badannya dengan kaku. Nizam biasanya sering berbasa basi kepada mertuanya ini. Seperti memberikan hormat atau mencium tangannya. Tetapi kali ini, Ia sulit untuk berbasa basi. Sehingga gerakan tubuhnya menjadi sangat kaku ketika Ia membungkukkan badannya memberikan hormat kepada mertuanya.     

Perdana mentri Salman memegang bahu Nizam dan mengangkatnya,     

"Jangan berlaku seperti ini Yang Mulia. Anda adalah calon raja kami jadi seharusnya Hamba yang memberikan hormat kepada Yang Mulia" kata Perdana mentri Salman sambil membungkukkan badannya. Nizam gemetar menahan diri agar tidak menendang ayah mertuanya ini dengan kakinya.     

"Apa maksud dari paman Salman dengan ancaman pada Ibunda dan Ayahanda" kata Nizam sambil menatap tajam kepada mertuanya itu.     

Perdana menteri Salman lalu berbalik kepada Ratu Sabrina, membungkuk dan berkata, "perlihatkan ancaman yang sudah Yang Mulia terima kepada Pangeran Nizam" Kata perdana menteri Salman kepada Ratu Sabrina. Mendengar perintah Perdana Menteri Salman, Nizam langsung mendesis.     

"Hari ini sungguh hebat, Aku bisa melihat kalau bawahan sudah memerintah atasan. Paman Salman benar - benar memegang kuasa di istana Ibunda" kata Nizam dengan nada sinis membuat wajah Perdana Menteri Salman dan Ratu Sabrina menjadi gelap karena marah tetapi mereka menyadari kesalahannya. Perdana Menteri Salman segera memberikan hormat dan meminta maaf.     

"Sungguh hamba tidak bermaksud untuk berlaku seperti itu, hamba hanya merasa ketakutan dengan ancaman yang diperoleh oleh Ratu Sabrina karena jika tersebar akan menimbulkan kekacauan yang sangat besar" Kata Perdana Menteri Salman.     

Ratu Sabrina segera menghampiri anaknya dan mengusap lengan Nizam yang besar dan kekar,     

"Jangan terlalu sensitif anakku, Pamanmu itu berlaku seperti itu karena dia sama paniknya dengan ibunda. Kemarilah ! Lihat! hari ini ibunda menerima ancaman kalau Kau tidak menikahi Putri Mira maka foto Ibunda akan tersebar ke seluruh negeri."     

Nizam mengerlingkan matanya dan melirik ke arah tablet yang diperlihatkan ibunya dan Nizam terkejut melihat gambar - gambar yang ada dilayar tablet ibunya.     

Foto - foto ibunya dengan Perdana Menteri Salman tampak terpampang jelas dengan berbagai fose. Walaupun fose itu bukanlah fose mesra tapi cukup menunjukkan kalau mereka memiliki hubungan yang lebih dari sekedar dekat.      

Nizam sudah melupakan tata krama dan etika lagi. Ia mengambil tablet itu dan melemparkannya ke lantai hingga hancur berkeping. Ratu Sabrina dan yang lainnya langsung berteriak histeris. Apalagi kemudian Nizam berbalik dan langsung melayangkan pukulan kepada Perdana Mentri Salman.     

Perdana Mentri Salman langsung terpental menghajar sofa yang ada di depannya. Nizam bergerak lagi dan hendak menendang perdana Menteri Salman tetapi Ibunya langsung menghalangi gerakan Nizam.     

"Demi Tuhan! Hentikan kegilaan ini ! Apa yang akan kau lakukan?" kata Ratu Sabrina sambil mencekal tangan Nizam. Nizam berusaha melepaskan cekalan tangan ibunya dan berteriak,     

"Aku akan membunuh  orang ini. Aku sudah cukup menahan kesabaran selama ini. Dia mengotori istana ini. Dia merusak kedamaian di istana Azura" Kata Nizam dengan lantang,     

Perdana Menteri Salman tampak terduduk dengan tubuh gemetar. Ia memang memperkirakan kalau Nizam akan marah tetapi tidak sampai semarah ini. Dan perdana menteri Salman langsung merasa ketakutan. Nizam terlihat sangat marah dan kemungkinan Ia dapat membunuh dirinya dengan sekali tendang. Perdana Menteri Salman tidak berani berkata apapun. Ia hanya berharap kalau Ratu Sabrina dapat menenangkan anaknya.     

"Dia adalah mertuamu !  Kau jangan gegabah"  Ratu Sabrina berusaha menenangkan anaknya     

"Aku tidak pernah punya mertua seperti dia. Dia adalah bangsat yang sudah banyak mempengaruhi ibunda untuk berbuat salah"     

"Yang Mulia, Hamba mengaku salah tetapi apa yang terlihat di foto itu bukanlah yang sebenarnya. Hamba tidak pernah berbuat kurang ajar sedikitpun kepada Ratu Sabrina. Hubungan kami hanya sebatas permasalahan kerajaan.     

Orang itu sudah menggunakan teknik edit yang sangat baik sehingga seakan - akan kami sangat dekat. Hamba bukanlah orang yang tidak tahu etika. Hamba mohon Yang Mulia untuk berpikir jernih.     

Hamba tidak keberatan kalau hamba harus mati, tetapi jika foto - foto ini menyebar di kerajaan maka pasti akan menimbulkan kekacauan dan jika Yang Mulia Raja Walid tahu, hamba takut kesehatannya semakin terganggu" Kata Perdana Menteri Salman langsung membuat Nizam tidak berkutik.     

Yang paling menakutkan bagi Nizam adalah jika ayahnya sampai tahu kejadian ini. Bagaimana bisa ayahnya akan tahan jika melihat wanita yang sangat dicintainya berhubungan dengan bawahan yang sangat Ia percayai. Jangan - jangan jantung ayahnya akan langsung berhenti berdetak.     

Nizam mengepalkan kedua tangannya dan Ia lalu menendang meja kecil yang ada di depannya dengan sekali tendang. Meja itu meluncur tepat ke arah kepala Perdana Menteri Salman sehingga semuanya langsung menjerit sambil menutup matanya dan membayangkan wajah Perdana mentri Salman yang akan terluka karena hantaman meja itu.     

Tetapi ternyata meja itu tidak menghantam muka Perdana Menteri Salman, meja itu menghantam tiang yang ada di dekat Kepala Perdana Menteri Salman. Nizam sengaja mengarahkannya kesana. Ia tidak mau menambah masalah dengan membunuh orang busuk itu. Karena jika ia membunuhnya berarti sama saja dengan membenarkan hubungan itu.     

"Nizam, anakku tenanglah ! " Kata Ratu Sabrina sambil menelan ludahnya yang terasa kering. Ia sangat ketakutan melihat kemarahan Nizam.     

"Ini semua karena ibunda," Kata Nizam berbalik ke arah ibunya.     

"Aku tidak melakukan apapun " Kata Ratu Sabrina tetap berkelit. Ia tidak berani mengerling ke arah Perdana Menteri Salman untuk menghindari apapun yang membangkitkan kecurigaan Nizam.     

"Aku sudah bilang untuk tidak terlalu dekat dengan Pria itu" Kata Nizam dengan badan menggigil.     

"Ibunda tidak tahu kalau ini akan dimanupulasi orang lain. Hubungan kami murni hubungan kerja tetapi mengapa bisa seperti ini"     

"Siapapun orang itu, pasti ada kaitannya dengan kerajaan Zamron" Kata Nizam.     

"Tentu saja Anakku, Karena ini semua ulah Pangeran Abbash" Kata Ratu Sabrina kepada Nizam.     

"Pangeran Abbash ? Ada apa dengan dia? Omong kosong apa lagi ini?" kata Nizam dengan muka menghitam karena marah. Perdana Menteri Salman sekarang yang tidak tahan untuk melirik Ratu Sabrina. Ia dan Ratu Sabrina sudah merencanakan semuanya dengan matang sejak foto itu terkirim kepada Ratu Sabrina. Dan Perdana Menteri Salman bukanlah orang bodoh yang tidak bisa menggunakan otaknya.     

"Hamba akan jelaskan. tetapi Hamba tidak berani menjelaskan jika emosi Yang Mulia masih tidak stabil" Kata Perdana Menteri Salman dengan hati - hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.