CINTA SEORANG PANGERAN

Kebingungan Pangeran Thalal



Kebingungan Pangeran Thalal

0Nizam memakan sarapannya dengan lahap malah mendekati rakus. Nizam melahap Shawarma dengan penuh kenikmatan. Shawarma adalah jenis makanan yang berasal dari Timur Tengah dan bisa juga dihidangkan untuk sarapan.     
0

Shawarma adalah Roti pita tipis didalamnya berisi daging domba cincang atau ayam cincang, daun peterseli, irisan bawang Bombay dan tomat. dimakan dengan tambahan saos dan mayonaise. Karena ini di Indonesia maka Shawarma yang dimakan Nizam tentunya dimasak ala chef Indonesia. Walaupun rasanya agak berbeda dengan yang di Azura tapi bagi Nizam itu sudah lebih dari cukup.     

Ia sendiri bukanlah tipe orang yang rewel tentang makanan. Hidup lama di luar negeri membuat lidahnya mudah beradaptasi. Makanan Indonesia juga kadang Ia makan. Walaupun sebatas mencicipi. Asal jangan dikasih gudeg, rujak cingur, rendang atau makanan apapun yang rasanya terlalu manis, asam atau pedas. Makanan favoritnya adalah nasi goreng. Tapi itupun sebatas mencicipi kalau Alena kebetulan sedang makan. Nizam melirik Istrinya yang kembali terlelap Setelah makan sarapannya.     

Alena cuma makan roti lapis keju dan telur ceplok. Itu juga dipaksa Nizam karena khawatir dengan kondisi kandungan Alena. Alena juga meminum susu hamil yang disiapkan Arani. Masih ada waktu sekitar dua jam sebelum ke kantor polisi. Nizam pun membuka iPad nya dan mulai membaca e-book tentang kepemerintahan. Disampingnya Ia menyimpan segelas kopi espresso yang lumayan pahit untuk mengusir rasa ngantuk.     

Ketika Ia menghirup kopi espresso nya Handphonenya berbunyi lagi. Nizam meliriknya. "Hmm.. Pangeran Thalal" Nizam segera mengangkatnya. Dan Ia mengangkat handphonenya langsung disamping Istrinya. Ia tidak pernah khawatir Alena akan terbangun. karena Alena akan tetap tertidur walaupun ada hujan badai. Kecuali kalau Bibirnya digigit dengan keras.     

"Assalamualaikum Thalal" Nizam memberikan salam.     

"Waalaikumsalam Kakak, Semoga Yang Mulia selalu sehat dan panjang umur. Hidup dengan penuh keberkahan"     

"Aamiin.." Kata Nizam sambil matanya tetap melihat ke arah iPadnya.     

"Kakak..ini sudah hampir mau sebulan. Kakak tahu bahwa lima hari lagi adalah pernikahanku dengan adiknya Putri Reina."     

Nizam tercekat, Ia langsung menyimpan iPad nya. "Sebentar Thalal, jangan dulu bicara"     

Nizam melirik Alena memastikan Istrinya masih terlelap. Nizam lalu bangun. bahkan Ia berjalan keluar dari kamarnya, Ia takut kalau Alena bangun dan mendengarkan pembicaraan ini. Bisa berabe urusannya.     

Nizam berada di lorong kamar. Dan Ia berdiri diujung lorong dekat dengan jendela tapi tidak terlalu jauh dari kamarnya. Ali dan Fuad melihat Nizam keluar dan akan menghampiri untuk menanyakan keperluan Nizam tapi Nizam mengangkat tangannya dan memberikan isyarat kalau mereka tidak usah mendekat. Ali dan Fuad akhirnya diam ditempat Setelah membungkukkan badannya memberi hormat.     

"Aku lupa kalau Kau memang akan menikah lima hari lagi. Hahhhhh... bagaimana reaksi Chyntia?"     

Pangeran Thalal langsung murung ditanya seperti itu. Ia bukanlah tipe seperti Nizam yang bisa bernegosiasi atau bertindak keras. Kenyataan bahwa Pertunangan ini sudah di atur jauh-jauh hari membuat Ia tidak bisa mengelak seperti Nizam menikahi Putri Lili adiknya Putri Reina. Apalagi Ia akan menikahi dengan dua putri sekaligus. Satu lagi adalah Putri kerajaan Andora, Putri Adira. Serasa pecah kepala Pangeran Thalal memikirkannya.     

"Dia tidak mengatakan apa-apa. Dia adalah tipe wanita yang stabil dan tidak bertindak gegabah. Ia sudah tahu resikonya ketika menikahi Aku. Hanya saja dari matanya Aku bisa melihat kesedihannya dan itu malah membuat ku semakin sakit hati. Aku lebih rela dia memukuliku" Pangeran Thalal menjawab     

Nizam mengusap-usap dagunya oleh telunjuknya.     

"Kamu tahu Thalal, Aku tidak terlalu mengkhawatirkan Cynthia. Karena Ia pasti tidak akan melakukan hal-hal yang diluar nalar. Aku malah takut Istriku akan mengamuknya."     

Pangeran Thalal tercengang. Ia yang akan menikah lagi tetapi mengapa kakaknya malah takut Istrinya yang akan mengamuk.     

"Tapi mengapa Kakak?" Pangeran Thalal bertanya.     

"Yaaah...Kamu tahu kan Putri Alena seperti apa? Cynthia adalah sahabatnya kalau Ia tahu Kau menyakitinya Ia bisa berubah jadi macan dan mencakar. Jangan-jangan malah Aku yang akan kena hajar. Karena dianggapnya Aku tidak bisa menghentikan pernikahan Kau" Nizam jadi senyum-senyum sendiri.     

Pangeran Thalal jadi terdiam.     

"So..bagaimana dengan kamu sendiri. Apakah Kau menginginkannya atau tidak?" Akhirnya Nizam kembali yang bicara.     

"Kalau Kau tidak menginginkannya, kau tinggal bilang saja tidak mau. Biar sisanya Aku yang atur" Kata Nizam dengan enteng.     

Pangeran Thalal masih terdiam.     

"Aku tidak punya keberanian menolak keinginan Ibunda" Suara Pangeran Thalal terdengar lemah.     

"Kalau begitu nikahi saja mereka"     

"Aku takut menyakiti Cynthia"     

"Kau ini plin plan sekali jadi orang. Takut menyakiti hati ibu atau takut menyakiti hati istri? Tentukan dengan benar. Pikirkan sampai besok. Jadi laki-laki itu yang tegas. Jangan cengeng. Apalagi Kamu akan jadi perdana menteri. Tegas sedikit. Intinya ini adalah tentang hatimu bukan tentang memilih ibu atau istri. Karena kedua-duanya juga tidak boleh disakiti.     

Ibu yang telah melahirkan mu, dimana berkahnya akan menjadi penerang dalam hidup kamu. Sedangkan istri adalah seseorang yang akan selalu ada disampingmu, tempat kau saling berkasih, tempat kau melabuhkan rasa cinta, seseorang yang akan menghilangkan seluruh gundahmu hanya dengan melihat senyumnya. Seseorang yang akan melahirkan keturunan mu. Jadi pikirkan mana yang paling mendatangkan maslahat untuk mu.     

Ingat Agama kita tidak melarang kita untuk beristri lebih dari satu. Tapi kalau seandainya malah nanti akan lebih banyak mendatangkan mudharat bagimu. lebih baik kau pikirkan lagi dengan matang" Nizam bicara panjang lebar.     

"Kalau kau putuskan untuk menolak pernikahan itu. Biar Aku yang bicara dengan ibundamu. Hari ini Aku harus menyelesaikan urusan ku dulu. mungkin besok atau lusa Aku dan Alena baru akan pulang." Nizam membiarkan Pangeran Thalal untuk berpikir terlebih dahulu.     

"Iya Kakak. Izinkan Aku untuk berpikir dulu. Nanti malam Aku akan menghubungi Kakak lagi. Terima kasih Kakak. Semoga Kakak selalu berbahagia. Assalamualaikum"     

"Waalaikumsalam" Nizam menjawab sambil menutup teleponnya. Ia menghela nafas panjang. Pasti akan ada kekacauan besar kalau Pangeran Thalal sampai tidak jadi menikahi adiknya Putri Reina. Perdana menteri pasti murka ketika dua anak gadisnya di tolak oleh Nizam dan Pangeran Thalal.     

Nizam mengangkat bahunya. " Yang akan terjadi, terjadilah. Mau perang, perang saja sekalian" Kata Nizam dalam hati sambil masuk ke dalam kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.