CINTA SEORANG PANGERAN

Perdebatan Nizam, Alena dan Pangeran Abbash



Perdebatan Nizam, Alena dan Pangeran Abbash

0Alena memeluk Alexa dan menatap Nora dengan wajah penuh curiga. Matanya menatap tajam dengan wajah tegang. Tetapi Nora malah tersenyum lembut dan mengulurkan tangan menyentuh kepala Alexa. " Jangan menatapku seperti itu Alena. Aku tidak bermaksud untuk berbuat jahat kepadamu" Kata Nora sambil kemudian melangkah mundur. Ia seperti kijang yang begitu waspada karena dia sedang mengatakan sesungguhnya. Ya dia adalah pangeran Abbash yang menyusup ke tubuh Nora.      
0

Ketika jiwanya melayang Pangeran Abbash mencari - cari, siapakah yang akan dia jadikan perantara. Orang itu harus dengan perasaan yang sensitif seperti marah atau sedih. Pangeran Abbash lalu melihat Nora yang sedang marah karena Amar yang melamar Zarina. Sehingga ketika dalam keadaan marah Pangeran Abbash langsung  bisa masuk ke dalam tubuh Nora dengan cepat.     

Sebenarnya Zarina sudah bisa merasakan kehadirannya tetapi walaupun Zarina berbakat secara alami tetapi ilmunya memang belum cukup untuk bisa digunakan. Zarina belum bisa melihat alam ghaib secara jelas, karena memang ilmunya belum tinggi. Ibarat batu permata, Zarina harus digosok dulu agar dapat bersinar terang.     

Alena langsung menjerit histeris, " NIZAAAM!!!! Dia ada di sini..Pangeran itu..  Pangeran Gila itu. Alena bingung dan berlari ke arah Nizam yang masih terlelap     

Nizam sontak membuka matanya dan menggelengkan kepalanya mengusir rasa kantuk. Ia mau meloncat tetapi sadar kalau Ia telanjang. Dan itu berakibat fatal bagi Pangeran Abbas yang berada dalam tubuh Nora. Ia merah padam menatap Nizam, bagaimana tidak, Ia sadar sekali kalau Nizam telanjang pasti sudah bercinta dengan Alena. Dadanya langsung terasa sangat panas karena dendam dan cemburu.     

Nizam terbangun dengan suasana yang diluar dugaan, bukankah tadi Ia dan Alena berdua saja di kamar ini tetapi ternyata sekarang malah terlihat banyak orang, termasuk kedua anaknya ada disini. Nizam meraih jubahnya dan mengenakannya langsung dengan tergesa - gesa. Ia segera menghampiri Alena yang berteriak - teriak sambil memeluk Aleza. Alexa yang sedang digendong tampak kaget mendengar teriakan Alena dan langsung menangis dengan keras. Sedangkan Axel mendengar suara ribut - ribut Ia juga langsung ikut menangis.      

Suara tangis si kembar bersahut - sahutan. Nizam mengambil Axel dari box bayi dan lalu menggendongnya sambil mendekati Alena. Alena bergerak berdiam di belakang Nizam.     

"Kau menyusup ke siapa lagi?" Kata Nizam sambil menatap wajah tiga orang secara bergantian antara Nora, Amar dan Zarina.     

Amar dan Zarina langsung membungkuk memberikan hormat, sedangkan Nora berdiri tegak sambil menatap Nizam dengan penuh kebencian. Nizam langsung tahu Pangeran Abbash ada dimana. Kakinya langsung bergerak menendang Nora. Nora langsung mencelat ke belakang diiringi jeritan Zarina sambil memeluk Amar. Amar langsung mengamankan Zarina dan Alena.      

Nizam bergerak maju dengan Axel dalam gendongan. Pangeran Abbash dalam tubuh Nora tampak berusaha bangun sambil menghapus darah yang mengalir dari sudut bibirnya.     

"Kau memang orang yang jahat Nizam. Kau menyiksa istrimu sendiri, Kau  berkelahi dengan Axel ditanganmu, Apa Kau hendak menjadikan anakmu sendiri sebagai tameng ? Kau tahu Aku sangat menyayangi anak - anakmu itu. Aku tidak akan pernah melawan dengan Axel dalam pelukanmu. Aku akan pasrah Kau pukuli. Ayo pukul Aku.. Pukul" Pangeran Abbash malah berdiri dan menantang Nizam.     

Mata Nizam memerah mendengar kata - kata Pangeran Abbash yang sangat provokatif. " Seumur hidupku Aku belum pernah bertemu dengan orang sepengecut dirimu. Kau adalah pria yang paling menyedihkan sampai kapanpun.     

Kau tidak mampu mencari wanitamu sendiri sehingga kau menginginkan wanita orang lain. Kau juga tidak berani berhadapan langsung denganku sehingga Kau lebih memilih menyusup kepada orang - orang yang tidak berdosa. " Kata Nizam sambil memicingkan matanya. Ia sendiri tidak berani gegabah menghajar Pangeran Abbash karena secara fisik Ia berhadapan dengan Nora.     

Pangeran Abbash langsung murka mendengar kata - kata Nizam. Kata - kata Nizam lebih menyakitkan daripada kata - katanya. Muka Nora tampak memerah.     

"Kalau Kau memang laki - laki segera keluar dari tubuh wanita yang tidak berdosa itu dan lawan Aku dengan tubuhmu sendiri." Kata Nizam sambil tetap menggendong Axel. Ia sama sekali tidak berniat memberikan buah hatinya itu kepada siapapun. Kedudukan Axel lebih penting dari Alexa dalam sistem kerajaan sehingga bahaya yang mengintai Axel lebih besar dibandingkan dengan Alexa.      

" Kau hendak bertarung denganku? Dengan Axel dalam gendonganmu ? Kau hendak mengorbankan anakmu sendiri?" Pangeran Abbash berkata dengan kesal.     

"Jangan berkhayal terlalu jauh. Mengapa kau mengkhawatirkan anak orang lain ? Aku adalah seorang ayah dari anak ini. Dan Aku masih waras untuk mengorbankan anakku sendiri. Lagipula untuk melawanmu Aku tidak harus terlalu waspada. Tingkatan ilmumu jauh dibawahku. " Nizam tampak meremehkan Pangeran Abbash untuk memancing emosinya.     

"Hmmm... kalau tingkatan ilmumu lebih tinggi lalu mengapa Kau sampai tidak mengetahui kalau Aku menyusup ke sini ?" Nora tertawa penuh kemenangan.     

Nizam mendengus, " Kau tahu kelemahanku adalah Aku menjauhi ilmu nonfisik karena takut terjerumus ke dalam kemusyrikan. Tetap Aku tidak takut karena Alloh adalah penolong hamba-Nya yang berpendirian teguh dan mencoba bersikap lurus. Kau sendiri bagaimana? Kau sungguh seorang pendosa dengan menggunakan tubuh orang yang seenaknya. Kau juga pasti meminta bantuan Jin untuk bisa melangkah sejauh ini.     

Ayolah.. Pangeran Abbash. Kapan Kau memiliki keberanian berhadapan denganku langsung. Aku tidak mau mencelakakan asisten istriku" Kata Nizam sambil tetap menatap tajam kepada Nora.     

"Suamiku benar !! Segera Kau keluar dari tubuh Nora. Kau pangeran terkutuk. Beraninya Kau menyusup kemari!! Cepat pergi atau Aku akan memukulmu dengan sepatu" Kata Alena sambil mengintip di bahu Nizam.     

"Alena.. Putri Alena, Mengapa Kau bertahan disamping pria yang selalu menindasmu. Dia berulang kali menyiksamu. Hiduplah denganku Alena. Aku bersumpah akan membahagiakanmu di sepanjang hidupmu. Bawalah Alexa dan Axel bersamamu. Aku tidak keberatan mengurus kalian.     

Hidup bersama Nizam hanya akan mendatangkan bahaya bagi nyawamu. Kau tahu bahwa Nizam masih menyimpan wanita di haremnya. Dan wanita - wanita itu tidak akan tinggal diam. Mereka akan saling berebut untuk dapat berdiri di samping Nizam. Mereka akan menggunakan seluruh kekuatan dan kelicikan untuk merebut gelar istri utama putra mahkota sekaligus calon ratu Azura.     

Apakah hidup seperti itu yang diinginkan olehmu. Hidup denganku akan kupastikan kau sejahtera dan aman disepanjang hidupmu. Bila perlu tahta maka Aku akan menggulingkan kakakku dari kedudukannya. Bila perlu uang Aku akan menimbunmu dengan uang." Kata Nora sambil menatap Alena.     

Alena malah tertawa terbahak - bahak, Ia lalu memberikan Alexa kepada Zarina lalu kembali ke sisi Nizam yang berhadapan dengan Nora.     

"Kalau Kau pikir Aku menikahi Nizam karena hartanya Kau sangat salah. Aku berasal dari keluarga yagn kaya raya, Aku tidak perlu uang dari laki - laki kalau hanya sekedar untuk hidup. Aku juga tidak menginginkan tahta karena Aku bertemu Nizam dalam keadaan ketidaktahuanku siapa Nizam. Aku berpikir dia adalah rakyat biasa.      

"Dan yang paling penting adalah Aku mencintainya dia apa adanya. Kalaupun dia sering berbuat khilap aku anggap itu adalah suatu proses pembelajaran kami sebagai suami istri. Lagipula Aku sendiri bukan istri yang sempurna. Jadi Kau tidak usah membuang - buang waktumu untuk mengharapkan bulan turun dari langit.     

Sampai kapanpun Kau tidak akan pernah mendapatkan cintaku dan diriku. Aku mencintai suamiku, dulu, sekarang, nanti dan selama -lamanya sampai kelak di akhirat " Kata Alena lalu dengan tidak terduga Ia berbalik menghadap Nizam lalu mencium bibirnya dengan sekali raup, Nizam tampak kaget di cium tiba - tiba dalam kondisi yang tidak siap. Jadi mulutnya hanya terbuka kaget menerima serbuan lidah Alena.     

Tetapi kemudian Ia menyadari rencana Alena sehingga kemudian Ia membalas ciuman Alena tak kalah ganasnya. Pangeran Abbash membeku melihat pemandangan di depannya. Hatinya hancur tak berbentuk lagi. Ia hancur berkeping - keping. Hatinya berhamburan ke segenap penjuru dunia.     

Ini terlalu menyakitkan bagi dirinya. Alena yang Ia puja siang dan  malam bermesraan dihadapannya sendiri. " Alena teganya dirimu.. " Pangeran Abbash tampak menghapus tetesan air matanya dengan sedih.      

Ia merindukan Alena siang dan malam. Banyak khayalan yang Ia rajut setiap hari tentang Alena. tetapi Alena bukan saja tidak mencintainya Dia malah pamer kemesraan dengan Nizam pria yang sangat dibencinya.     

Pangeran Abbash langsung keluar dari tubuh Nora dan pergi meninggalkan kediaman ini tergesa - gesa. Pangeran Abbash menyerah sebelum bertarung, Ia kalah total. Ia tidak bisa melawan kecerdasan Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.