CINTA SEORANG PANGERAN

Kedatangan Ratu Sabrina



Kedatangan Ratu Sabrina

0Pangeran Thalal tampak kebingungan sambil menatap ke arah handphonenya. Ia berulang kali mencoba menelpon kakaknya tapi tidak tersambung terus. Wajahnya yang tampan menjadi gusar. Para pelayan yang sedang berdiri di dekatnya juga tampak ikut gelisah.     
0

Pernikahannya sedang dipersiapkan. Tapi Nizam belum datang juga. Cynthia sendiri malah bersikap lebih santai. Pangeran Thalal yang resah. Perasaan jijik mulai merayapi perasaannya. Ia sama sekali tidak berminat untuk menyentuh wanita lain selain Cynthia. Ibunya sudah bolak-balik mengukur pakaian dan menyiapkan segala sesuatunya. Saking Frustasi nya Ia sampai minta rokok ke pelayannya dan mulai menghisap rokok sambil batuk-batuk.     

"Kalau tidak bisa merokok jangan memaksakan diri" Tiba-tiba suara Cynthia terdengar dibelakangnya. Pangeran Thalal menatap istrinya dengan mata berair karena batuk-batuk. Cynthia mencabut rokok di jari suaminya lalu memberikan kepada pelayan sambil berkata, "Keluarlah Kalian semua!!" Katanya dengan suara dingin.     

Pangeran Thalal masih batuk-batuk, Cynthia mengusap punggungnya sambil ngomel-ngomel. Ia lalu memberikan minum pada suaminya.     

"Mengapa Kamu merokok?" Tanya Cynthia sambil merangkul leher suaminya. Lalu mencium mulut Pangeran Thalal. "Mulutmu jadi bau rokok" Pangeran Thalal malah tambah cemberut.     

"Sudah.. tidak usah pasang wajah merajuk kaya anak kecil. Aku tahu kau sedang resah. Resah tapi bahagia" Kata Cynthia sambil sedikit nyengir melihat suaminya akhir-akhir ini terlihat semakin morang-maring karena hari pernikahannya semakin dekat. Bagi Cynthia apapun yang terjadi tidaklah terlalu mengganggu perasaannya. Pertama dari awal Ia sudah siap mental jika harus berbagi suami. Yang kedua entahlah Ia merasa sangat yakin kalau pernikahan itu tidak akan pernah terwujud.     

Jika Pangeran Thalal menikahi adiknya Putri Reina maka hal ini akan menjadi sesuatu yang tidak akan menguntungkan untuk Nizam. Cynthia yakin Nizam tidak akan membiarkan pernikahan ini berlangsung. Sama seperti Pangeran Thalal dari kemarin Ia gelisah karena Alena sama sekali tidak bisa dihubungi. Telepon dari Edward menjawab segalanya.     

"Mengapa Kamu terlihat begitu bahagia karena Aku akan menikah lagi. Aku jadi meragukan rasa cintamu untuk ku?" Kata Pangeran Thalal menatap tajam. Cynthia menjepit hidung mancung Pangeran Thalal dengan kedua jarinya.     

"Tentu saja Aku bahagia. Sekarang Aku akan memiliki bantuan untuk melayani kelakuanmu yang setiap malam tidak pernah puas"     

Pangeran Thalal terbelalak lebar menatap wajah Cynthia. Ia langsung mencekal bahu Cynthia dengan erat dan mengguncangkan dengan keras.     

"Siapa yang tidak pernah puas?? Bicara sembarangan. Bukannya Kau yang selalu menyimpan tanganmu di tempat yang tidak seharusnya setiap malam sehingga selalu membangunkan macan yang sedang tidur."     

Cynthia jadi tersedak. " Tanganku hanya memegang saja. Entah kenapa, Aku jadi tidak bisa tidur kalau tidak memegangnya tapi tidak bermaksud untuk membangunkan mu"     

"Jangan jadi wanita yang so naif. Aku pria normal, Benda itu akan bangun setiap kau pegang. Karena setiap malam kau pegang maka Aku harus keramas setiap pagi bikin pusing saja."     

"Apa Kau keberatan melayaniku setiap malam? Apa Kau kelelahan?" Cynthia mengelus dagu belah Suaminya yang dihiasi jenggot pendek terpotong rapih dan cantik.     

"Uh..kau ini. Sekarang Aku akan buktikan bahwa Aku sanggup melayanimu kapan saja. Sekali, dua kali atau berkali-kali." Pangeran Thalal langsung membopong Cynthia lalu melemparkannya ke atas ranjang. Cynthia sampai memekik kaget. Sebelum Ia bangun untuk melarikan diri. Pangeran Thalal sudah melompat ke arahnya dan Ia pun tidak berkutik lagi.     

Cynthia meronta-ronta ketika dirasakan Ia sudah kelelahan. "Jangan meronta, jangan mengeluh. Kau tadi menantangku" Katanya sambil kembali membenamkan miliknya. Cynthia memekik 'Akh.. pelan-pelan. Sakit.."     

Untungnya Dewi Fortuna memihak kepada Cynthia. "Yang Mulia Ratu Sabrina datang!!!"     

Pangeran Thalal dan Cynthia Terkejut bukan main. Pangeran Thalal malah langsung meloncat bangun dan melepaskan tubuh Cynthia seketika. "Oh Sh*t.. " Cynthia mengomel sambil merapikan pakaian dan rambutnya. Ratu itu benar-benar bagai hantu wanita yang suka datang tiba-tiba dan menakuti semua orang.     

"Persilakan Yang Mulia Ratu Sabrina untuk masuk!!" Kata Pangeran Thalal dengan sedikit serak. Cynthia berdiri disampingnya sambil menggigit bibirnya menahan tawa melihat wajah Pangeran Thalal yang tadi memerah sekarang distel dengan tampilan sok berwibawa.     

Aura kecantikan Ratu Sabrina langsung membuat suasana kediaman Pangeran Thalal sedikit bersinar. Wajahnya yang sangat elok benar-benar memancarkan kewibawaan seorang Ratu besar. Pangeran Thalal dan Cynthia segera memberikan hormat. mencium tangan Ratu Sabrina dan menerima berkah doanya. Ratu Sabrina segera duduk di tempat Pangeran Thalal duduk sedangkan Pangeran Thalal dan Cynthia duduk disampingnya.     

Pangeran Thalal menundukkan kepalanya apalagi Chyntia Ia benar-benar terdiam seribu bahasa. Ia lebih menakuti Ratu Sabrina dibandingkan dengan mertuanya sendiri. Jangankan menatap wajah nya mendengar suaranya saja sudah membuat hatinya ketar-ketir.     

"Pangeran Thalal sebelumnya Aku benar-benar meminta maaf padamu"     

"Hamba tidak berani yang Mulia menerima permintaan maaf Ibunda Ratu yang Mulia. Karena Hamba siap mempertaruhkan hidup Hamba untuk Yang Mulia"     

Ratu Sabrina tersenyum. "Aku sangat menghargai pengabdian mu"     

"Kiranya yang Mulia dapat menyampaikan titah apa yang dapat Hamba laksanakan??" Kata Pangeran Thalal     

"Kau tahu? tadi Pangeran Nizam menelpon ku. Ia meminta penundaan pernikahanmu. Dan segera datang ke Indonesia bersama Cynthia untuk menolong Putri Alena."     

Pangeran Thalal Terkejut Ia segera menatap wajah Ratu Sabrina tapi kemudian menunduk lagi. Dalam hatinya Ia ingin sekali berteriak dan melompat bahagia. Dan tanpa bertanya apa masalahnya Pangeran Thalal langsung menjawab penuh semangat.     

"Baiklah Yang Mulia, apapun itu. Hamba akan segera ke Indonesia bersama Cynthia"     

"Apa Kau tidak merasa sedih, karena pernikahan mu batal?" Ratu Sabrina sedikit heran melihat kegembiraan pada Wajah Pangeran Thalal yang tidak bisa disembunyikan.     

Untungnya Pangeran Thalal segera menguasai emosinya. "Hamba hanya merasa bahwa titah Yang Mulia ada di atas kegembiraan hamba. Mengapa Hamba harus bersedih dengan ditundanya pernikahan hamba. Malahan Hamba merasa sangat beruntung karena dapat menolong Putri Alena."     

"Oh.. baiklah kalau begitu. Bersiap lah. sore ini juga pergilah Kalian ke Indonesia"     

Pangeran Thalal menundukkan kepalanya lagi dalam-dalam. matanya melirik ke arah Cynthia dengan binar-binar bahagia. Sementara Cynthia hanya menundukkan kepalanya tidak sedikitpun Ia menunjukkan wajahnya ke hadapan Ratu Sabrina. Ia tidak ingin Ratu itu membaca raut wajahnya yang tak kalah berserinya dengan wajah Suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.