CINTA SEORANG PANGERAN

Mengumpulkan Kekuatan (2)



Mengumpulkan Kekuatan (2)

0Begitu melihat Cynthia, Alena menghambur kedalam pelukannya dan menangis tersedu-sedu. Suasana sesaat jadi hening. Pangeran Thalal bangkit dan memeluk kakaknya dengan erat kemudian mencium tangannya.     
0

Nizam membiarkan Alena menangis dibahu Cynthia. Ia sedang menumpahkan perasaannya. Hingga kemudian mereka lalu saling melepaskan pelukannya dan duduk. AKBP lalu berdiri.     

"Silahkan Yang Mulia untuk berbincang terlebih dahulu. Kami akan menyiapkan para pengacara yang akan membela Nyonya Alena. Diruangan yang lain. Oh ya Sidang perdana adalah besok. Kita akan saling memaparkan bukti dan saksi yang dimiliki oleh kedua belah pihak. Semoga ada keajaiban yang dapat menolong kita semua."     

Semua menjawab Amin, Nizam mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala kebaikan AKBP Santosa.     

"Dia kelihatannya orang yang baik." Pangeran Thalal melihat ke arah AKBP Santosa.     

"Ya...dia bahkan lebih baik dari adikku sendiri." Nizam berkata dengan wajah masam.     

Pangeran Thalal tersedak, "Jangan berkata begitu. Aku telat karena bsedang menyelidiki kasus Kakak Putri"     

"Kepada siapa Kau bertanya? Bukankah seharusnya Kau bertanya kepadaku. Apa ada orang lain yang lebih tahu dibandingkan Kami"     

"Nizam.. Bagaimana kasus ini bisa sampai begini melebar?" Cynthia tiba-tiba mengalihkan perhatian Nizam dari menginterogasi suaminya.     

"Yaah.. begitulah. Sebenarnya kasus ini sudah Aku prediksi kan. Orang tua mana yang tidak kalap melihat kenyataan anaknya meninggal karena hal konyol. Mereka tidak akan pernah berhenti sampai Alena masuk penjara."     

"Hal apa yang memberatkan Kakak Alena? yang pastinya bukan atas kasus pembunuhan bukan?" Kata Pangeran Thalal.     

"Tentu saja mereka tidak bisa membuktikan kasus pembunuhan. Tidak ada sidik jari Alena pada kedua senjata itu. Tetapi tuduhan yang dialamatkan kepada Alena adalah perbuatan kelalaian yang menyebabkan terjadinya pembunuhan itu. Mereka menuduh Alena merayu Andre dan Nendri sehingga mereka jadi saling berkelahi. Kalau sampai terbukti maka Alena terancam penjara 5 tahun."     

"Mengapa mereka sangat jahat." Pangeran Thalal merutuk dengan geram.     

"Itulah cinta seorang Ayah kepada anaknya" Kata Nizam.     

"Cinta yang tidak memakai otak hanya akan mendorong anaknya ke dalam jurang kenistaan dan penderitaan" Kita Cynthia sambil menggenggam tangan Alena.     

Pangeran Thalal dan Nizam memandang ke arah Cynthia dengan pandangan heran.     

"Cinta orangtua kepada anaknya seharusnya membuat si anak menjadi pribadi yang baik, tegar, mandiri dan bijaksana. Orangtua harusnya mengajari mereka perbuatan mana yang baik dan benar dan mana salah. Hartono ini sepertinya tipe orang tua yang memberikan segala yang diinginkan anaknya tanpa memperhatikan pendidikan moralnya. Akibatnya Andre tumbuh menjadi anak yang semaunya dan bertindak apapun yang Ia inginkan.     

Ketika bertemu Alena untuk pertama kalinya. Aku melihat Ia begitu menyukai Alena. Alena waktu itu sedang gundah menunggu berita dari Nizam. Hanya Aku yang menyadari betapa Andre sangat menyukai Alena. Ia bahkan mengabaikan keberadaan Sisca yang berada bersamanya. Ia tahu Alena tidak menyukainya. Hal inilah yang membuat Ia semakin merasa tertantang dan penasaran. Sejak kecil kemungkinan Ia terbiasa mendapatkan apapun yang Ia inginkan. Tetapi kali ini Ia terkena batunya." Cynthia bicara panjang lebar     

"Kau benar Cynthia, Sekarang yang harus kita lakukan adalah mematahkan kesaksian Sisca." Nizam berkata pelan. Ia sebenarnya meragukan kemampuan para pengacaranya dalam membela Alena.     

Cynthia menganggukkan kepalanya, Ia lalu menatap wajah suaminya. Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya. Untuk tidak memberi tahu dulu apapun tentang Edward. Pangeran Thalal tahu bahwa Nizam sangat keras kepala. Kalau sampai Nanti Nizam tidak mau menerima bantuan Edward maka kemungkinan Alena mendekam dipenjara semakin besar.     

Alena tiba-tiba berkata." Besok adalah sidang pertama Aku. Sebenarnya hanya tinggal membuktikan bahwa Sisca berbohong maka Aku akan bebas"     

Nizam, Thalal dan Cynthia menatap wajah Alena dengan heran.     

"Cuma masalahnya adalah siapa yang akan memberikan kesaksian tentang kebohongan Sisca" Alena berkata lagi.     

"Aku yang akan membuktikan nya" Kata Chyntia.     

"Memang Kau yang akan membuktikannya. Kau adalah saksi yang akan membuktikan bahwa Andre lah yang menyukai Alena untuk pertama kalinya. Makanya Aku meminta mu untuk datang." Nizam menjawab penuh semangat.     

"Aku rasa tidak semudah itu" Pangeran Thalal kemudian menggelengkan kepalanya.     

"Kesaksian Cynthia tidak akan cukup membuktikan bahwa Kakak Putri Alena tidak menggoda Andre. Apalagi berita yang tersebar dimana-mana adalah berita tentang kejelekan Kakak Putri Alena. Aku khawatir hakim akan terpengaruh olehnya. Apa Kakak tahu kejadian di Bali?"     

"Kejadian apa?" Nizam mengerutkan keningnya.     

"Kejadian bahwa Kau memukuli Edward. Itu juga memberikan penilaian negatif pada Kakak Alena. Banyaknya pria tergoda oleh Kakak Putri Alena mendorong bahwa apa yang diberitakan sebelumnya merupakan suatu kebenaran"     

"Apa mungkin kita bisa meminta bantuan Edward untuk bersaksi bahwa Alena tidak bersalah" Cynthia berbicara pelan. Seakan-akan yang sedang Ia lakukan adalah sedang menarik sumbu pemicu suatu Bom.     

Nizam melirik tajam ke arah Cynthia seakan ingin menelannya.     

"Tidak ku izinkan siapapun menyebut nama itu di depanku!!!" Suara Nizam begitu keras dan berintonasi. Membuat semua menjadi terdiam tanpa suara sepatah katapun. Apalagi Alena Ia langsung teringat bagaimana Nizam memberikan pelajaran kepadanya di mobil karena sudah membela Edward. Ia masih teringat rasanya yang begitu menyakitkan.     

"Kakak!! Ini tentang kebebasan Kakak Alena" Pangeran Thalal memegang tangan Nizam.     

Nizam menarik tangannya dari Pangeran Thalal dengan gusar.     

"Sekali tidak tetap tidak!! Kita akan cari cara lain. Ayo kita ke ruang pengacara sekarang. Aku ingin tahu strategi apa yang mereka dapatkan untuk bisa mematahkan kesaksian Sisca"Nizam berjalan dengan kesal bahkan saking kesalnya Ia sampai tidak perduli dengan Alena.     

Akena, Cynthia dan Pangeran Thalal saling pandang. Pangeran Thalal memegang lehernya yang tiba-tiba berkeringat. Bagaimana kalau seandainya Kakaknya tahu. Bahwa Ia sudah berkolaborasi dengan Edward.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.