CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Edward (1)



Pernikahan Edward (1)

0Alena menatap taman hotel didalam kamarnya. Ia berdiri di depan jendela. Ia baru saja mendapatkan pesan dari Edward bahwa Edward sudah kembali ke Amerika. Edward meminta agar Alena tidak usah memikirkannya lagi. Edward sudah memiliki kekasih dan Ia akan menikahinya dengan segera . Ia juga meminta Alena agar selalu bersikap hati-hati dan jangan terlalu baik.     
0

Alena menarik nafas panjang. Sepanjang hidupnya Ia tidak pernah mencintai Edward, tapi ketulusan hati Edward dalam mencintainya membuat Alena selalu merasa iba. Ia merasa bahagia akhirnya Edward dapat menemukan tambatan hatinya. Ia mengira akhirnya Edward dapat menemukan seseorang untuk menggantikan dirinya dihati Edward. Padahal Edward menikah agar Nizam tidak salah paham dengan dirinya dan membuat hidup Alena tidak nyaman.     

Suasana sore ini sangat hening. Alena menikmati keheningan sore onit dengan menikmati keindahan taman buatan di belakang hotel Gardenia. Tiba-tiba dibelakangnya ada yang memeluk pinggangnya yang telah menebal oleh lemak. "Kamu semakin berisi" Bisik orang yang memeluknya itu.     

Alena sedikit kaget karena Ia memang sedang melamun. "Kau membuatku kaget" Kata Alena sambil menengok kebelakang tetapi kemudian Ia kembali menatap bunga-bunga mawar yang sedang bermekaran.     

"Apa Aku semakin gendut??" Tanya Alena.     

Nizam menyimpan dagunya dipundak Alena. "Kau semakin seksi, Aku semakin suka memeluk mu, Kau terasa lebih hangat dan menyenangkan "Katanya sambil mencium leher jenjang Alena.     

"Nizam, Apakah Kau tahu kalau Edward akan menikah?" Tanya Alena.     

"Hmm...apa Kau sedih karena Edward akan menikah?" Nizam malah berbisik ditelinga Alena. Lidahnya menjulur menjilat telinga Alena. Alena menggerakkan kepalanya menghindari jilatan lidah Nizam di lehernya. Alena merasa geli dan sedikit panas.     

Alena lalu menggeliat karena nafas Nizam terasa hangat menyapu telinganya.     

"Apa Kau bahagia karena akhirnya Edward akan menikah dan melupakan Aku" Alena malah membalikkan pertanyaannya.     

"Tentu saja Aku bahagia. Bahkan Aku akan menghadiri pernikahannya di Amerika. Dia bilang ke Cynthia kalau pernikahannya seminggu lagi.     

Alena terkejut, Ia membalikkan badannya. Nizam tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya aaingan terberatnya sudah akan tereliminasi dari hadapan Istrinya.     

"Apa Kamu sekarang sudah bisa berteman dengan Edward??" Tanya Alena sambil merangkul leher Nizam.     

"Dia hanya sekedar pengagum mu, sebenarnya tidak ada alasan untuk membencinya. Kita akan datang ke pernikahannya dan memberikan dia hadiah yang tidak akan pernah Ia lupakan" Kata Nizam sambil menggesekkan hidungnya yang mancung ke hidung Alena.     

"Aku senang mendengar kau tidak lagi membenci Edward. Aku tidak sedih mendengar Ia akan menikah. Aku sangat bahagia karena Kau tidak akan mencemburuinya lagi. Tapi Dia akan menikah dengan siapa? Apakah dengan teman kuliah kita?" Tanya Alena.     

"Aku tidak tahu, besok kita akan pulang ke Amerika. Aku tidak ingin pulang ke Azura dulu. Aku ingin Kau melahirkan di Amerika. Aku merasa lega akhirnya Edward menikah. Kita bisa lebih tenang melanjutkan kuliah kita."     

"Ooh Nizam, Aku sangat bahagia akhirnya Kita Akan kembali ke Amerika. Sesungguhnya Aku sedikit takut pulang ke Azura"     

"Kenapa? Kau tahu, Ibunda semalam mengomeliku karena langsung membawamu Ke Amerika. Ibunda ingin Kita ke Azura dulu untuk merayakan kehamilan mu. Tapi Aku tidak ingin Kau bertemu dengan Putri Reina. Kau akan hidup lebih tenang di Amerika."     

Alena menatap wajah Nizam dengan penuh cinta. "Itulah sebabnya Aku tidak ingin ke Azura dulu. Aku takut Putri Reina kalap melihat Aku duluan mengandung anakmu dari pada dia. Kau sungguh luar biasa. Bisa menebak kalau Aku sebenarnya tidak ingin pulang ke Azura dulu. Aku takut menghadapi Putri Reina. Aku takut Ia akan mencelakakan bayi kita"     

"Tetapi sebenarnya akan Aku bunuh dia kalau memang itu akan terjadi" Nizam mencium pipi Alena yang lembut dan halus.     

"Aku tidak ingin kau bertindak gegabah" Kata Alena sambil menggeliat karena Nizam mencium lehernya.     

"Hmm..Tahukah Kau kalau di Kerajaan. Kita tidak bisa menunggu suatu kejahatan berlangsung dulu baru ditindak. Tetapi kita bergerak cepat dengan hanya menindak kejadian yang sebenarnya baru suatu prasangka untuk menghindari kejadian yang lebih buruk lagi" Nizam membopong tubuh Alena menuju tempat tidur hotel.     

Alena tersenyum sambil menutup kedua matanya. Ia membiarkan suaminya bertindak sesuka hatinya.     

"Nizam..." Alena memanggil Nizam dengan suara bergetar.     

"Hmmm..." Kata Nizam     

"Apakah Kau berniat memiliki anak dari Putri Reina?     

Mulut Nizam yang sedang menelusuri perut Alena berhenti. Nizam mengangkat tubuhnya.     

"Jangan merusak moodku yang sedang baik ini. Pejamkan matamu dan singkirkan perempuan itu dari pikiran mu. Putri Reina ysama sekali tidak pernah ada di hatiku ini. Malam ini Aku ingin merayakan pernikahan Edward dengan memadu kasih dengan mu."     

Alena akhirnya terdiam. Pikiran nya menerawang memikirkan Sisca dan Putri Reina. Sungguh hidupnya sangat keras dan semenjak menikah dengan Nizam, Ia selalu mendapatkan suatu masalah     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.