CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Edward (4)



Pernikahan Edward (4)

0Begitu masuk ke dalam pesawat, Alena langsung beristirahat didalam kamar. Sprei biru yang lembut dan harum membuat Alena merasa sangat nyaman. Perutnya terasa penuh dan sesak karena makan dua mangkuk bakso sekaligus. Penuhnya perut Alena, membuat Alena tidur terlentang. Ditambah kamar di dalam pesawat Nizam yang luas dan sejuk menjanjikan kemewahan yang tiada batas.     
0

Demikian juga dengan Cynthia. Dia juga sudah ada di dalam kamarnya. Ia tidak tidur tapi malah membaca sebuah buku ekonomi yang sengaja Ia bawa dari Indonesia. Cynthia masih belum mengantuk sehingga Ia tampak asyik membaca bukunya.     

Pesawat jet Nizam sudah mengangkasa dan melesat meninggalkan Surabaya. Nizam mendatangkan dua pesawat jet untuk mengangkut rombongannya. Sebenarnya pesawat dia mampu menampung 200 orang tetapi karena tujuannya berbeda maka Nizam mendatangkan dua pesawat. Satu pesawat untuk rombongan para pengawal yang jumlahnya seratus orang yang langsung dikirim ke Azura dan satu lagi untuk rombongannya yang pergi ke Amerika.     

Nizam mengomeli pangeran Thalal dipesawat, "Kau ini benar-benar tidak berguna, bawa pengawal sampai seratus yang kerjanya cuma nonton dan ga ngapa-ngapain. Sebenarnya Kamu bisa meng-analisa atau tidak?" Nizam ngomel-ngomel sambil berbaring di sofa Seorang pelayan laki-laki tampak memijat leher dan bahunya.     

Pangeran Thalal nyengir. " Aku khawatir akan terjadi peperangan antara Azura dan Indonesia ketika Kakak Putri Alena jika divonis bersalah. Atau Aku takut ada peperangan antara penjaga Tuan Hartono dan Kakak, sehingga Aku putuskan membawa 100 penjaga untuk melindungi Kakak dari segala bahaya." Pangeran Thalal dengan polos menjawab.     

Nizam menggelengkan kepalaku. Adiknya itu benar-benar seperti seorang malaikat penjaga. Apapun akan Ia lakukan untuk melindunginya. Seandainya kalau terjadi pepecahan antara Alena dan dirinya maka kemungkinannya hubungan antara Cynthia dan Pangeran Thalal akan pecah juga. Karena Cynthia akan membela Alena dan Pangeran Thalal akan membela dirinya.     

"Katakan padaku Thalal, saat Aku terancam sebenarnya apa yang akan Kau lakukan?" Nizam bertanya sambil menatap tajam. Tiba-tiba Nizam ingin tahu tentang sesuatu hal waktu dipersidangan.     

Pangeran Thalal tertawa kecil, " Sebenarnya Aku menyembunyikan pistol ku disebalik pakaian. Jadi ketika Kakak terancam, Aku akan menembak Sisca langsung oleh tanganku. Tapi ketika Aku sudah bersiap, Aku melihat Edward bertindak lebih cepat, sehingga Aku memasukan pistolku kembali. Termasuk para penjaga yang begitu aku mengangkat tangan sudah bersiap untuk menembak."     

"Hmmm...Aku berani taruhan kalau kalian jelas tidak akan memperdulikan bayinya Andre dan Sisca.." Nizam memejamkan matanya menikmati pijatan di punggungnya. Jelas sekali bahwa polisi Indonesia tidak akan bertindak gegabah untuk menembak Sisca karena Sisca menggunakan bayinya sebagai tameng. Sementara itu sesuai dugaan, bahwa Pangeran Thalal tidak akan perduli dengan bayi Sisca. Ia akan menembak siapapun yang mencoba menyakiti kakak nya     

Pangeran Thalal benar-benar tertawa. "Ha..ha..ha.. jelas sekali, apa perdulinya Kami dengan bayi itu? Aku memang baik hati tapi melihat Nyawa Kakak terancam maka Aku tidak akan diam. Kami tadinya akan menembak ibu dan anak itu secara bersamaan. Tapi Ya itu tadi, Edward diluar dugaan menerjang Sisca dari belakang dan memutar tangan Sisca hingga tembakan ke atas.     

Dan Aku segera memberikan isyarat pada para penjaga agar menahan tembakan. Kakak tidak tahu ketika Edward datang menyergap Sisca karena Kakak mendekap Kakak Putri Alena sambil memunggungi Sisca"     

"Kau tahu Thalal, Itulah sebabnya Aku melindungi Alena dengan punggung ku karena tahu kalau kau tidak akan membiarkan Aku terbunuh" Nizam tersenyum jahat.     

"Kakak memang sangat licik..Kakak tahu kalau Kakak tidak melindungi Kakak Putri Alena maka Aku tidak akan pernah melakukan apapun yang akan membuat Kakak terlibat situasi yang beresiko tinggi." Pangeran Thalal berkata dengan santai.     

Yang intinya dari kalimat Pangeran Thalal adalah kalau Nizam tidak melindungi Alena maka Pangeran Thalal akan diam saja walaupun keselamatan Alena terancam. Karena dalam otaknya adalah keselamatan Kakaknya harus di atas segalanya. Bila perlu Ia akan mengorbankan nyawanya sendiri untuk melindungi Kakak nya.     

Hanya saja Nizam selalu bisa menebak tindak-tanduknya dengan akurat. Sehingga dengan berani Ia menjadi tameng bagi Alena. Tapi tetap saja itu suatu spekulasi, makanya ketika terdengar suara tembakan Ia berdoa meminta keselamatan.     

Tiba-tiba Pangeran Thalal teringat kembali perbincangan di Bandara. "Kakak..Aku tetap penasaran. apa benar kakak akan menghadiri pernikahan Edward?"     

Nizam tampak menggeliatkan tubuhnya ketika tanpa sengaja pelayan yang memijatnya menyentuh pinggangnya. Ia langsung merasa geli. Seketika wajah Pelayan yang memijatnya langsung pucat karena tangan yang tadinya memijat punggung tergelincir ke pinggang. Sadar sudah memberikan ketidaknyamanan pada Nizam.     

Pelayan yang memijatnya langsung meminta maaf. Nizam mendelikkan matanya. "Pergi Kamu!! Kau membuat Aku geli" Nizam hampir menendang tubuh si pelayan kalau tidak Pangeran Thalal menarik tangan si pelayan dan menyuruhnya pergi.     

"Sabar Kakak, jangan meluapkan emosi yang tidak perlu" Kata Pangeran Thalal sambil memberikan isyarat agar pelayan wanita yang sedang berdiri di meja tempat minuman membawakan minuman kopi Arab padanya. Pelayan itu dengan wajah sedikit tegang membawakan baki berisi kopi dan segelas air putih. Pangeran Thalal lalu bertanya, "Air Putih atau Kopi?"     

"Air putih" Jawab Nizam pendek, Ialu bangun dan berpakaian dibantu pelayan yang sedari tadi memegang pakaian Nizam. Pangeran Thalal mengambil segelas air putih dan memberikannya pada kakaknya. Nizam meneguk air putih sambil habis. Lalu menyuruh para pelayannya menyingkir.     

Pangeran Thalal masih duduk di depan Nizam menunggu jawaban Nizam. Nizam tersenyum licik. Wajahnya begitu mengerikan Dimata Pangeran Thalal. Entahlah Pangeran Thalal selalu merasa sangat beruntung karena berada dipihak yang sama dengan Nizam. Ia selalu ketakutan kalau melihat kakaknya memunculkan sisi ambisius, posesif dan agresif. Sifat kejam dan jahat ciri khas Keluarga Ratu Sabrina mengalir kedalam darah Nizam.     

Itulah sebabnya antara Nizam dan Putri Reina memiliki kesamaan sifat karena memang antara Ratu Sabrina dan Perdana Mentri Salman adalah kerabat dekat. Sementara itu darah Raja Walid yang baik hati, pemaaf, pemurah dan baik hati mengalir dalam darah Pangeran Thalal.     

"Kamu tahu, seumur hidupku Aku tidak akan pernah mempercayai Edward walaupun Aku mengakui Ia sudah berjasa kepada ku. Aku akan memberikan hadiah pernikahan yang luar biasa padanya dan tidak akan pernah dilupakan olehnya seumur hidup dia" Kata Nizam sambil berdiri wajahnya terlihat begitu jahat.     

"Sana... pergilah istirahat. Aku juga lelah ingin tidur" Kata Nizam lagi sambil pergi masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Pangeran Thalal yang mendadak berkeringat. Bagaimana bisa Nizam mau berbuat jahat terhadap orang yang sudah berjasa menolongnya. Apa yang sebenarnya ada dalam otak kakaknya itu. Pangeran Thalal memijat keningnya.     

Melihat Pangeran Thalal memijat keningnya sendiri, seorang pelayan wanita segera menghampiri dan menawarkan diri untuk memijat Pangeran Thalal. Pangeran Thalal tersenyum manis. "Tidak usah, terima kasih. Aku mau istirahat di kamar" Katanya sambil ikut masuk ke dalam kamar.     

Dilihatnya Cynthia sedang asyik membaca.     

"Hallo cantik!! Apa yang sedang kamu baca? Buku kamasutra kah?" Kata Pangeran Thalal sambil melemparkan tubuhnya ke sisi Cynthia. Cynthia langsung batuk-batuk. Ia menghajar Pangeran Thalal dengan bantal yang dipegangnya.     

"Kalian berdua kakak adik, Kau dan Nizam memang sangat berbeda tapi kalian memiliki belahan otak mesum yang sama" Kata Cynthia sebal. Pangeran Thalal tertawa terbahak-bahak, Ia lalu menarik kaki Cynthia sehingga Cynthia langsung terseret tubuhnya jatuh terjerembab sejajar dengan Pangeran Thalal.     

"Aku sedang ketakutan oleh tingkah kakakku. Tenangkan Aku oleh pelukan dan ciuman mu yang manis bagai madu" Kata Pangeran Thalal sambil mendekap erat Istrinya.     

Cynthia terkejut, Tubuhnya malah berusaha merenggang dari tubuh suaminya. "Ada apa lagi dengan dia??"     

"Nanti Aku ceritakan, dadaku masih berdebar keras. Ayolah cium Aku" Pangeran Thalal memejamkan matanya. Cynthia menjadi tersenyum Ia lalu menaiki tubuh suaminya.     

"Apa yang harus Aku lakukan?" Kata Cynthia sambil tersenyum genit.     

"Aku letih melihat kekejaman kakakku. Aku hanya ingin berbaring, Kau lakukan apa saja untuk membuat ku puas." Kata Pangeran Thalal sambil terlentang dibawah tubuh Cynthia.     

"Titahmu adalah hukum bagiku, Yang Mulia" Kata Cynthia sambil membenamkan ciuman ke bibir suaminya. Pesawat terbang semakin cepat menuju Amerika. Membelah kelamnya langit di angkasa. Ketika Nizam terlelap sambil memeluk istrinya. Di kamar adiknya malah penuh dengan udara panas yang terbakar api asmara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.