CINTA SEORANG PANGERAN

Pernikahan Akbar (6)



Pernikahan Akbar (6)

0Cynthia melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada siapapun di ruangan itu. Setelah yakin tidak ada, Ia segera duduk dipangkuan suaminya yang sedang merengut. Kedua tangannya memeluk leher suaminya. Cynthia mau merayu suaminya maka Ia memastikan tidak ada siapapun yang melihat. Ia tidak suka bermesraan di depan orang lain. Bahkan di depan pelayan sekalipun.     
0

"Yang Mulia, Ayolah jangan egois. Mari sini Aku bisikkan sesuatu" Cynthia lalu berbisik-bisik di telinga Pangeran Thalal. Sambil berbisik lidah Cynthia sesekali menjilat telinga Pangeran Thalal. Pangeran Thalal menjadi merinding. Ia lalu memalingkan wajahnya menjauhi lidah Cynthia. Ia tidak mau dirayu Istrinya tetapi terus terang Ia bergetar ketika lidah Istrinya mengelus lembut telinganya.     

"Apa yang Kau lakukan? Kau mau merayuku??" Nafas Pangeran Thalal mulai tidak beraturan. Ia tahu Istrinya sedang berusaha merayunya. Lalu berkata lagi.     

"Kau istri yang tidak berperasaan" Wajah Pangeran Thalal terlihat sangat sedih. Ia merasa sedang tidak dihargai oleh istrinya sendiri.     

"Kau jangan jadi pria cengeng. Malu sama kumis dan jenggot. Aku cuma meminta mu untuk menikah dengan para putri yang cantik. Bukannya merenangi lautan api"     

Muka Pangeran Thalal semakin berkerut-kerut. " Kau sangat menyebalkan, bukannya senang melihat suami setia malahan memintaku untuk mendua" Suara Pangeran Thalal terdengar pedas.     

"Aku senang Kau mencintaiku tapi Yang Mulia, Cinta saja tidak cukup. Hidup itu harus memiliki tujuan yang lebih besar. Mari kita kesampingkan sisi melankolis kita." Tangan Cynthia mengelus lengan Pangeran Thalal yang berbulu. Pangeran Thalal tetap merajuk kesal. Semakin dielus Ia semakin kesal. Memangnya Ia seekor kucing yang bisa tenang dengan hanya elusan tangan majikannya.     

"Tapi Kakak Nizam tidak seperti itu. Ia punya karakter yang kuat. Ia menolak Putri Reina walaupun menikahinya. Karena Ia menikahi Putri Reina agar ijin menikah dengan Kakak Putri Alena keluar."     

"Kakakmu berbeda dengan dirimu. Ia memang tampan tapi Ia tidak pandai merayu seperti dirimu. Wajahnya tidak memiliki daya jual yang tinggi. Berbeda dengan mu. Kau pandai merayu. Ada Putri Lili disamping kita. Ia akan melancarkan perubahan sistem yang akan dilakukan oleh Kakakmu. Kau kan sangat menyayangi Kakakmu. Kau pasti tidak akan pernah menyesal melakukan pengorbanan ini"     

Wajah Pangeran Thalal sedikit berubah, tetapi kemudian sambil meringis Ia berkata. Ia seperti menemukan cara untuk menghantam balik Istrinya.     

"Baiklah. Aku mengerti maksud perkataan mu. Aku setuju menikah dengan mereka." Pangeran Thalal berkata sambil menganggukkan kepalanya. Lalu kemudian Pangeran Thalal berkata lagi. " Ngomong- ngomong Cynthia. Apa Aku nanti harus tidur dengan mereka??"     

Wajah Cynthia langsung merah padam. Ia tidak menyangka kalau suaminya akan berkata demikian. Ia mencubit pinggang Pangeran Thalal dengan kesal. Pangeran Thalal menggelinjang antara geli dan sakit     

"Kenapa Kau tanyakan itu kepadaku. Dasar kau otak mesum" Chyntia berkata sambil melotot.     

"Aku butuh penglegalan dari dirimu. Kalau Kau hanya minta menikahinya tanpa menidurinya maka Aku akan laksanakan. Tetapi seandainya Kalau Kau juga meminta ku untuk menidurinya maka akan kulakukan juga. Untukmu akan kulakukan pengorbanan apa saja" Wajah Pangeran Thalal terlihat serius membuat Cynthia tambah merah padam.     

"Kalau Aku meminta mu untuk meniduri nya pasti Kau senang??" Cynthia mendadak jadi panas     

"Yaah..kalau Kau memaksaku Aku tentu saja dengan senang hati akan melaksanakannya" Wajah Pangeran Thalal berubah menjadi sumringah. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang tampan.     

Cynthia menjadi kesal. Ia kini berkaca-kaca saking cemburunya. Melihat istrinya mulai terpancing kata-katanya. Pangeran Thalal semakin sengaja membuat Cynthia kesal.     

"Sekarang Aku tahu. Kau hanya berpura-pura menolaknya. Padahal sebenarnya Kau sangat senang." Cynthia mulai morang-maring.     

"Mengapa Kau jadi marah-marah? Bukankah Kau yang meminta. Aku hanya hendak melakukan apapun yang Kau katakan" Pangeran Thalal berkata dingin. Senyumnya menghilang dari mukanya. Wajahnya kembali berubah menjadi datar.     

"Kau..kau.. sungguh tidak peka" Cynthia     

"TIDAK PEKA???? Please Cynthia, Siapa yang sebenarnya tidak peka? Kau hendak menjadikan Aku korban ambisimu. Kau hendak meminta ku menikah dengan wanita yang tidak Aku cintai demi melancarkan urusan temanmu." Pangeran Thalal berdiri sambil menyingkirkan Cynthia dari pangkuannya.     

"Aku tidak ingin mendengar omong kosong seperti ini lagi!! Kau kan pintar. Tidak usah mengandalkan orang lain untuk mencapai ambisimu. Apalagi dengan memperalatku. Bagiku cukup Kau yang menjadi wanitaku!! Aku lebih baik ditendang dari istana daripada menikahi mereka" Pangeran Thalal pergi dari hadapan Istrinya yang merah padam.     

Cynthia duduk di kursi sambil mencekal sandaran tangan. Ia tidak mengira kalau Pangeran Thalal memukul balik dirinya dengan pintar. Ternyata Pangeran Thalal sama kerasnya dengan kakaknya. Cynthia lupa kalau Pangeran Thalal juga pintar dan cerdik. Bukankah waktu di awal pertemuan Ia juga termakan strategi Pangeran Thalal.     

Cynthia lalu bangkit dan mengejar suaminya. "Yang Mulia.. tunggu. Aku minta maaf" Kata Cynthia tergesa-gesa. Ia sangat menyesal telah menyakiti suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.