CINTA SEORANG PANGERAN

Kemewahan Bagimu adalah Biasa bagi Kami



Kemewahan Bagimu adalah Biasa bagi Kami

0Alena tersebut bahagia duduk manis didepan suaminya. Ia makan. Steak daging sapi kobe dengan pelengkapnya jamur truffle. Daging lembut dan memiliki rasa yang khas dimulut itu membuat Alena merasa tidak cukup dengan satu porsi. "Aku mau lagi, dua porsi lagi" Kata Alena sambil mengambil air putih. Nizam tersenyum, matanya menyipit lucu. Kehamilan memang membawa perubahan yang luar biasa pada seorang wanita. Emosi, nafsu makan, cara berpikir dan fisik mereka. Setahu Nizam Alena adalah wanita yang nafsu makannya normal malah cenderung sedikit, kecuali kalau sedang menjelang datang bulan karena perubahan hormon.     
0

Setelah kandungannya menginjak trimester kedua nafsu makan Alena terlihat mulai bagus, usia kandungan Alena hampir 8 bulan jadi sekarang menginjak trimester ketiga. Nafsu makannya semakin bagus. Walaupun kadang suka sesak. Tangan Nizam bergerak mengusap perut Alena yang tertutupi gaun Channel berwarna ungu muda, lalu mendekatkan mukanya ke perut Alena. " Yang lagi lapar itu siapa ya Nak, Kamu atau Ibumu?" Kata Nizam sambil berbisik diperut Alena.     

Alena tertawa sambil mengelus kepala Nizam, " Anakku uang Ayahmu begitu banyak, dulu Ibumu selalu mikir-mikir mau makan direstoran ini karena harganya sangat mahal. Kakekmu akan komplain kalau uang bulanan ibumu tidak mencukupi sampai akhir bulan. Sekarang Ibu bisa bebas makan menu ini maka Ibu akan manfaatkan sebaik-baiknya" Kata Alena sambil tertawa kecil.     

Hidangan steak daging kobe kualitas nomor satu dengan jamur truffle putih adalah menu favorit dari restoran ini. Dimasak oleh chef yang selalu menjuarai kompetensi memasak di dunia membuat harga menu makanan ini luar biasa mahal. Bahkan tidak setiap orang kaya mampu membelinya. Alena tahu persis harga setiap makan di restoran ini sangat luar biasa. Sekali makan bisa sampai ratusan juta.     

Sebagai anak dari orang biasa yang walaupun termasuk orang kaya di Surabaya tetapi tetap saja kalau harus mengeluarkan uang sejumlah puluhan juta bahkan ratusan juta untuk sekali makan adalah berlebih-lebihan. Jadi ketika hari ini tanpa sengaja Nizam menyuruh Ia makan direstoran ini maka Alena merasa kesempatan emas untuk memuaskan nafsu makannya. Nizam sangat jarang makan diluar karena statusnya sebagai Putra Mahkota. Ia lebih suka makan yang disediakan oleh juru masaknya dengan tingkat keamanan yang lebih terjamin.     

Nizam tertawa keras mendengar jawaban Alena, Ia mengangkat mukanya lalu menjentik hidung Alena dengan telunjuknya. " Kamu sangat lucu, Alena. Aku sangat mencintaimu" Kata Nizam sambil mengusapkan hidungnya ke pipi Alena. Alena mendorong pipi kening Nizam. "Ayo cepat pesankan lagi aku steaknya, kali ini aku ingin kaviar sebagai pelengkapnya sekarang."     

Nizam melambaikan tangannya ke arah pelayan yang sedang berdiri dekat pengawal Nizam. Dua orang pelayan pria dan wanita segera menghampiri mereka. Pelayan - pelayan tersebut mengenakan seragam putih hitam dengan celemek putih. Rambut pelayan wanita diikat dengan rapih. Walaupun seragam itu terlihat sederhana tetapi dilihat dari jenis kain dan jahitan, pakaian itu harganya pasti sangat mahal. Bagi restoran kelas atas, semua harus terlihat sangat sempurna. Dimulai dari ruangan, perlengkapan, pelayanan dan tentu saja jenis makanannya.     

Harga yang fantastis haruslah sesuai dengan kualitas makanan yang disajikan. Restoran ini sebenarnya baru buka pukul 14 siang, tetapi Nizam memesannya sejak semalam,minta dibuka dari jam 9 pagi hanya untuk dirinya dan Alena. Sayangnya Nizam tidak memberitahukan kepada Alena. Hanya pengawalnya yang tahu. Makanya ketika Alena ke kamar mandi tanpa pengawalan mereka tidak terlalu khawatir, bukankah tamunya hanya mereka saja.     

"Steak lagi dengan kaviar dan jamur, kentang dengan keju mozarella. Teh khusus dan secangkir kopi untukku. Alena kau mau dessert apa?" Kata Nizam sambil kembali melihat ke arah daftar menu.     

"Ice cream sundae dengan topping strawberry dan anggur. Aku juga mau segelas jus kiwi dan madu" kata Alena sambil melihat ke arah pelayan itu dan tersenyum manis. Pelayan itu menganggukkan kepalanya sedikit gugup. Ia adalah pelayan terpilih dari puluhan pelayan direstoran ini. Sejak tadi malam Ia sudah ada di restoran ini untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Manajernya tadi malam sudah memberitahu bahwa restoran akan dibooking oleh seorang pangeran dan istrinya untuk makan siang. Tapi datangnya malah sedari pagi. Luar biasanya Restoran jadi tertutup untuk umum selama beberapa jam.     

Tidak lama kemudian hidangan yang dipesan sudah kembali datang dan Alena kembali dengan lahap makan makanannya. "Nizam..."     

"Hmm..." Kata Nizam sambil mengambil anggur dari topping ice creamnya menggunakan sendok kecil dari emas.     

" Aku merasa hidupku sekarang berlebih-lebihan.."     

"Berlebih-lebihan bagaimana?" Kata Nizam sambil kembali memakan dessertnya. Ia menatap Alena yang sedang menikmati steaknya.     

" Kemana-mana Aku dikawal, makan makanan yang harganya sangat mahal dan kalung dileherku ini malah membuatku ketakutan saking mahalnya."     

Nizam menurunkan sendok dari mulutnya. Pernyataan Alena menggelitik hatinya. Ia adalah seorang pangeran sejak lahir. Ia berangkat dari keluarga kerajaan. Terbiasa hidup mewah sejak lahir bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Sebagai salah satu kerajaan dari Timur Tengah dengan kekayaan alam berupa minyak bumi membuat kerajaannya tidak pernah kekurangan uang. Hidup mewah dan bermewah-mewah sudah dijalaninya secara turun-temurun. Apalagi sekarang Nizam mulai mengambil alih sebagian bisnis kerajaan dengan merambah ke sektor lain. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat Nizam mulai membuka sektor lain. Ia juga mulai mengembangkan bisnis pariwisata di kerajaannya yang selama ini tidak pernah muncul karena mamang Kerajaannya adalah suatu kerajaan yang tertutup sehingga tidak banyak turis yang datang ke Azura.     

Nizam menatap Alena. Alena ya..istrinya Alena bukanlah orang kerajaan. Ia hanya berasal dari Indonesia dengan standar kekayaan yang biasa bahkan mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan salah satu pejabat Azura. Kekayaan Alena mungkin hanya beberapa miliar tidak akan lebih dari seratus miliar. Sementara Ia sebagai putra Mahkota kerajaan Azura memiliki kekayaan ribuan triliun.     

"Alena sayangku..Apa yang Kau sebut berlebih-lebihan itu memiliki pengertian standar ganda. Yang Kau sebut mewah bagiku hal itu adalah hal biasa. Jadi jangan menilai sesuatu hanya dari sudut pandang seseorang. Tetapi harus dari beberapa sudut lainnya. Kamu adalah calon Ratu Kerajaan Azura. Harus sudah mulai membiasakan diri dengan gaya hidup kami. Kemewahan yang dipandang dari gaya hidup kami hanyalah sebagai suatu pembiasaan sejak kecil. "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.