CINTA SEORANG PANGERAN

Mr.Aresca, He is Nothing



Mr.Aresca, He is Nothing

0Mr. Aresca berdiri membeku ketika Nizam menarik keluar seorang wanita. Dia Ia menatap terpesona melihat Wanita yang ditarik Nizam. Wajah cantiknya sedikit kusut, Matanya yang bulat terlihat sayu Kate bangun tidur. Rambutnya sedikit terurai mengintip dari balik kerudung sutranya. Seraut wajah Asia berkulit antara Hitam dan putih, entah kuning atau coklat membuat Alena terlihat sangat eksotis. Dan yang membuat Mr. Aresca sangat terkejut adalah perut wanita itu tampak besar karena kehamilannya.     
0

"Yang Mulia, Istri Anda..." Kata Mr. Aresca langsung menebak posisi wanita yang ada di samping Nizam. Ia teringat bahwa Nizam memang sudah menikah.     

"Iya..Ini Alena, Istriku. Kami sedang menantikan kehadiran anak pertama kami."     

Kata Nizam sambil tersenyum penuh kebahagiaan.     

"Sangat luar biasa. Saya ucapkan selamat kepada Anda berdua" Mr. Aresca menangkupkan kedua tangannya di dada memberikan salam kepada Alena. Alena menganggukan kepalanya dengan sopan. Matanya menatap acuh tak acuh. Melihat wajah polos Alena. Mr Aresca malah semakin tertarik.     

"Bisa Kau tunjukkan kamar Kami??"     

"Oh ya Tentu saja, Silahkan...Mr. Aresca lalu melirik ke arah kepala Manajer untuk menunjukkan kamarnya. Karena Ia sendiri tidak mengetahuinya. Ia biasanya sepanjang waktu ada di ruangannya untuk mengatur hal-hal penting. sedangkan teknis dilapangan para manajernya lah yang lebih tahu.     

"Ini adalah ruangan resepsionis Yang Mulia,.." Kata Mr. Aresca sambil memperlihatkan ruangan front office hotel. Hotel megah dan mewah ini tampak hening tidak banyak tamu yang berlalu lalang. Karena memang tempatnya sangat indah dan eksklusif. Begitu melihat Mr. Aresca masuk lagi para resepsionis itu kembali berdiri.     

Nicole, Santiago, dan manajer Front office ternganga melihat Sosok tubuh di samping Mr. Aresca. Nicole diam-diam tanpa sepengetahuan para tamu sampai mengusap matanya berkali-kali. Ia bahkan dengan norak mencubit tangan Santiago yang berdiri di sampingnya. "Ouch... what's the hell are you? Santiago berbisik sangat pelan. Untungnya rombongan itu hanya sekilas melintasi meja resepsionis karena mereka segera masuk ke dalam lift.     

"Santiago..siapa pria disamping Mr. Aresca? Apa dia manusia biasa? Atau malaikat atau dewa dari Yunani yang menitis menjadi manusia?" Nicole terus mengusap matanya.     

Santiago menjadi merasa kesal. Ia adalah seorang laki-laki sejati, melihat pria tampan jelas bukan prioritas utamanya setampan apapun dia. Dan dia kesal terhadap kaum perempuan yang sering berlebihan dalam memandang sesuatu. Pria tampan mereka pandang dengan penuh harapan atau khayalan. Wanita cantik juga mereka pandang dengan penuh kekaguman dan kadang rasa iri. Sungguh rumitnya menjadi seorang wanita.     

Tetapi memang ketampanan Nizam sukar dicari tandingannya. Seumur hidupnya baru kali ini Ia melihat pria setampan itu. Mr, Aresca yang tampan itu seakan tenggelam dalam pesona Nizam. Ibarat kata pepatah di atas langit masih ada langit.     

"Mr. Aresca..He is nothing.. Tadinya Aku pikir dia pria yang paling tampan. Tapi dibandingkan dengan pria itu, dia tidak ada apa-apa nya " Kata Nicole sambil menelan ludahnya.     

"Tutup mulutmu Nicole!!! Air liurmu hampir menetes keluar." Manajer Front office itu melotot kesal melihat Nicole. Padahal hatinya sendiri berdebar kencang.     

"Dia sangat tampan. Siapa dia sebenarnya? Mengapa Mr. Aresca begitu hormat kepadanya" Kata Manajer front office itu.     

"Tadi mereka menyebutnya Yang Mulia. Mungkinkah dia pemilik hotel Gardenia." Kata Nicole sambil terus membayangkan wajah Nizam.     

"Aku bersumpah rela tidur dengannya sekali saja. Walaupun Aku yang harus mengeluarkan uang" Nicole berguman tanpa sadar. Ia lupa kalau disampingnya ada manajernya. Mendengar kata-kata bawahannya Dia langsung murka, dengan muka bengis Ia menatap tajam kepada Nicole.     

"Mulutmu sungguh menjijikkan!! Kau adalah pegawai hotel mewah dan berbintang yang terhormat. Jika ada orang lain yang mendengarnya maka kehormatan hotel ini akan tercemar. Kau terkena peringatan satu kali. Gaji mu bulan ini dipotong 10 %." Kata Manajer Front office itu dengan dingin. Ia lalu pergi ke arah lift dan masuk ke dalamnya.     

Santiago tertawa seraya menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Ia berusaha menahan tawanya tapi agaknya Ia kesulitan untuk itu. Nicole menjadi merah padam karena marah. Ketampanan Nizam telah membuatnya melupakan moral, norma dan etika hingga berimbas kepada pemotongan gajinya.     

"Kau tertawa di atas penderitaan orang lain, sungguh tidak sopan" Katanya sambil memukul punggung Santiago.     

"Tidak...tidak..Aku hanya tidak tahan melihat wajahmu yang begitu terpesona oleh pria itu. Tapi terus terang dia sangat sempurna, tampan dan gagah. Melihat dia Aku serasa ingin jadi gay."     

"Ih.. kata-kata mu lebih menjijikan, Pria itu seharusnya mengenakan cadar agar tidak menimbulkan bencana kepada umat manusia"     

"Tapi menurutku tidak perlu. Dia memang tampan,tapi Aku melihat dia seperti singa. Wajahnya begitu dingin menakutkan. Dan kalau benar dia adalah pemilik hotel Gardenia. Maka wanita biasa tidak ada yang berani mendekati nya"     

"Tapi Kau lihat wanita yang ada disampingnya, Aku berani taruhan dia adalah istrinya. Perutnya begitu besar dia pasti sedang hamil. Alangkah beruntungnya wanita itu. Aku sangat iri kepadanya." Nicole menjadi muram.     

"Nicole..kalau bermimpi jangan terlalu tinggi kalau jatuh nanti sakit. Dan walaupun dia single Dia diluar jangkauan mu. Apalagi kondisi dia sudah menikah..Kau telanlah keinginanmu"     

Nicole menghela nafas, " Yah..Kau benar. Dia adalah sebuah fatamorgana. Aku hanya cukup beruntung bisa melihatnya"     

"Mengapa Kau tidak mengalihkan perhatian mu kepada Mr. Aresca. Dia masih single dan juga tampan"     

Nicole tertawa. " Kau sudah gila, Mr. Aresca juga sama saja. Dia juga bagaikan mimpi di siang bolong."     

Hanya belum juga menjawab tiba-tiba datang seorang tamu wanita. Berkaca mata hitam. berpakaian sangat fashionable. Nicole segera berdiri menyambut nya dengan ramah.     

"Selamat siang, Ada yang bisa Kami bantu"     

Wanita itu tersenyum manis, Dia sungguh cantik. Dengan bahasa Inggris yang kurang begitu baik. Dia menjawab, "Saya hendak menginap selama dua hari. Di kamar paling terbaik."     

Nicole menganggukan kepalanya lalu mengecek ketersediaan kamar lalu segera mengurus administrasi nya. Setelah selesai Ia lalu memanggil seorang petugas pengangkut barang dan memberikan kartu akses untuk masuk ke dalam kamar. Wanita itu segera pergi sambil mengikuti pegawai pembawa barang dan penunjuk kamar.     

"Dia berasal dari Indonesia. Hmmm... bukankah itu negara Istrinya Edward?" Kata Nicole.     

" Iya.. Mungkin dia temannya Lila. Bukankah mereka sedang ada di hotel ini juga untuk Konferensi pers" Kata Santiago.     

"Hari ini hotel kita kedatangan banyak tamu penting"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.