CINTA SEORANG PANGERAN

Nyaman tidak harus Mewah



Nyaman tidak harus Mewah

0Nizam mengikuti Alena kemana saja Alena pergi membuat Alena jadi kesal. "Kau duduklah di sana, jangan ikut-ikut terus. Aku jadi kesal." Alena cemberut.     
0

"Makanya Aku bilang beli semua, jadi Kamu ga usah keliling-keliling begini" Nizam bersungut-sungut kesal.     

"Tidak!!" Kata Alena sambil melotot.     

Nizam mengeluh, " Alena Aku tidak mau meninggalkan mu sendiri"     

"Aku tidak apa-apa"     

"Sayang, Aku lebih memilih membeli semuanya daripada meninggalkan mu sendiri. Keselamatan mu lebih berharga dibandingkan dengan semua kekayaan yang kumiliki"     

Mata Alena berbinar-binar bahagia. "Oh Nizam itu so sweet banget. Aku sungguh mencintai. Tapi tetap saja kita harus berpikir rasional"     

Nizam mengerutkan keningnya "Sejak kapan Kau berpikir rasional?"     

"Sejak tingkahmu semakin membuatku tertekan. Kau terus-menerus melakukan tindakan yang membuat ku harus berpikir keras"     

"Betulkah?? Bukankah Aku begitu memanjakanmu?" Nizam semakin tidak mengerti.     

"Kau memanjakanku dengan sangat berlebih-lebihan. Melebihi orang tuaku sendiri. Dan itu malah membuat ku tidak nyaman"     

Nizam menjadi murung," Lalu aku harus bagaimana? Aku sangat mencintaimu Alena. Aku ingin Kau selalu ada di sisiku"     

Alena merangkul leher Nizam sambil menatap wajah nya dengan lembut.     

"Aku akan baik-baik saja. Percayalah, sekarang Kau duduklah di sebelah sana. Aku masih harus melihat ke tempat peralatan bayi."     

Nizam tampak khawatir, "Apalagi yang akan Kau beli?"     

"Dot bayi, peralatan makan, pompa ASI..."     

"Dot bayi?? apa kau tidak akan menyusui bayi kita??" Nizam terheran-heran.     

"Haduh...Nizam mengapa Kau begitu bodoh ini dot untuk memberikan ASI aku,kalau Aku sedang tidak ada disamping bayi kita. Mana mungkin Aku tidak menyusui anakmu, kalau Kau saja Aku susui" Alena berkata dengan wajah polosnya.     

Nizam langsung terbatuk-batuk dengan keras, Ia melirik ke belakang, ke para pelayan yang sedang membawa troli dan tas-tas belanjaan Alena. Wajah Nizam yang tampan itu mendadak merah padam seperti kepiting rebus. Tetapi malah membuat ketampanannya semakin bersinar terang.     

Nizam melihat para pelayan dan pengawalnya membuang muka ke samping menahan tawa. Mukanya langsung masam, Ia mendelik tajam ke arah mereka. Mereka yang sedang menahan tawa langsung merubah wajah mereka dengan wajah serius.     

Alena kebiasaan, kalau bicara tidak pernah disaring. Dan Ia akan terus melakukan itu terutama kalau Ia sedang kesal.     

"Alena kau bicara sembarangan" Kata Nizam berbisik.     

"Lho..Emang kenapa? Itukan kenyataan" Kata Alena dengan wajah serius, membuat Nizam jadi mati gaya.     

"Ach...Alena Aku mengaku kalah darimu. Aku akan duduk saja di sebelah sana, Kepalaku mendadak terasa sakit" Kata Nizam akhirnya sambil melangkahkan kakinya melihat ke arah sofa yang memang disediakan untuk duduk para pengunjung yang ingin beristirahat. Ia bisa istirahat sambil tetap bisa memperhatikan Alena. Tidak sedikitpun matanya Ia lepaskan dari tubuh istrinya. Nizam menyadari bahwa mereka sedang dalam situasi tidak bagus.     

Melihat Nizam akhirnya duduk, Alena tertawa bahagia. "Siapa suruh ngikutin Ibu-ibu belanja. Pangeran yang berkuasa aja jadi tepar" Kata Alena sambil tersenyum penuh kemenangan lalu pergi ke arah rak perlengkapan makanan dan mainan bayi. Di belakangnya para pelayan, Ali dan Fuad tetap mengikuti Alena. Sedangkan Nizam duduk ditemani pengawalnya yang lain.     

Alena mengambil sebuah dot yang tampak sangat eksklusif Karena berada dalam kotak kaca. "Dot apa ini??" Kata Alena dengan takjub.     

Seorang pelayan lalu menjelaskan kepada Alena. " Dot edisi terbatas Yang Mulia. Di desain oleh Abarasca & friends. Dot berlapis emas putih dan bertaburkan berlian. Sangat cocok untuk bayi Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota. Beberapa Artis ternama, Para anggota kerajaan dan para membelinya untuk anak mereka"     

Alena mengerutkan keningnya, tingkah laku orang kaya benar-benar membuat Alena jadi illfeel. Ia lalu memegang lehernya Ia mengenakan kalung yang sangat mahal. Ia pikir masih masuk di akal kalau Ia mengenakan kalung yang harganya sangat mahal. Karena perhiasan memang identik dengan kemewahan. Tapi kalau harus dot bayi berlapis emas dan bertabur berlian. Alena menggelengkan kepalanya.     

Kemudian si pelayannya berbicara lagi, " Kami juga memiliki stroller dari bahan titanium dan berlapis emas murni. Barangnya langsung kami Impor dari Inggris. Edisi stroller ini sangat terbatas. Jumlahnya di dunia tidak akan ada 10."     

Alena mengerucutkan bibirnya yang indah. "Aku ingin yang biasa-biasa saja. Tetapi yang terbaik dan memberikan kenyamanan untuk anakku bukan barang-barang yang mewah yang hanya memperlihatkan status sosial belaka. Yang mewah belum tentu nyaman, Yang nyaman tidak harus mahal"     

Para pelayan itu saling pandang lalu tersenyum, mereka suka dan setuju dengan pendapat Alena. Diam-diam mereka kagum. Anggota keluarga kerajaan Azura dikenal dengan kekayaannya yang bombastis. Pendapatan perkapita mereka dari kekayaan alam mereka berupa minyak bumi dan gas alam, tembaga, emas dan lainnya lagi membuat mereka menjadi termasuk negara-negara terkaya di dunia. Tetapi istri pangeran yang ada didepannya ini berbeda dengan anggota keluarga kerajaan yang lainnya.     

Alih-alih meminta barang-barang yang sangat mewah untuk memuaskan ego prestise mereka Alena malah meminta yang terbaik dan ternyaman bukan yang termewah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.