CINTA SEORANG PANGERAN

Tolong oleskan obatnya, Arani!



Tolong oleskan obatnya, Arani!

0Dengan susah payah Jonathan berhasil mencapai kamarnya. Dilihatnya Arani sudah duduk di tepi ranjang sambil memegang sesuatu. Jonathan menutup pintunya dan menatap Arani dengan wajah cemberut, tangannya mengusap - usap pant*tnya yang memar. Arani tersenyum kaku dan berkata, " Sini duduklah !" katanya sambil menepuk ranjang di sisinya. " Tidak !! Kau menyakitiku terus menerus " Kata Jonathan sambil berdiri rada jauh.     
0

"Apa Kau tidak ingin sembuh ? Lihat celanamu sudah berdarah begitu " kata Arani sambil menatap selangkangan Jonathan yang berdarah. Jonathan lalu menghampiri Arani dan duduk disampingnya. " Memangnya Kau mau apa ? " Mata Jonathan menatap benda yang seperti tempat krem kecantikan milik kakaknya itu. " Apa itu ?" Kata Jonathan sambil mengambil benda itu dari Arani. Ia melihatnya tetapi tulisan di atasnya adalah tulisan Arab Ia tidak mengerti. "Apa arti tulisannya? Aku tidak mengerti" Tanya Jonathan.     

"Ini obat salep untuk lukamu. Pakailah " kata Arani sambil mengambil kembali  salep itu lalu membukanya dan menyodorkan pada Jonathan. " Oleskan sehari tiga kali, Aku jamin lukamu cepat kering " Kata Arani. Mata Jonathan terbelalak lucu. " Oh benarkah ? Syukurlah.. Aku sudah tidak tahan sakitnya " Kata Jonathan sambil tersenyum senang. Ia senang ternyata Arani  perhatian kepadanya.     

 Jonathan menyimpan salep itu di atas tempat tidur di sampingnya, Ia lalu mengambil tangan Arani dan mengelusnya dengan lembut. Arani hendak menarik tangannya. Sikapnya langsung canggung.  " Terima kasih sayang, kau begitu baik. Apakah kau mau membantuku untuk mengoleskannya? Tolong oleskan obatnya, Arani! " Kata Jonathan dengan mata penuh harap.  Tidak ada yang salah dengan ucapannya. Mereka adalah suami istri yang sah secara agama dan hukum. Jadi tidak ada yang aneh dengan permintaan Jonathan. Tetapi bagi Arani tidaklah demikian. Begitu Jonathan selesai berbicara wajahnya langsung berubah merah padam. Tangannya mendadak gemetar. Bibirnya berkedut pelan. " A..Aku tidak bisa !! " katanya pelan.     

"Tapi mengapa ? Kalau kau yang mengoleskannya bukankah menjadi lebih maksimal pengolesannya" Kata Jonathan tersenyum genit ketika Ia mulai sadar kalau Arani tidak seperti wanita lain. Sifat iseng dan konyolnya mulai muncul lagi. Ia senang kalau melihat Arani tersipu - sipu, panik dan serba salah.     

Tangan Jonathan yang mengelus langan Arani pindah jadi mengelus bahunya, " Ayolah.. Aku kan suamimu. Masa sama suami sendiri malu" Kata Jonathan sambil duduk mendekat dan mulai mendekatkan mukanya ke muka Arani. Arani langsung menjauhkan mukanya dari muka Jonathan dengan gugup. Keringat dingin langsung mengalir deras.     

"Aku tidak bisa.. Kau oleskan sendiri saja. " Kata Arani sambil berdiri.     

" Aku sudah memenuhi keinginanmu untuk dikhitan, sekarang Aku cuma minta tolong agar kau membantuku mengoleskan obatnya malah menolak. Sungguh hidup ini tidak adil " Kata Jonathan sambil pura - pura mengeluh padahal hatinya menahan tawa melihat wajah Arani yang merah padam sekarang pucat pasi.     

" Tidak! Aku lupa harus ada yang ku kerjakan." Kata Arani sambil kembali menarik tangannya.     

"Pekerjaan apa ? Bukankah Nizam sudah memiliki asisten baru. Jadi kau sekarang hanya milikku " kata Jonathan sambil tetap mempertahankan tangan Arani dalam pegangannya.     

"Aku harus memberikan makan momo dan mimi " Kata Arani sambil semakin gugup. Ia sangat takut suaminya memaksa Ia mengoleskan obat ke tubuh Jonathan.      

" Kau pikir Aku bodoh ? Mana mungkin orang sepertimu diminta memberikan makan binatang peliharaan" Kata Jonathan sambil menyentakkan tangan Arani sehingga tubuh Arani langsung limbung dan heug..tubuhnya terjatuh ke dalam pelukan Jonathan dan langsung duduk dipangkuannya Jonathan. Pant*t Arani langsung menduduki pangkuan Jonathan dengan keras dan terkena ke tubuhnya yang luka sehingga efeknya adalah rasa sakit yang langsung kembali menghujamnya. " Aaakh...Oh.. sial.. ini sangat menyakitkan. Aku suruh kau mengobatinya bukan mendudukinya. Aduuh..burungku.." Jonathan kembali berteriak kesakitan.     

Arani langsung bangun dari pangkuan Jonathan " Aku tidak sengaja..Aku tidak sengaja. kau yang salah sudah menarik tanganku hingga Aku terjatuh.." Kata Arani langsung berlari keluar karena dilihatnya Jonathan sedang merintih kesakitan. Walaupun Arani sudah menyakitinya tetapi Jonathan tidak bisa menyalahkannya karena itu semua akibat perbuatannya sendiri.     

Ia yang tadinya mau iseng jadi terkena keisengan sendiri. Air mata Jonathan langsung meleleh karena sakit. Ia segera membuka celananya dan melihat sendiri, mata Jonathan terbelalak melihat luka itu semakin berdarah banyak. Ia segera menangkupnya celananya untuk menahan tetesan darah.     

"Mengapa Aku pengantin laki - laki yang harus berdarah di malam pengantin ? Mengapa bukan pengantin wanita yang berdarah. Ini benar - benar keanehan dunia. Entah apa dosaku di masa lalu sehingga Aku harus mengalami kejadian seperti ini ? Tuhan.. apakah ini balasan-Mu karena selama ini Aku tidak pernah beribadah kepada-Mu" Kata Jonathan bicara sendiri sambil meniup - niup lukanya agar mengurangi rasa sakitnya.      

Ia pernah terkilir kakinya pada saat berolah raga tetapi sakitnya tidak seperti ini. Ia lalu mengambil salepnya dengan hati - hati Ia mengoleskan pada lukanya. Muka meringis Jonathan langsung hilang, Jonathan terkejut dengan efek obatnya. Ia melihat langsung ke lukanya dan merasakan sensasi dingin yang menyelimuti tubuhnya yang luka. Rasa sakitnya berubah hilang walaupun masih berdenyut. Efeknya seperti obat bius yang bisa langsung meredakan rasa sakit.     

Dengan heran dan takjub, Jonathan melihat ke arah botol obatnya. Ia menebak - nebak apa isi kandungan obatnya bisa langsung meredakan rasa perihnya. Apakah ada kandungan morfinnya? Jonathan lalu menaikan kakinya ke atas tempat tidur dan mulai berbaring dengan sedikit rasa nyaman. Kemudian Ia terlelap tidur.     

Jonathan terbangun ketika ada yang membuka pintu, dilihatnya Arani masuk ke dalam kamar. Ia membawa baki yang berisi mangkuk dan piring berisi makanan.     

Melihat Arani datang, Jonathan langsung duduk sambil tersenyum, " Sayaang... obatnya sangat manjur. Terima kasih. Tetapi aku sangat tertarik dengan kandungan obatnya. Apakah isinya sampai begitu manjur ?" Kata Jonathan.     

"Itu rahasia kerajaan. Aku juga tidak tahu dan tidak pernah ingin tahu. Yang penting Kau sembuh " Kata Arani sambil menyimpan baki berisi makanan di meja. " Sekarang turunlah. Ini ada sop ikan yang mangandung protein tinggi agar lukamu cepat sembuh " Kata Arani.      

"Kau sungguh istri yang baik hati dan pengertian." Jonathan berkata sambil kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Arani. Jonathan duduk manis di atas kursi dan Arani menyiapkan sendoknya. Arani duduk di depan Jonathan melihat Jonathan mulai memakan sop ikannya. Sop itu walaupun bahan utamanya ikan tetapi tidak terasa amis karena rempah - rempah yang di dalamnya. Sop semangkuk itu segera berpindah perut. Arani menyodorkan sebuah gelas berisi minuman.     

" Ini adalah minuman obat dalam untuk mempercepat penyembuhan lukamu dari dalam " Kata Arani sambil memberikan gelasnya. Jonathan tidak banyak bertanya Ia langsung meminumnya dengan sekali teguk. Walaupun rasanya agak pahit tapi karena meminumnya di depan Arani yang manis maka rasa pahitnya menjadi tidak terasa.     

" Aku rasa dengan obat dari kerajaanmu, tubuhku akan cepat pulih dan Aku akan segera siap melaksanakan kewajibanku untuk memberikan nafkah batin kepadamu. Bukankah waktu itu Nizam berkata bahwa seorang suami wajib memberikan nafkah lahir dan batin kepada istrinya "     

Arani langsung terbatuk - batuk dengan keras mendengar perkataan Jonathan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.