CINTA SEORANG PANGERAN

Dari Empat Sisa Tiga



Dari Empat Sisa Tiga

0Mobil Silver itu segera meluncur ke tempat kediaman Pangeran Abbash. Semua jadi sedikit ketar ketir karena takut. Sepanjang jalan. Chung Hee menjelaskan Pangeran Abbash dengan sangat detil baik dari segi ketampanan maupun kekejamannya. Tetapi kekejaman Pangeran Abbash Chung Hee masih belum terlalu jelas seperti apa.     
0

Mobil kemudian  berputar-putar sedikit mencari alamat yang diberikan oleh Pangeran Abbash. Dan tidak lama kemudian mereka memasuki sebuah bangunan rumah yang sangat mewah dan sangat megah. Rumah itu sedikit jauh dari rumah yang lain. Rumah itu dikelilingi banyak pohon. Karena Pangeran Abbash tinggal di negara padang pasir dengan pemandangan pasir dimana - mana maka Ia selalu menginginkan rumah dengan banyak pohon untuk mengusir kebosanannya.     

Beberapa pengawal tampak berdiri di depan pintu pagar, menjaga dari masuknya orang-orang yang tidak dikenal.  Kemudian Chung hee memperlihatkan tanda pengenalnya karena setiap orang yang masuk harus memperlihatkan tanda pengenal.  Setelah tanda pengenal itu  diberitahukan kepada Pangeran Abbash maka mobil itu diizinkan untuk masuk.     

Chung Hee dan kawan-kawan melihat rumah itu dengan penuh kekaguman walaupun ternyata Pangeran Abbash sangat kejam, tetapi dia ternyata memiliki selera yang sangat baik tentang kediamannya.  Rumah yang sangat indah dengan kolam ikan. ada taman - taman bunga dan ada banyak pohon-pohon yang kebetulan sedang berbuah dengan lebat sehingga  warna-warna merah, kuning, hijau yang terlihat sangat serasi.     

Setelah mobil berada di depan pintu masuk maka mereka segera turun dan mobil mereka diparkirkan oleh penjaga Pangeran Abbash. Lalu kemudian mereka diantar oleh seorang pelayan untuk memasuki rumah yang sangat mewah itu. Jung hee baru tahu kalau ternyata Pangeran Abbash memiliki rumah di Seoul  karena selama ini dia hanya menemui Pangeran Abbash di hotel. Chung Hee semakin yakin kalau pangeran itu memang sangat kaya.     

Setelah masuk ke dalam, mereka kemudian diantar ke sebuah ruangan di mana pangeran Abbas berada. Jung hee dan kawan-kawannya tampak melihat ke sekeliling rumah itu. Sungguh rumah yang sangat besar dan mewah. Dengan furniture yang sangat mewah dan mahal. Mulut ke empatnya sampai mangap karena takjub.     

Ketika tiba di sebuah ruangan tampak dua orang penjaga berjaga di depan pintu masuk ke dalam suatu aula .  Chung hee diminta untuk masuk. Dua orang penjaga segera membukakan pintu dengan menarik pintu ke kiri dan ke kanan.  Ke empat orang itu lalu berjalan masuk dengan perasaan yang sangat berdebar-debar karena tegang.     

Dong Min, Joo Chan dan Jae Hwa sangat   tidak sabar ingin segera melihat wajah Pangeran Abbash yang kata Chung Hee sangat tampan. Mereka tampak sangat antusias walaupun sedikit takut. Dan kemudian mereka melihat seorang laki - laki sedang duduk  sambil memegang sebuah gelas minuman. Wajah tampannya langsung hampir tampa ekspresi. Kulit yang sangat putih seakan ingin mengalahkan kulit orang Korea yang terkenal halus dan sangat putih. Matanya sayu dan lebar dengan bulu mata yang lentik. Joo Chan langsung ingin pipis saking tidak tahannya melihat ketampanan Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash melihat kedatangan orang-orang yang Ia sewa  untuk membunuh Pangeran Thalal dan Cynthia. Mulut dengan bibir yang teramat merah itu tampak mengerucut membuat Ia semakin terlihat tampan.   Pangeran Abbas  menatap mereka dengan pandangan penuh kekesalan. Dan Ia tidak tahan untuk segera berbicara.     

"Apa yang sebenarnya terjadi?  Mengapa kalian sampai bisa terkecoh dan terjebak oleh mereka?" Kata Pangeran Abbash sambil meminum minumannya. Dia sama sekali tidak menyuruh mereka untuk duduk apalagi menawarinya minuman. Tetapi Dong Min, Joo Chan dan Jae Hwa tampak tidak memperdulikan ketidak sopanan yang mereka alami. Mereka malah asyik melihat wajah Pangeran Abbash yang enak dilihat dan sangat menyejukkan hati mereka. Dan yang menjawab pertanyaan Pangeran Abbash adalah Chung Hee.     

"Aku sebenarnya tidak mengerti apa yang terjadi pada waktu itu. Aku mendapatkan berita  dari informanku bahwa Pangeran Thalal dan Cynthia akan pergi ke Haneul Park, sehingga kami kemudian berniat untuk mengikutinya sambil mencari-cari kesempatan.  Siapa tahu Kami dapat menghabisi dia di sana dengan demikian kami tidak usah pergi ke pulau Jeju ." Kata Chung Hee menjelaskan dengan hati - hati     

" BODOH !! Kalian sangat bodoh!! Bukankah aku sudah mengatakan untuk membunuh pangeran dan istrinya itu di pulau Jeju agar pembunuhan itu dapat berjalan dengan mudah. Bukankah nanti di pulau Jeju akan akan banyak hadir orang-orang penting sehingga walaupun nanti pengawasan diperketat tetap saja pengawalan menjadi tidak akan terfokus kepada salah seorang saking banyaknya orang yang penting yang datang ke pesta tersebut.     

Tetapi kau malah menghancurkan segalanya. Aku sudah bilang untuk berhati-hati dan jangan bertindak di Seoul karena akan sangat mudah ketahuan." Pangeran Abbash terlihat sangat geram.     

"Sebenarnya Kami juga sudah berusaha untuk sangat berhati-hati. Hanya saja Kamu sama sekali tidak menyangka kalau mobil itu akan berganti arah dan berbelok ke pinggir kota. Dan ketika mereka menemukan  jalan bundaran lalu mobil itu berputar putar sehingga kami tanpa sadar mengikuti putaran tersebut.     

Ketika kami sudah mencapai putaran kedua Kami baru menyadari bahwa ternyata mereka menyembah kami karena ketika kami ikut berputar-putar itu menunjukkan bahwa kami mengikuti mereka karena kami ketakutan kalau sampai ketahuan maka kami segera melarikan diri. Dan sekarang kami datang ke sini untuk meminta petunjuk selanjutnya."     

Pangeran Abbas menjadi sangat marah mendengar perkataan Chung hee. Ia benar - benar telah salah memilih orang. Ia bukan memilih anggota gengster tetapi malah memilih sekumpulan orang badut.      

"Aku tidak pernah menyangka bahwa orang-orang yang sudah aku sewa hanyalah sekumpulan orang-orang idiot. " Pangeran Abbash menatap mereka dengan pandangan kesal lalu Ia berkata lagi.     

"Tetapi baiklah karena memang rencananya belum belum berhasil maka  aku masih akan  memberikan kesempatan sekali lagi untuk melanjutkan rencana kita di pulau Jeju. Aku harap kalian tidak akan salah langkah lagi."     

Chung Hee tampak lega mendengar Pangeran Abbash akan memberikan mereka kesempatan untuk melakukannya sekali lagi. Tetapi kemudia Ia mendengar lagi Pangeran Abbash berkata.     

"Sebelum kalian pergi. Datangkanlah seseorang di antara kalian untuk mendekat ke arahku.  Aku akan memberikan sesuatu sebagai penyemangat kalian dalam melaksanakan tugas nanti di pulau Jeju." Pangeran Abbash berkata sambil tersenyum manis, lesung pipitnya langsung terlihat membutakan mata mereka.     

Keempat pria Korea itu lalu saling berpandangan sambil menebak-nebak apa yang akan diberikan oleh  Pangeran Abbash sebagai penyemangat mereka. Apakah hadiah emas atau uang atau apa ?  Kemudian Chung hee berkata, "Biar aku saja yang maju. " Kata Chung Hee sambil mendekat tapi kemudian Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya. " Jangan Kau yang maju. Kau adalah pemimpin mereka. Datangkan yang lain" Kata Pangeran Abbash kembali.     

Sontak mereka saling berpandangan mata menatap curiga pada Pangeran Abbash. Memangnya apa yang hendak mereka berikan. Mengapa tidak boleh Chung Hee yang maju. " Biar Aku saja " Kata Jae Hwa akhirnya.     

"Ssst.. jangan maju!!" Kata Chung Hee sambil menahan tangan Jae Hwa. "Tapi mengapa?" Kata Jae Hwa. "Aku merasa mendapatkan firasat buruk" Kata Chung Hee.     

Melihat mereka malah berdebat Pangeran Abbash kemudian berkata lagi. " Silahkan kalian berdebat. Mau tiga hari tiga malam juga tidak apa - apa. Aku akan menunggu dengan sabar " Pangeran Abbash melipat tangannya di dada. Membuat Jae Hwa kemudian memaksa maju sehingga teman - temannya hanya menatap dengan cemas.     

"Yang Mulia..." Jae Hwa membungkukkan badannya memberikan hormat dan kemudian dengan sangat santai Pangeran Abbash mengeluarkan sesuatu dari balik pakaiannya dan "Dor..dor.. sebelum mereka menyadarinya. Senjata di tangan Pangeran Abbash meletus menembak bahu dan kaki Jae Hwa. Jae Hwa memekik kesakitan tanganya memegang bahu yang langsung bercucuran darah membasahi lantai.     

"Oh.shit!! Chung hee dan teman -temannya berteriak kaget sambil kemudian mengeluarkan senjatanya masing - masing dan mengacungkannya pada Pangeran Abbash. Tetapi kemudian para pengawal yang berdiri di sekeliling mereka bergerak dan mengeluarkan senjata dan menodongkannya kepada tiga orang yang sedang terkejut itu.      

"Sekali senjatamu meletus maka semua keluarga kalian akan mati" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian menekan tombol remote yang dipegang di tangannya. Sebuah TV besar tampak turun dari atas langit - langit kamar dan memutar adegan yang sangat memilukan hati mereka. Ada Ibu Dong min yang sudah tua. Ada adiknya Jae Hwa. Ada kekasih Joo Chan dan ada istri serta anak - anak dari Chung hee. Semuanya terikat dan mulut ditutupi lakban.     

"Kau benar - benar iblis " Kata Chung hee sambil menurunkan senjatanya. Mukanya pucat pasi melihat orang - orang yang sangat Ia cintai berada dalam posisi menjadi sandera.     

Pangeran Abbash tersenyum sambil menggerak - gerakkan kepalanya seakan mengusir pegal di tekuknya. Ia lalu berjalan mendekati Jae Hwa yang merintih kesakitan. Jae Hwa menatap Pangeran Abbash dengan pandangan ketakutan. Pistol ditangan Pangeran Abbash meletus lagi. Ia menembak punggung kaki Jaw Hwa.      

Darah  kembali berceceran membasahi lantai, jeritan Jae Hwa juga terdengar sangat menyedihkan Dia pasti sangat kesakitan karenapunggung  kakinya tertembus oleh peluru. Secara refleks teman-temannya segera akan maju untuk menolongnya.  Tetapi Pangeran Abbas segera mengacungkan senjatanya lagi.     

"Kalau kalian ada yang berani melangkah maka kalian akan mati semua tertembus peluru dan Aku juga akan membunuh semua keluargamu." Kata - kata Pangeran Abbash membuat  Chung hee dan kawan - kawannya berdiri membeku. Kemudian Pangeran Abbas menarik sebuah tuas yang ada di tiang dekatnya.     

Begitu tuas di tarik maka  lantai di samping Pangeran Abbas terbuka dan sebuah pelapis di bawah lantai tempat mereka berdiri tampak terbuka memperlihatkan sebuah kolam air di dalamnya.  Chung hee dan kawan-kawannya sangat terkejut menyadari bahwa mereka sebenarnya berdiri di atas sebuah lantai kaca yang sangat tebal. Lantai itu transfaran dan memperlihatkan ribuan ikan yang sedang berenang di dalamnya. Mereka saling berpandangan sambil menebak - nebak ikan apa yang berada di bawah kaki mereka itu?     

Jae Hwa tampak sangat  ketakutan dia menatap Pangeran Abbas dengan mata yang sangat putus asa ketika dia segera menyadari apa yang akan terjadi kepada dirinya. Di bawah terlihat bahwa ikan-ikan itu bukanlah ikan-ikan sembarangan. Ikan-ikan yang berada di bawah itu adalah ikan ikan piranha yang sangat buas dan sangat kejam. Mereka tampak hilir mudik berenang. Pangeran Abbash kemudian menekan sebuah tombol dan lantai yang ada disamping tempat berdiri Pangeran Abbash tampak membuka empat lantai. Kini ikan piranha semakin jelas terlihat.     

Pangeran Abbash mengenakan jubah yang berwarna hitam sehingga sangat kontras dengan kulitnya yang putih.  Ada wanita yang berdiri di sampingnya.  Wanita itu kini tampak sangat ketakutan. Badannya  sampai gemetar.     

Jae Hwa sendiri terlihat sangat ketakutan dan kesakitan Dia memegang kakinya yang berlumuran darah.  Pangeran Abbas mendekati Jae Hwa dan kemudian dengan sangat kejam Pangeran  Abbas mendorong tubuh Jae Hwa hingga terjatuh ke dalam kolam melalui empat lantai yang terbuka.     

Chung Hee, Dong min dan Joo Chan langsung terpekik histeris Mereka berlari mendekati lantai yang terbuka mereka berjongkok dan  menangis meraung - raung ketika melihat tubuh Jae Hwa terjatuh ke dalam kolam.     

Begitu tubuh terjatuh itu maka ikan-ikan segera merubunginya dan mencabik-cabik tubuh Jae Hwa dengan sangat kejam. Ikan - ikan itu berpesta pora memakan tubuh Jae Hwa hingga tubuhnya hanya tinggal tulang belulang.     

Mereka kemudian menatap Pangeran Abbash dengan pandangan penuh kebencian.     

"Kali ini hanya temanmu yang mati. Lain kali kalau seandainya kalian gagal lagi maka orang - orang yang kalian cintai yang akan mengisi perut ikan piranhaku" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian merangkul wanita yang gemetar disampingnya. Ia mencium bibir yang tampak membiru karena ketakutan. "Apa Kau sangat takut?" Tanya Pangeran Abbash dengan lembut. Wanita itu mengangguk tanpa sadar. "Jangan khawatir, Aku akan menghilangkan ketakutanmu" Katanya sambil melucuti pakaian wanita itu.     

"Apa lagi yang kalian tunggu? Pergillah!! Apa Kau tidak melihat ? Aku hendak menenangkan wanita ini" Kata Pangeran Abbash. Chung hee dan teman - temannya langsung berjalan setengah berlari keluar dari ruangan yang mengerikan itu diikuti para pengawal pangeran Abbash.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.