CINTA SEORANG PANGERAN

Bebaskan Aku, Maka Aku Akan Membebaskanmu



Bebaskan Aku, Maka Aku Akan Membebaskanmu

0Chung Hee terdiam. Ia jadi sangat ketakutan mendengar kata - kata Cynthia. Bagaimana negaranya akan mengutuk dia dan keluarganya sebanyak tujuh turunan. Jadi kalaupun Ia selamat dari Pangeran Abbash maka Ia dan keluarganya tidak akan bisa hidup dengan tenang. Bagaimana kejamnya masyarakat di negaranya terhadap perundungan terhadap orang lain membuat Chung Hee terus berpikir dengan galau. Ia tidak akan tahan terhadap stigma*) yang akan diberikan orang lain kepada keluarganya dan dirinya kelak.     
0

Ia teringat bagaimana para artis dan aktor di negaranya yang bunuh diri karena tekanan dari masyarakat sekitar. Lalu bagaimana pula dengan keluarganya kalau tahu Ia membunuh Putri dan Pangeran dari Azura. Dan putri itu berkewarganegaraan Amerika. Aargh... Chung Hee mengacak - acak rambutnya sendiri dengan kesal.      

"Kau kenapa Chung Hee? " Joo Chan bertanya kepada temannya setelah melihat wajah Chung Hee yang kalut itu bertambah kalut setelah berbincang - bincang dengan Cynthia. Joo Chan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh temannya dan Cynthia.     

"Chung Hee.. Kenapa kita tidak langsung membunuhnya? Mengapa Kita harus membawa wanita ini. Sungguh merepotkan. Dan mengapa Kau terus berbicara dengannya. Apa yang sedang Kalian bicarakan " Kata Joo Chan lagi.     

"Kau jangan bodoh!! Bukankah kita disuruh membunuh dia dan suaminya. Kalau dia mati sementara suaminya belum maka kita akan hancur. Kita akan menjadikannya dia sebagai umpan bagi suaminya terlebih dahulu " Kata Chung Hee. Joo Chan terdiam, di antara mereka berempat termasuk Jae Hwa yang sudah mati. Chung Hee adalah pemimpin mereka karena Chung Hee yang paling pintar.     

Joo Chan lalu melihat Chung Hee kembali berkata kepada Cynthia.     

"Kau jangan coba-coba menakut  - nakutiku. Aku tidak takut terhadap apapun yang kau ucapkan."     

Cynthia kembali memutar otaknya. Dia tahu kalau Chung Hee sudah mulai terpengaruh tetapi dia masih keras kepala maka Ia kembali menekan Chung Hee dari sisi yang lain.     

" Aku sebenarnya tidak mengerti apa motifmu dengan  menangkap Aku. Kalau kau menginginkan uang. Katakanlah berapa ? Aku sangat yakin suamiku akan segera memberimu. Asalkan Aku bisa kembali dengan selamat. Tetapi kalau kau mau mencelakakanku karena suruhan seseorang maka Aku perlu menasehatimu tentang orang yang menyuruhmu"     

Cynthia berkata sambil menebak - nebak siapa yang sudah menyuruh Chung Hee menangkapnya. Ia sebenarnya masih belum pasti kalau Pangeran Abbash yang menyuruhnya. Tapi Ia perlu berspekulasi**) untuk itu.     

" Memangnya siapa yang menyuruh kami ? Kamu jangan mengada-ngada." kata Chung Hee menjadi sangat kesal sekaligus penasaran. Apakah benar Cynthia tahu siapa yang menyuruh mereka.     

"Aku kira  orang itu adalah seorang pangeran juga. Dia adalah musuh dari kerajaan kami. Dan dia memiliki dendam pribadi kepadaku sehingga dia menyuruhmu untuk membunuhku dan suamiku. Kau pasti tahu Pangeran itu sangat jahat dan sangat licik. Jadi tolong buka mataku dulu agar aku bisa berbicara denganmu dengan leluasa. Aku akan berbicara banyak tentang pangeran yang sudah menyuruhmu itu."     

" Tutup mulutmu! Kau jangan coba - coba untuk mempengaruhimu. Aku tidak akan pernah membuka matamu. Aku akan membunuhmu" Kata Chung Hee membentak Cynthia.     

" Lalu mengapa kau menutup mataku?"  Cynhtia bertanya kepada Chung Hee.     

"Aku tidak ingin kau mengenali Wajah kami makanya aku menutup matamu" Chung Hee menjawab pertanyaan Cynthia.     

"Kalau begitu mengapa Kau menutup mataku ? Dengan menutup mataku kelihatannya kalian malah tidak berniat untuk membunuhku" kata Cynthia.     

"Mengapa kau berkata seperti itu? Mengapa kau yakin,  bahwa Kami  tidak akan membunuhmu? Kau perlu tahu kalau Kami belum membunuhmu bukan karena tidak tega tetapi karena kami akan menjadikanmu sandera untuk menangkap suamimu. " Kata Chung Hee.     

Chung hee benar - benar seperti hilang akal. Ia ingin berhenti berbicara dengan Cynthia tetapi nalurinya berkata bahwa Ia harus berkata dengan Cynthia untuk keselamatan keluarganya. Ia tidak khawatir tentang keselamatannya tetapi Ia sangat khawatir dengan keluarganya yang berada di tangan Pangeran Abbash.     

Cynthia tertawa mendengar laki-laki itu semakin terus melayani perbincangannya.  Nada suaranya terdengar marah dan penuh dengan bentakan tetapi tidak menutupi rasa kepenasarannya. Pria ini hanya sedang gusar dan galau dengan perbuatannya. Cynthia masih belum paham apa yang membuatnya galau. Kemungkinan Chung Hee ini tidak ingin melakukan tindakan ini. Chung Hee kelihatannya  seperti terpaksa.     

Cynthia lalu berkata lagi, "Aku tahu kalian mungkin orang yang jahat tetapi Aku tetap yakin kalau  kelihatannya kalian masih memiliki hati nurani." begitu kata Chintya.     

Laki-laki itu kemudian menghentikan langkahnya dan menarik kain yang menutupi mata Chintya. Cynthia mengerjapkan matanya yang yang terasa sakit karena cahaya matahari yang berebut masuk ke dalam kornea matanya. Dan itu menimbulkan rasa sakit sebelum Ia membiasakan pandangan matanya.     

Setelah sedikit terbiasa  lalu Cynthia dapat melihat walaupun masih remang-remang ke arah orang-orang yang menangkapnya.     

Cynthia lalu berkata dengan setulus hati, "Aku mengucapkan terima kasih kalian sudah membuka mataku. Aku sedang mengandung dan aku takut terjatuh."     

"Kau mau Aku bunuh tapi kau masih berusaha melindungi anakmu." kata Chung Hee sedikit keheranan.     

"Aku sudah mengatakan tadi bahwa Aku tidak takut mati tetapi karena Aku sedang mengandung maka Aku harus tetap hidup. ini adalah anak pertamaku.   aku akan melindunginya bagaimanapun caranya. Aku ingin anakku hidup dan lahir ke dunia dengan selamat. Kalau Aku mati bagaimana dia bisa hidup. Dia masih berusia empat bulan.     

Aku  akan menggantungkan hidupku kepada kalian. Aku mohon selamatkan Aku dan berikan kesempatan kepada anakku untuk lahir ke dunia ini." Cynthia mulai berkata dengan memelas.     

Tiba - tiba orang yang dibelakang Cynthia berteriak.     

"Chung Hee!! Mengapa Kau terus bercakap-cakap dengan wanita itu? Dan mengapa Kau malah membuka penutup matanya. Sehingga Ia jadi mengenali wajah kita. Apakah Kau sudah menjadi orang bodoh?  Ingat kata Pangeran Abbash. Ia  menyuruh kita untuk membunuhnya"  Dong Min berkata dengan keras kepada Chung Hee.     

Chung Hee langsung menatap Dong Min dengan murka.     

"Mengapa Kau malah menyebutkan nama  Pangeran itu? Bukankah dia sudah berkata kepada kita agar kita tidak menyebutkan namanya "     

Dong Min lalu  terdiam dengan ketakutan. dan Cynthia  segera menyadari situasi yang terjadi diantara mereka. Seperti dugaannya dalang dibalik semua ini adalah Pangeran Abbash dan  kelihatannya mereka ini sangat tertekan oleh pangeran gila itu.     

"Aku sudah menduganya sedari tadi.  Pangeran Abbas yang menyuruh kalian untuk membunuhku. Pangeran gila itu sangat kejam. Dia seorang psikopat.  Mengapa kalian bekerja sama dengannya ?Aku yakin kalian berhasil atau tidak berhasil, membunuhku. Kalian akan tetap dibunuh oleh pangeran Abbash."     

Chung Hee kemudian menatap Cynthia dengan pandangan mata yang sangat gelisah.     

" Tutup mulutmu, wanita busuk!! Mengapa  kau terus menakut-nakuti kami? Dia berjanji kepada kami Kalau kami berhasil membunuhmu dan suamimu maka dia akan melepaskan kami."     

Cynthia tersenyum dan berkata, " Orang yang bisa dipegang kata-katanya adalah orang baik dan Pangeran itu jelas bukanlah orang baik. Dia adalah Pangeran psikopat yang gila. Apapun yang dia katakan hanyalah kebohongan."     

"Mengapa dia harus membunuh Kami? Tidak! Dia mengatakan akan memberikan kami uang yang banyak dan membebaskan keluarga kami yang disandera "     

Mata Cynhtia melebar, itulah sebabnya mengapa mereka terlihat gelisah. Ternyata benar mereka sedang terancam.     

"Nah!! berarti Aku juga benar. Dia telah mengancam kalian. Kau salah telah mempercayainya. Dia mungkin akan membebaskan keluarga kalian  tetapi dia akan punya alasan yang kuat untuk membunuh kalian. Walaupun kalian nanti sudah berhasil untuk membunuhku maka dia akan tetap untuk membunuh  kalian"     

"Aku tidak percaya dengan kata-katamu dia berjanji akan melepaskan kami dan memberikan kami imbalan agar kami dapat membunuhmu?" Chung Hee bersikeras dengan pendapatnya     

Cynthia menghela nafas. "Aku hendak menawarkan 1 pilihan kepada kalian. Kalian bebaskan Aku. Dan aku akan menyuruh suamiku untuk melindungi kalian dan membebaskan keluarga kalian dari jeratan tangannya"     

"Tidak!! Aku tidak akan menuruti kata-katamu. Pangeran Abbas kau berjanji kepada kami untuk membebaskan keluaga kami dan membiarkan kami tetap hidup"     

"Baiklah, Katakanlah kalau dia benar. Akan membebaskan kalian. Lalu bagaimana dengan kata - kataku tadi bahwa Kau akan dikejar - kejar oleh tiga negara. Negaramu Korea, Negaraku Amerika dan Negara Suamiku kerajaan Azura "     

Chung Hee terdiam lalu kemudia dia berkata setelah berpikir sesaat. " Berikanlah kami kesempatan untuk berdiskusi " Kata Chung Hee sambil kemudian berkata kepada teman - temannya.     

"Ambillah waktu sesukamu. Aku akan  menunggumu disini sambil duduk. Kakiku sakit karena berjalan sedari tadi. " Kata Cynthia sambil duduk di bawah pohon.     

"Kau jangan coba - coba melarikan diri "     

"Aku hendak lari kemana ? Aku sedang hamil.  Kalaupun Aku lari kalian dapat menangkapku kembali dengan mudah. Lagipula Aku letih dan ingin duduk."     

Chung Hee menatap Cynthia yang duduk sambil mengurut kakinya yang sakit. Setelah dirasa aman Ia lalu mengajak teman - temannya untuk berdiskusi.     

Sambil duduk Cynthia berpikir. Sedari tadi Ia terus mengulur - ngulur waktu sambil menunggu suaminya datang mencarinya tetapi mengapa sampai saat ini Pangeran Thalal dan rombongan pengawal masih belum berhasil menemukannya. Cynthia menjadi gelisah. Ketiga orang ini kelihatannya tidak terlalu sulit untuk dikalahkan bahkan oleh Pangeran Thalal seorang diri. Lantas kemana suaminya. Cynthia jadi harap - harap cemas.     

***     

 *) Stigma = Pandangan orang lain yang menilai diri kita dengan negatif     

**) Spekulasi = Tindakan yang bersifat untung - untungan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.