CINTA SEORANG PANGERAN

Self Service



Self Service

0Nizam segera menyuruh Andhara dan Arani untuk mengumpulkan semua ahli pijat dan akupuntur dari berbagai negara. Dan di kamar tampak Arani sibuk di depan laptopnya menghubungi semua mitranya di seluruh luar negeri. Wajah cantiknya tampak serius. Di sampingnya ada kopi hitam yang menemaninya bekerja. Sudah hampir sembilan negara Ia hubungi. Sekarang adalah negara ke sepuluh. Negara Cina, kebetulan Ia memiliki teman dekat yang memiliki perguruan ilmu kungfu di Cina.     
0

Jonathan menatap istrinya yang sedang serius, Ia kemudian berdiri di belakang tubuh istrinya dan mulai memijat bahu Arani. "Sudah hampir tiga jam Kamu di depan laptopmu. Kau pasti pegal, Aku pijat yah.." Kata Jonathan sambil menggerakan kedua tangannya dengan lembut. Arani malah menoleh ke belakang sambil mengerutkan keningnya. Bibirnya tampak sedikit maju ke depan.     

"Kau pasti mau menggangguku" Kata Arani sambil menepiskan tangan suaminya. Jonathan malah memeluknya dari belakang. Ini adalah usaha yang kesekian kalinya.      

"Aku tidak berani mengganggumu, tetapi Aku kasihan melihatmu begitu serius dari tadi. Ayolah berbaring dulu untuk meluruskan pinggangmu. Apakah kau tahu kalau orang kebanyakan duduk nanti pinggangnya bisa patah."     

"Aaah.. teori darimana itu ? Kamu berkhayal " Kata Arani sambil kemudian mengangkat handphonenya dan mulai menghubungi temannya dari Negara Cina.     

"Ya Hallo. Apa kabarmu ? Kabar baik. Syukurlah. Begini...." Arani lalu menceritakan kronologis kejadian Pangeran Thalal tetapi dengan menyamarkan namanya. Nizam meminta agar berita kebutaan Pangeran Thalal tidak terlalu diekspos. Nizam tidak ingin membuat kegemparan di Azura. Berita kebutaan Pangeran Thalal dapat mengakibatkan kredibilitasnya di Azura menurun. Nizam juga tidak ingin membuat para Ratu menjadi histeris. Apalagi Ia mendengar Ayahnya semakin memburuk kesehatannya.      

Ketika Arani asyik menelpon, Arani melotot ketika tangan Jonathan malah menyelusup ke dalam celah pakaiannya tepat di bagian dada. Ia langsung mencekal tangan Jonathan tapi Jonathan malah semakin menyelusupkan tangannya dan mulai menggerakan tangannya di dalam.     

Arani mengerang dengan marah. Matanya memerah dan melotot tapi Jonathan malah semakin nakal. Suara Arani yang sedang berbincang - bincang dengan Fengyin menjadi tergagap. "Jadi Aku ingin..mmm...aa..mmm " Arani malah mengerang. Ia mendelik dengan mulut berdesis. Luar biasa suaminya ini. Sejak sembuh  Ia terus menerus menyerangnya.     

"Halo Arani, Jadi maksudnya bagaimana? Kapan Aku harus mengirimkan Tuan Chen Ke Azura? Dia ahli akupuntur di daerah kami. Aku yakin Ia akan menyembuhkan temanmu itu" Fengyin berkata sambil mengerutkan keningnya. Ia heran mengapa suara Arani menjadi aneh.     

"Eummm Besok.. eh secepatnya kalau memungkinkan..Mmh..malam ini. Fengyin sebentar, Aku akan menelponmu lagi. Aku ada urusan dulu" Kata Arani sambil kemudian Ia menutup teleponnya dan kemudian Ia berdiri dan menatap Jonathan dengan sangat kesal.     

"Aku sedang menelpon" Kata Arani dengan murka.     

"Dan Aku sedang horny.." Kata Jonathan dengan nafas memburu.     

"Aku belum siap " Kata Arani sambil kemudian berbalik dan melangkah pergi tapi kemudian Ia terkejut karena pinggangnya lalu dipegang oleh Jonathan. Jonathan menangkap pinggangnya lalu diangkat dan dilempar ke atas ranjang. Arani memekik kaget. Ia langsung bangkit tapi Ia kalah cepat dengan gerakan Jonathan yang melempar tubuhnya sendiri ke atas tubuh Arani. Arani langsung terhimpit dibawah tubuh Jonathan.     

"Aaakh.. Kau jangan gila" Arani meronta sambil kemudian membalikkan posisi tubuh mereka. Jonathan terbanting ke bawah tubuh Arani. Arani duduk di atas perut Jonathan sambil mencengkram tangan Jonathan.     

"Jangan pernah memaksaku. Aku benar - benar belum siap " Arani berdesis.     

"Kapan Kau akan siap ? Aku sudah tidak tahan. Ini sudah hampir tiga minggu " Kata Jonathan dengan wajah memelas.     

"Aku ingin kau segera mengandung anakku. Diantara Aku, Nizam dan Edward hanya Aku yang belum punya anak. Bahkan Cynthia saja sudah mengandung " Kata Jonathan lagi. Arani melengos.     

"Aku takut..." Arani bicara pelan seakan berbisik     

"Takut apa ? Kau kan pendekar wanita? Masa Kau takut bercinta? Lagipula dengan badanmu yang begitu kekar kau pasti tidak akan kesulitan menerima tubuhku. Ayolah sayang kita coba sekali saja. Kau tidak akan pernah tahu rasanya kalau tidak mencoba. Selama Aku bercinta dengan yang lain semua berjalan dengan lancar. Semua wanita bilang Aku sangat memuaskan" Kata Jonathan sambil membusungkan dadanya. Tapi Arani malah memukul dadanya walaupun pelan tapi Jonathan sampai terbatuk.     

"Kau jangan berkhayal ! Kau pikir Aku tidak tahu kalau kau masih perjaka ? Kau sama saja dengan diriku tidak memiliki pengalaman apapun " Kata Arani sambil mencibir. Wajah Jonathan jadi memerah. Sialan.. tahu darimana Arani kalau Ia masih perjaka. Pasti kakaknya yang bilang. Karena cuma dia yang tahu dan mungkin untuk mengatakannya pada Arani.     

"Kata siapa Aku masih perjaka? Itu bohong! Aku sangat berpengalaman. Ayolah sayang.. jangan biarkan Aku menderita. Aku sudah berkorban dengan menahan sakit karena di sunat untuk mengikuti keinginanmu. Aku juga sekarang rajin sholat dan belajar mengaji. Masa Aku tidak mendapat upahnya " Jonathan mencoba berkelit.     

Arani kemudian terdiam, Ia melihat wajah Jonathan yang benar - benar sangat memelas. Matanya tampak ingin dikasihani.     

"Benarkah tidak akan sakit? " Arani tampak sedikit luruh. Sebenarnya dari kemarin - kemarin Ia sudah hampir menyerah melihat kegigihan suaminya. Ia kasihan karena Jonathan tampak sangat menahan hasratnya. Arani juga bahkan tidak mau menyentuh tubuh Jonathan untuk sekedar menyenangkan hati suaminya. Arani sangat ketakutan bersentuhan dengan suaminya sendiri. Malam pertama baginya bukan malam yang menyenangkan. Di Azura malam pertama adalah malam penyiksaan bagi kaum wanita.     

" Aku bukan orang Azura, Aku orang Amerika jadi milikku tidak akan sampai menyakitimu " Kata Jonathan sambil mulai berbinar. Dadanya berdetak kencang Ia sangat berharap Arani dapat menyerahkan tubuhnya malam ini dan tampaknya Arani mulai mempercayai perkataan Jonathan.     

Arani tidak tahu kalau antara orang Azura dan Amerika bedanya cuma tipis. Kalau membandingkannya dengan orang Asia masih mungkin signifikan perbedaannya. Dan Jonathan memanfaatkan kepolosan Arani di bidang yang ini.     

Jonathan tersenyum kecil ketika Ia kembali memutar posisi tubuhnya. Arani kembali berada di bawah tubuhnya. Tangan Jonathan dengan terampil melepaskan pakaian Arani. Arani berusaha mempertahankan setiap helai pakaian yang direnggut dari tubuhnya. Tapi kemudian Ia tidak berdaya hingga Ia lalu bergelung di bawah selimut. Menatap suaminya yang ikut menyusup ke bawah selimut.     

Arani tampak mengerang ketika bibir Jonathan menelusuri kulit halusnya. Dan tubuh Arani mulai menggeliat ketika Jonathan menggunakan segenap kemampuannya untuk membingkitkan gairah istrinya. Sejuta kata rayuan Ia hamburkan agar Arani melupakan aktivitas yang sedang dilakukan suaminya sampai kemudian mata Arani yang sedang terpejam menjadi terbelalak.      

Mata yang lebar dan tajam itu tampak melotot, tubuh Arani mengkerut kedua kakinya mengejang. Mulutnya  menjerit memekakkan telinga Jonathan."Aaakh.. saaakiiiit !! Jeritnya histeris. Sesaat tubuh Jonathan membeku sebelum kemudian tubuh Jonathan melayang karena tendangan Arani. " Bruk..!! Tubuh telanjang itu langsung menghantam sofa.      

Arani duduk dengan muka pucat pasi. Kedua kakinya yang terbuka langsung merapat. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuh Arani. " Ka..Ka..u berbohong! Ouch.. ini sakit..sangat sakit " Arani berkata dengan suara tidak beraturan. Ia memegang selimutnya dengan erat.     

"Jangan mendekat lagi ! Jangan!! " Kata Arani sambil menggigil ketakutan. Jonathan hanya bisa mengusap punggungnya yang sakit kena sofa. Walau panik tetapi Arani masih menggunakan akal sehatnya. Ia sengaja mengarahkan tubuh Jonathan yang Ia tendang agar menghantam sofa yang lembut. Ia tidak ingin tubuh Jonathan terluka. Jonathan mengerutkan kedua bibirnya dengan kesal.     

"Sialan..gagal lagi. Padahal pesawat sudah hampir landing..harusnya tadi Aku hujamkan sekalian. Kalau sudah landing mana bisa ditarik lagi. Terpaksa self service  lagi" Jonathan terus menggerutu sambil bangkit dan pergi ke kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.