CINTA SEORANG PANGERAN

Ada Satu Harapan untuk Pangeran Thalal



Ada Satu Harapan untuk Pangeran Thalal

0Arani masih lenyeh - lenyeh tiduran ditempat tidur. Ia baru sembuh dari demamnya. Ia menatap Jonathan yang sudah rapih mengenakan kemeja dan celana jens hitam. Jonathan tampak mengemas beberapa buku ke dalam tasnya. Ia juga memasukan notebook dan peralatan menulis.     
0

"Apakah Kau akan ke kampus ?" Tanya Arani sambil sedikit menggeliatkan tubuhnya. Selimut yang dikenakannya melorot hingga menyisakan pemandangan dadanya di sebalik gaun tidurnya. Jonathan sesaat terpesona, Ia menelan ludahnya sendiri. Sejak malam mengerikan itu Ia belum pernah menyentuh Arani lagi. Ia takut melukai istrinya lagi.     

Jonathan menganggukan kepalanya, " Aku ada janji dengan dosen pembimbingku, Apakah Kau tidak apa - apa kalau kutinggalkan. Bagaimana dengan demammu?" Kata Jonathan sambil menghampiri Arani. Arani merangkulkan tangannya ke leher suaminya sambil tersenyum malu - malu.     

"Aku sudah sehat.." Kata Arani sambil menyembunyikan mukanya di leher Jonathan. Jonathan jadi tegang tidak karuan. Arani apalagi, Ia merasa mabuk dengan bau tubuh Jonathan. " Sayangku.. Aku harus ke kampus. Mr.Smith tidak suka kalau mahasiswanya telat, Ia sangat ontime " Kata Jonathan dengan nafas sedikit memburu.     

Arani melepaskan rangkulannya, " Aku mengerti, pergillah. Aku juga sebentar lagi harus mengurus pengobatan Pangeran Thalal " Kata Arani sambil menahan gejolak di dadanya.     

"Aku berdoa semoga Pangeran Thalal segera sembuh, Aku tidak tega melihat pria setampan itu harus kehilangan penglihatannya"     

"Iya.. Ini sudah beberapa tahap pengobatan tetapi masih belum ada perkembangan dan ini ahli terakhir yang akan mengobati Yang Mulia " Arani berkata dengan sedih. Ia turun dari tempat tidur dan menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya. Jonathan tambah melongo melihat tubuh Arani dalam balutan gaun tidur yang tipis sehingga pakaian dalamnya terbayang menampilkan kesempurnaan tubuh Arani yang berlekuk tetapi sangat tegap dan sedikit berotot.     

Tangan Jonathan jadi tidak tahan untuk merangkul pinggang Arani dari belakang dan merengkuhnya dalam pangkuannya. Arani memekik kaget karena tidak menyangka suaminya akan memeluk dan mendudukannya di pangkuan. " Sst... Kau ini. Katanya mau ke kampus. Sudah sana.." Kata Arani sambil berusaha bangun dan melepaskan diri dari pelukan suaminya.     

Jonathan malah mencium kuduk istrinya dari belakang membuat Arani menggelinjang geli. Ia menoleh ke belakang sambil tertawa kecil. " Geli..Nathan, jangan !! " Kata Arani sambil memerah.     

Jonathan tidak menghiraukan penolakan istrinya Ia malah membalikkan tubuh Arani dan membenamkan ciumannya dengan mesra. Arani masih tampak kaku membalas ciuman suaminya. Maklum saja seumur - umur Ia tidak pernah berciuman hanya dengan Jonathan Ia berciuman jadi wajar saja kalau masih kaku.      

Jonathan hanya berani berciuman, Ia tidak berani bertindak jauh walaupun kelihatannya istrinya sudah pasrah. Arani bahkan menempelkan tubuhnya ke tubuh suaminya dengan erat. Jonathan tersenyum saat menyadari kalau istrinya itu memiliki gelora dan kekuatan yang lebih dari wanita biasa. Ia harus melatih kekuatan tubuhnya lebih keras lagi agar selalu bugar. Jonathan sudah membayangkan kalau malam - malam berikutnya Ia akan sering kerja kerja keras untuk  menyenangkan istrinya.     

" Sabar Ya.. nanti malam Aku akan pasrah kau apa - apain juga" Bisik Jonathan membuat Arani tersipu - sipu malu. Ia mencubit pingang Jonathan dengan wajah masih kemerahan.     

"Iiih... engga ah. Nanti sakit lagi " Kata Arani sambil menggelengkan kepalanya. Jonathan tertawa, " Tidak akan sakit lagi sweety asalkan Kau menurut padaku " Kata Jonathan berbisik.     

Dengan mata sayu Arani mengangguk, " Aku akan menurut kepadamu "     

"Gadis baik " Kata Jonathan sambil bangun dan mencium pipi Arani. Ketika Ia akan melangkah tiba - tiba Arani menarik tangannya dan Ia lalu kembali memeluk tubuh Jonathan dan menciumnya dengan kuat seakan tidak rela berpisah dengan suaminya. Jonathan sampai tertegun tetapi segera membalas ciuman istrinya dengan semangat.     

Sampai kemudian Arani melepaskannya. Ia lalu mengambil tangan suaminya dan menciumnya sambil disentuhkan ke kening, pipi kiri dan kanan dan terakhir ke bibirnya. " Semoga Alloh selalu memberkahimu " Kata Arani sambil tersenyum manis. Jonathan mengelus kepala Arani dan mengucapkan salam.     

Keluar dari kamar Ia melihat penjaga yang berdiri di depan kamarnya. Mereka tampak berdiri sedikit loyo. Tetapi begitu melihat Jonathan mereka segera berdiri tegap, membungkuk memberikan hormat dengan takzim. Jonathan tampak mengerutkan kening melihat mereka bersikap seperti itu. Karena biasanya mereka hanya menganggukan kepalanya dan tidak sampai membungkuk seperti itu.     

Jonathan tidak ambil pusing, Ia kembali berjalan melintasi beberapa ruangan sambil sedikit mengingat - ngingat jalannya. Rumah ini sangat besar kalau tidak diingat - ingat Ia bisa tersesat dan berakhir di kandang Harimau atau Cheetah peliharaan Nizam dan Pangeran Thalal.      

Jonathan berpapasan dengan dua orang pelayan. Mereka tampak senyum - senyum genit sambil cekikikan melihat Jonathan. Jonathan terdiam sambil melihat ke arah mereka dengan heran. Ia menatap pelayan itu sambil mengangkat tanganya seakan bertanya ada apa. Tetapi pelayan itu malah pergi sambil tersipu - sipu malu.      

Jonathan menggelengkan kepalanya lalu Ia berjalan kembali. Ia lalu berpapasan serombongan para penjaga yang sedang berpatroli. Begitu melihat Jonathan mereka lalu berhenti dan segera membungkuk penuh rasa hormat seakan Ia seorang Pangeran. Bahkan ketika Jonathan menatapnya para penjaga itu bergegas pergi seakan melihat hantu. Dan itu tidak terjadi sekali. Setiap Ia berpapasan dengan pelayan dan penjaga, Mereka selalu membungkuk memberi hormat dengan sangat berlebihan. Padahal biasanya tidak seperti itu.      

Jonathan benar - benar sangat heran, Ia tidak mengerti dengan kelakuan para pelayan dan penjaga itu. Tetapi Ia tidak ambil pusing Ia segera keluar dari rumah itu dan menuju ke garasi kemudian mengeluarkan mobilnya sendiri dan meluncur menuju kampus. Ia sangat bersemangat menempuh kehidupan bersama Arani. Memiliki istri ternyata membuat kebahagian seorang laki - laki berlipat ganda. Ia menyesal tidak menikah dari dulu.     

****     

Di Ruang Pengobatan     

Mr. Sanjay tampak berupaya memberikan teknik pijatan pada sekitar kepala Jonathan. Ia berupaya memulihkan syaraf Pangeran Thalal yang terluka tetapi Ia sudah mencoba beberapa kali dari dua hari yang lalu. Dan Ia mengalami kegagalan lagi. Keringatnya mengalir dengan deras. Hingga kemudian dia berhenti dan berkata,     

"Hamba mohon maaf Yang Mulia, Hamba tidak dapat membuka cakra  pada tubuh Yang Mulia. Kerusakannya sedikit parah " Kata Mr. Sanjay kepada Nizam yang sedang duduk didepan mereka mengawasi jalannya pengobatan. Mr. Sanjay adalah ahli terakhir yang mengobati Pangeran Thalal setelah empat ahli lainnya gagal.     

Nizam langsung menghembuskan nafasnya dan bertanya, "Apakah kau dapat menjelaskan kepada kami apa maksud dari perkataanmu ? " Kata Nizam sambil menatap Mr. Sanjay      

" Didalam tubuh manusia terdapat beberapa titik cakra. Cakra itu sendiri artinya adalah energi yang terdapat dalam tubuh manusia. Jika ada kerusakan atau hambatan pada titik cakra tersebut maka akan mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh.     

Kelihatannya Pangeran Thalal kehilangan penghilatan bukan karena benturan. Tetapi karena ada cakra pada Pangeran Thalal ada yang terhambat, Orang Yang melemparkan tubuh Pangeran Thalal menutup cakra itu melalui suatu pukulan sebelum Ia melemparkan tubuh Pangeran Thalal.  Jadi memang bukan hanya karena benturan Yang Mulia Pangeran Thalal terluka tapi karena penutupan cakra itu yang menyebabkan kebutaan. " Kata Mr. Sanjay     

"Pantas saja para dokter tidak berani mengoprasi dan para ahli juga kesulitan menyembuhkan Pangeran Thalal" Kata Nizam sambil menggosok dagunya oleh tangannya. Ia tampak gelisah.     

"Seandainya guru besar itu masih hidup, mungkin Ia bisa mengobati Yang Mulia Pangeran Thalal" Kata Mr. Sanjay kepada Nizam.     

"Guru besar ??" Nizam bertanya dengan menatap Mr. Sanjay     

"Ya.. dia adalah ahli ilmu pembuka cakra yang tertutup. Ia memiliki bakat alami yang merupakan gen  dari keturunan ayahnya. Bakatnya sangat luar biasa dan tidak sembarang orang yang memilikinya karena memang bakat alami. Bakat ini hanya menurun ke orang - orang tertentu. Bahkan tidak semua orang yang berasal dari keturunan yang sama mewarisi bakat ini.     

Sayangnya Ia sudah meninggal dan tidak ada penerusnya. Dari seluruh anaknya tidak ada yang menuruni keahliannya. Tetapi konon katanya ada cucu wanitanya yang merupakan keturunan satu - satunya  yang mewarisi bakat ini. Tetapi sampai sekarang masih misterius siapakah cucunya yang  itu. Mengingat keluarga dia sangat tertutup. dan kelihatan cucunya tersebut tidak menggunakan bakatnya itu jadi memang tidak ada penerusnya"     

Tubuh Nizam membeku mendengar kata - kata Sanjay. Apalagi kemudian dia mendengar Mr. Sanjay berkata lagi.     

"Seandainya kita dapat menemukan cucu perempuannya dan meminta tolong kepadanya mungkin Pangeran Thalal ada harapan untuk sembuh "      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.