CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Setuju Tanpa Syarat.



Aku Setuju Tanpa Syarat.

0Alena berjalan tergesa - gesa sehingga Bastnah harus berlari - lari. " Yang Mulia nanti kalau di Azura, Yang Mulia tidak boleh berjalan seperti ini" Kata Bastnah sambil terengah - engah. Tubuh Alena langsing dan mungil membuat Ia bisa berjalan cepat sedangkan tubuh Bastnah sedikit gemuk dan tinggi. Lagipula di Azura wanita dilarang berjalan cepat - cepat kecuali wanita para penjaga seperti Arani, Andhara atau Nayla.      
0

" Mengapa ?" Kata Alena sambil tetap berjalan cepat     

"Wanita terutama para putri harus berjalan dengan langkah kecil - kecil dan anggun. Kalau berjalan seperti ini kelihatannya tidak sopan. Apalagi Yang Mulia adalah calon ratu kami."     

"Aah.. di kerajaanmu banyak peraturan yang aneh - aneh. Kalau perut mules masa iya kita harus tetap jalan kaya peragawati.  Kata Alena membuat Bastnah jadi pengen ngakak. Calon Ratunya lucu sekali. Kemudian Alena melanjutkan lagi bicaranya.     

"Jadi Ratu yang baik itu tidak dilihat dari cara jalan, tetapi dari apa - apa yang Ia lakukan untuk membantu suaminya menjadi Raja yang baik. Walaupun Aku tahu memang akan ada beberapa etika yang harus Aku pelajari untuk menjadi seorang Ratu "     

Bastnah menganggukan kepalanya tanda setuju. Ia benar - benar senang menjadi asisten Alena dan bukan menjadi Asisten Rheina. Putri Rheina sangat anggun dan cantik tapi sebenarnya Ia sangat pemarah dan menyebalkan.     

Ketika mereka sudah mendekati tempat Cynthia duduk tadi Alena langsung memburu Cynthia yang masih duduk seorang diri. " Cynthia !! " Alena memanggil sahabatnya. Cynthia menoleh ke belakang dan Ia langsung melebarkan kedua tangannya untuk memeluk Alena. Alena segera memeluk Cynthia dan Cynthia langsung menangis menumpahkan kesedihannya di bahu Alena. Alena mengelus rambut Cynthia sedang lembut. Bastnah berdiri disamping mereka sambil ikut mengusap air matanya yang ikut meleleh.     

Setelah Cynthia puas menumpahkan air matanya akhirnya Alena mengajaknya untuk duduk dan memberikan teh tarik yang hangat agar Cynthia sedikit tenang.     

"Apa yang sedang kau tangisi Cynthia ? Apakah suamimu menyakitimu ? " Kata Alena bertanya.     

Cynthia menganggukan kepalanya. " Kau biasanya wanita yang kuat Cynthia dan penuh dengan logika. Mengapa Kau sekarang menangisi kebutaan suamimu ? " Alena bertanya.     

"Bukan. Bukan kebutaanya yang Aku tangisi tapi dia marah kepadaku dan kepada Nizam karena dia menganggap Aku dan suamimu bekerja sama " Kata Cynthia sambil masih terisak.     

"Bekerja sama seperti apa ? Kenapa dia harus marah ? Apa karena kalian menyuruh Zarina mengobatinya dan Ia tidak mau disentuh oleh Zarina ?" Kata Alena. Cynthia kembali mengangguk sambil menghapus air matanya. Alena menatap wajah Cynthia lekat - lekat. Selama ini Cynthia selalu menenangkannya jika Ia sedang emosi. Cynthia selalu ada dikala Ia sedang sedih tetapi kini Ia melihat Cynthia tidak berdaya dan Alena merasa sangat sedih.     

Alena rasanya tidak sanggup melihat Cynthia yang begitu rapuh. Cinta adalah mantra  yang sangat sakti karena Ia mampu merubah sifat manusia dalam sekejap. Cinta mampu membuat tawa menjadi derai air mata. Cinta dapat membawa kegembiraan bagi orang yang menikmatinya dan Cinta dapat menjadi api yang membakar hati setiap insan dalam penderitaannya.     

Alena meraih tangan Cynthia dan mengelusnya. " Ada kalanya seorang laki - laki egois ketika mereka berhadapan dengn cintanya. Kau tentu tahu bagaimana Edward memaksakan cintanya hingga menyakiti hatiku, hati Nizam dan hati Lila. Kau juga tentu tahu bagaimana Andre dan Nendri terbunuh karena cinta yang beracun. Kau juga tentu ingat bagaimana mereka mati karena mempertahankan keegoisan cintanya.     

Cynthia, suamimu sekarang sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Dia sedang kalap karena menuduh Kau dan Nizam dengan pikiran tidak benarnya. " Tapi kemudian Alena tampak berpikir dan lalu meralat kata - katanya.     

" Tidak.. tidak.. tidak salah sepenuhnya. Aku yakin kalau kau tulus menginginkan kesembuhannya demi kebahagian Pangeran Thalal tetapi kalau Nizam. Mungkin saja seperti itu. Nizam adalah calon raja. Jarang ada Raja yang berhati tulus sekali. Selalu ada sisi egoisnya" Alena memasang wajah seriusnya.     

Cynthia tampak menatap Alena dengan aneh. " Apa maksudmu sisi egois dari seorang raja ?"     

" Seorang raja akan selalu merasa dirinya di atas yang lain. Maka apapun yang diinginkannya biasanya harus terpenuhi termasuk dengan memanipulasi orang - orang disekelilingnya "     

"Apa?? Alena ! Apa kau sadar apa yang kau ucapkan ?" Kata Cynthia dengan sangat terkejut. Alena tersenyum tipis Ia tampak mengurut keningnya lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Cynthia sambil berkata, " Aku mulai mempelajari karakter suamiku, Cynthia. Dan Aku sedang belajar untuk menjadi orang yang menganalisa agar Aku tidak banyak dimanfaatkan oleh orang - orang disekitarku "     

"Oh..Alena, Aku sangat bangga kepadamu " Kata Cynthia sambil memeluk Alena.     

"Nah Cynthia kau jangan bingung lagi karena Aku sudah memberikan ide kepada suamiku tentang cara penyembuhan Pangeran Thalal. " Kata Alena. Tapi belum juga Alena berbicara tiba - tiba Nayla datang dan memina Cynthia untuk menghadap Nizam.      

Alena dan Cynthia saling berpandangan sebelum kemudian mereka lalu pergi berdua menghadap Nizam. Nizam dan Zarina tampak sedang berbincang dengan Mr. Sanjay dan Arani serta seorang pria yang tidak dikenal.     

Nizam terkejut melihat Alena datang. Ditatapnya wajah istrinya yang sedang terlihat sedikit kalut hampir menyaingi kalutnya wajah Cynthia. Nizam menepuk tempat disisinya memberikan isyarat kepada Alena untuk duduk disampingnya. Alena segera datang dan duduk di sisi suaminya.     

"Kau sedang bersama Cynthia ? Bagaimana si kembar ? " Tanya Nizam sambil mengecup pipi Alena.      

" Ya.. Aku sedang berbincang - bincang dengan Cynthia dan si kembar sedang tidur dengan pengasuhnya "     

"Kebetulan kau datang, sehingga nanti Aku bisa meminta saranmu tentang permasalahan ini " Kata Nizam kepada Alena. Alena hanya mengangguk. Kemudian Nizam berbicara kepada semua orang termasuk Cynthia.     

"Sesuai dengan ide istriku Alena, Aku akan memaparkan bagaimana tahapan penyembuhan Pangeran Thalal. " Nizam kemudian menarik nafas dulu sebelum Ia melanjutkan kata - katanya.     

"Alena menyarankan agar pangeran Thalal dihipnotis agar dia bisa menerima pengobatan dari Zarina, tetapi hipnotis yang akan dijalankan oleh pangeran Thalal sedikit beresiko sehingga Aku hendak berbicara dulu kepada Cynthia sesuai dengan permintaan Zarina."     

Cynthia menatap Alena dan Nizam dengan penuh rasa ingin tahu. Diam - diam Cynthia semakin mengagumi kecerdasan sahabatnya.  Nizam lalu melanjutkan perkataanya.     

"Cynthia, seperti yang telah kau ketahui bahwa suamimu tidak ingin diobati oleh Zarina karena Ia menganggap bahwa Zarina bukan muhrimnya makanya Pangeran Thalal lebih memilih buta. Jadi Aku akan meminta Tuan Rafiq untuk menghipnotis Pangeran Thalal agar memandang Zarina sebagai istrinya dan untuk sementara akan melupakan Cynthia sebagai istrinya."     

Usai Nizam berkata seperti itu sesaat suasana hening dan Alena yang pertama kali bersuara lantang" Aku tidak setuju. Aku tidak ingin pangeran Thalal dihipnotis seperti itu. Lalu bagaimana nanti dengan Cynthia ? Aku takut tiba - tiba Pangeran Thalal malah memaksa Zarina melakukan hubungan suami istri. Kaliankan tahu bagaimana ganasnya pria Azura" Kata Alena dengan gusar. Nizam hampir semaput mendengar kata - kata Alena yang begitu berterus terang tentang karakter pria Azura.     

Tetapi kemudian Cynthia langsung berkata," Aku menyetujuinya tanpa syarat. Aku tahu bagaimana kerasnya hati suamiku. Alena tolong untuk mengerti, Aku tadinya sudah putus  asa dengan penolakan Pangeran Thalal tetapi Kau memberikan ide yang tidak pernah aku pikirkan. Aku tidak keberatan suamiku dihipnotis seperti itu "     

Alena malah menggelengkan kepalanya, " Aku takut akan ada sesuatu yang terjadi "     

"Tidak Alena. Inikan hanya hipnotis sementara. Setelah Pangeran Thalal dapat melihat kembali maka Ia akan segera dihipnotis kembali untuk melupakan Zarina sebagai istrinya " Kata Cynthia.     

Nizam menganggukan kepalanya tetapi Ia juga tidak mau menganggung resikonya sehingga Ia segera melihat ke arah laki - laki yang duduk di sisi Arani.     

" Tuan Rafiq, apakah kita dapat segera menghipnotis Pangeran Thalal begitu dia sembuh ?"     

" Tentu saja Yang Mulia. Hamba hanya tinggal menghipnotisnya kembali. Hamba jamin semua akan kembali seperti semula "     

Semua tampak lega tetapi hanya Zarina dan Alena yang kelihatannya masih kurang setuju. Alena yang biasanya optimis kini tampak ragu sedangkan Zarina malah memiliki firasat yang tidak baik. Dan firasat itu sebenarnya dirasakan oleh Nizam juga tetapi Ia tidak memiliki pilihan lain.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.