CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Berjanji Akan Memperbaiki Semuanya



Aku Berjanji Akan Memperbaiki Semuanya

0Kali ini Cynthia benar - benar tidak dapat menahan diri Ia berlari keluar ke halaman di mana pohon - pohon cemara berdiri tegak. Air mata Cynthia tidak dapat di tahan berderai - derai bahkan Ia terus berlari walaupun air hujan yang entah darimana datangnya tiba - tiba jatuh tercurah dari langit seakan ingin menemani Cynthia dalam kesedihan. Cynthia memegang perutnya dan kemudian Ia jatuh terduduk dengan badan basah kuyup. Nizam yang berlari mengejarnya kemudian berdiri di depan temannya itu. Cynthia terduduk sambil menangis meraung - raung.      
0

"Aku sakit Nizam.. sangat sakit." Cynthia menangis sambil memegang dadanya. " Ia tidak mengenaliku..Ia mengusirku bagaikan mengusir binatang yang hina " Teriak Cynthia diantara derasnya air mata.     

Nizam berdiri mematung Ia menatap curah air hujan yang menimpa mereka. Ia menatap air danau yang sedikit bergejolak karena air hujan yang menimpa permukaannya. "Aku mengerti dan Aku tidak melarangmu untuk menangis. Semua adalah kesalahanku. Kalau kau mau memukulku maka pukullah Aku. Pukul!! Lampiaskan kemarahanmu kepadaku. Adikku tidak bersalah. Kau tidak boleh membencinya. Ia melakukan itu dibawah alam sadarnya. Aku sudah berusaha untuk memperhitungkan segalanya tetapi apa dayaku Aku kembali kecolongan.  " Kata Nizam sambil tetap berdiri.      

Mendengar kata - kata Nizam, Cynthia bangkit dan mulai memukul dada Nizam bertubi - tubi. Cynthia berteriak - teriak meluapkan emosinya. Ia sangat sedih karena suaminya tidak mengenalinya. Apa yang ditakutkan Alena ternyata terjadi. Ada kejadian yang tidak terduga terjadi.      

"Aku membencimu.. Aku membencimu. Kau yang membuat Aku harus mengalami hal ini. Kalau sampai suamiku selamanya tidak dapat mengenaliku maka Aku akan pergi sambil membawa keponakanmu ini pergi jauh dari sisi kalian bila perlu Aku akan pergi ke Akhirat" Kata Cynthia sambil mengguncang - guncangkan tubuh Nizam sebelum kemudian Ia jatuh pingsan dalam pelukan Nizam. Nizam langsung memeluk tubuh Cynthia dan mendekapnya sebelum kemudian membopongnya masuk.     

Nizam membaringkan tubuh Cynthia di tempat tidur lalu dia berkata perlahan. " Aku berjanji akan memperbaiki semua kesalahanku. Aku tidak membiarkan siapapun akan menggantikanmu di hati adikku. Aku menyayangimu sebagaimana Aku menyayangi adikku Pangeran Thalal. Di perutmu ada keponakanku yang bagiku tidak kalah berharganya dengan Axel dan Alexa." Nizam berkata sambil mengelus kepala Cynthia dengan lembut. Air matanya perlahan menetes mengalir walaupun Ia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya. Kemudian Nizam berjalan keluar mencari Arani yang sedang berdiskusi dengan Amar, Andhara dan Bastnah serta Tabib Nazriel.     

Nizam lalu meminta Arani untuk masuk ke dalam kamar Cynthia dan Pangeran Thalal. Nizam meminta Arani mengurus Cynthia terlebih dahulu, karena Ia harus segera menemui Pangeran Thalal. Nizam khawatir Pangeran Thalal berbuat yang tidak - tidak dengan Zarina. Untungnya Nizam hanya melihat Pangeran Thalal duduk di samping Zarina yang pingsan dengan wajah kebingungan. Pangeran Thalal berusaha menyadarkan Zarina dengan memijat ibu jarinya.      

Nizam mengetuk pintu kamar tempat Pangeran Thalal dan Zarina berada. Pangeran Thalal lalu memalingkan mukanya menatap ke arah pintu kamar lalu berkata dengan lemah. " Masuklah !! " Kata Pangeran Thalal. Begitu melihat Kakaknya yang datang dalam kondisi basah kuyup tak urung membuat Pangeran Thalal langsung berdiri keheranan dan Ia segera bangkit dan membungkukkan badannya memberi hormat.     

"Kakak.. apa yang terjadi ? Mengapa badan Kakak basah kuyup begitu ? " Kata Pangeran Thalal sambil melihat ke arah Nizam. Tiba - tiba Nizam malah berlutut di depan adiknya membuat Pangeran Thalal langsung mundur ke belakang.     

"Adikku.. ini semua adalah salahku. Aku mohon dengan amat sangat Kau bisa mematuhi perkataanku ini. Untuk kali ini saja " Kata Nizam sambil tetap berlutut membuat Pangeran Thalal segera ikut berlutut dan membungkukan badannya agar lebih rendah dari Kakaknya.     

"Kakak !! Mengapa Kakak berbuat seperti ini ? Apa maksudnya Kakak? Kakak jangan membuatku bingung ? Zarina masih pingsan dan Aku tidak mengerti mengapa Kakak berlutut kepadaku. Katakanlah apa yang harus kulakukan ? Aku akan berusaha memenuhinya " Kata Pangeran Thalal.     

"Bersumpahlah demi diriku, Kau tidak akan menyentuh Zarina terlebih dahulu sampai Aku membolehkannya " Kata Nizam membuat Pangeran Thalal terkesima tambah kebingungan.     

"Mengapa permintaan Kakak diluar akalku ? Zarina adalah istriku. Istri sahku mengapa dia tidak boleh Aku sentuh " Kata Pangeran Thalal.     

"Dia sedang dalam kondisi lemah, dan kesehatannya tidak akan pulih dalam waktu yang cukup lama. Kalau kau menyentuhnya maka nyawanya akan terancam. Ingat kalau tenaga dalamnya hampir semua mengalir dalam tubuhmu. Aku mohon adikku, kalau bisa kau tidak boleh tidur sekamar dengannya agar Ia dapat beristirahat dengan tenang. Sekali lagi Aku mohon adikku dan Aku tidak akan bangkit dari berlututku sampai Kau menyetujuinya." Nizam bersikeras tetap berlutut.     

"Kakak.. Kau tidak usah melakukan ini. Aku mohon bangunlah. Aku akan mengikuti apapun kata Kakak apalagi ini untuk keselamatan istriku sendiri." Kata Pangeran Thalal sambil mengangkat kakaknya dari berlututnya. Nizam berdiri dan segera memeluk adiknya.      

"Aku sangat berterima kasih atas pengertianmu. Sekarang marilah kita pergi ke kamar yang lain. Biarkan istrimu dirawat oleh pelayan terlebih dahulu."     

Pangeran Thalal menganggukan kepalanya, " Baiklah kalau begitu. Mari kita keluar, Aku juga sangat lelah dan ingin beristirahat. Mana Andhara ? " Kata Pangeran Thalal sambil melihat ke kiri dan ke kanan mencari asistennya.     

"Apakah Kau sangat percaya kepadaku ? Karena Aku akan memohon sesuatu lagi padamu. " Nizam berkata kepada Pangeran Thalal, Lagi - lagi Pangeran Thalal menatap Nizam dengan pandangan tidak mengerti.     

"Aku sungguh tidak mengerti dengan tingkah Kakak akhir - akhir ini. Mengapa kakak banyak memohon kepadaku ? dan kemudian bertanya yang aneh - aneh. Tentu saja Aku mempercayai Kakak." Kata Pangeran Thalal.     

"Baiklah, Andhara sedang aku tugaskan untuk menyelidiki suatu kasus bersama Arani. Jadi untuk sementara Ia tidak dapat menjadi asistenmu. dan untuk sementara waktu asistenmu akan kugantikan dengan seorang pelayan teman dari Alena. "     

"Teman Kakak Putri Alena ? Siapa ?" Pangeran Thalal tampak mengerutkan keningnya.     

"Dia Cynthia. Aku sangat mempercayainya. Untuk sementara Ia akan  menjadi asistenmu. Sampai kesehatan Zarina pulih kembali " Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Cynthia ? Cynthia ? Mengapa Aku seperti akrab dengan nama itu ? " Kata Pangeran Thalal     

"Tentu saja adikku. Dia adalah orang terdekat kita selain istrimu. Kita dulu selelu berempat kemana - mana. Nanti malam Aku akan menyuruhnya untuk datang ke kamarmu. Sekarang Ia sedang istirahat dulu. Ingat Adikku dia adalah pelayanmu sekarang. " Nizam berkata sambil menatap mata adiknya.      

Pangeran Thalal semakin mengerutkan keningnya, " Memangnya kalau pelayanku mengapa ?"     

"Kau tahu apa maksudku " Kata Nizam membuat Pangeran Thalal melotot kepada Nizam.     

"Walaupun secara adat kita boleh menyentuh pelayan tetapi Aku tidak akan pernah menyentuh wanita manapun selain istriku " Kata Pangeran Thalal sambil cemberut. Nizam menepuk bahunya sambil berbisik. " Yang ini pengecualian.." Kata Nizam sambil terus mensugesti Pangeran Thalal sedikit demi sedikit agar Pangeran Thalal mengingat istrinya kembali.     

Pangeran Thalal tidak berkata lagi, Ia berjalan dan masuk ke dalam kamar yang ditunjukkan oleh Nizam. Kamar itu disebelah kamar Cynthia dan Pangeran Thalal. Di dalam kamar Cynthia dan Pangeran Thalal tampak Arani yang sedang mengganti semua pakaian Cynthia dibantu oleh beberapa pelayan pribadi Cynthia. Dan Cynthia tampak tertidur lelah setelah tadi ia tersadar lalu diberikan minuman hangat dan kemudian Ia diminta untuk beristirahat.     

***     

Kamar Zarina     

Setelah pingsan hampir dua jam, Zarina membuka matanya dan merintih menahan kepalanya yang terasa berat. Andhara diminta Nizam untuk menemani Zarina sampai Ia tersadar. Andhara segera memberikan air minum kepada Zarina sambil menatap Zarina.     

"Terima kasih sudah menyelamatkan Pangeran Thalal " Kata Andhara sambil duduk disamping Zarina.     

"Tidak.. Jangan dulu berterima kasih karena ini tidak berjalan sempurna. Yang Mulia masih dalam keadaan terhipnotis. Aku tidak akan tenang kalau sampai Yang Mulia masih menganggap Aku sebagai istrinya " Kata Zarina.      

"Kau jangan merasa bersalah.." Kata Andhara, diam - diam hatinya mulai bersimpati.     

"Aku tidak merasa bersalah tetapi kalau sampai dalam beberapa hari ini Yang Mulia masih belum sadar maka Aku tidak akan tinggal diam.." Kata Zarina dengan mata berkilat - kilat.     

"Apa yang akan Kau lakukan " Andhara menatap Zarina dengan perasaan tidak enak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.