CINTA SEORANG PANGERAN

Protokoler Istana



Protokoler Istana

0Suasana dikantin masih sama seperti biasanya. Para mahasiswa tampak menikmati menu cafetaria sambil ngobrol, mendengarkan musik atau membaca buku. Ada juga yang sibuk dengan notebook atau laptopnya. Alena melirikkan matanya ke sudut ruangan. Di sudut dekat jendela Nizam biasanya duduk sambil menikmati secangkir kopi dan kue - kue atau roti khas Amerika.      
0

Dia tidak pernah ditemani siapapun karena ditangannya selalu ada buku yang menyebabkan teman- temannya tampak segan mendekati. Jangankan wanita yang laki-laki saja tidak ada yang berani. Nizam terlalu dingin untuk di ajak berteman.     

Alena juga menatap tempat favoritnya. Tempat biasa Ia duduk bersama Cynthia atau teman - teman yang lain sambil memandang Nizam. Tidak banyak teman yang tahu kalau Alena mencintai Nizam karena memang mereka hampir tidak pernah bertegur sapa apalagi mengobrol kecuali Cynthia. Alena selalu memilih tempat yang strategis untuk menatap Nizam.     

Alena tersenyum sambil mengingat kenangan lamanya. Kenangan itu segera hilang dalam ingatannya ketika Cynthia kemudian menunjukkan tangannya. " Lihat Janet dan Maria sudah duduk di sana. Ayo Alena.." Kata Cynthia sambil memanggil dua orang temannya. Janet dan Maria langsung melambaikan tangannya ketika melihat Cynthia dan Alena.     

"Sini..sini Kami di sini." Kata Janet sambil tersenyum senang. Semenjak mereka menyelesaikan perkuliahan mereka beberapa bulan kemarin, Mereka baru bertemu sekarang.     

Alena dan Cynthia segera menarik kursi dan duduk menglelilingi meja bundar. " Mana Nizam ? Suamimu ? Dan Mana Pangeran Thalal. Aku juga ingin melihat suamimu yang tampan dan manis itu" kata Maria sambil memberikan dua botol air mineral kepada mereka.     

Alena mengambil minuman itu ketika Aruna dan Alika dengan sigap  menghampiri dan meminta izin untuk memeriksa air minum tersebut. Janet dan Maria ternganga melihat dua orang wanita yang memakai pakaian style maskulin. Celana panjang dan jas setengah resmi. Dua wanita itu bertubuh tinggi, berkulit coklat eksotis dan berwajah cantik. Mereka berdiri dengan tegap dan terlihat sangat gagah.      

"Apakah mereka pengawal kalian ?" Kata Janet sambi memperhatikan dua orang wanita itu dari atas ke bawah seperti memandang makhluk alien dari luar angkasa.     

"Mereka pengawal Alena dan bukannya pengawalku. Pengawalku Aku tinggal karena Alena tidak mau banyak pengawal. Bukankah kita hanya ingin bersenang - senang " Kata Cynthia sambil tetap merasa was - was.     

"Lihat bawa dua orang saja, ribet " Kata Alena sambil memberikan botol minumannya kepada para pengawalnya dan ketika pengawalnya membuka botol lalu mengambil sebuah jarum dan mencelupkan ujungnya demikian juga dengan botol Cynthia.     

"What the hell ? Apa yang mereka sedang lakukan? Apakah mereka sedang mengetes minuman itu beracun atau tidak. Apa mereka pikir kita akan meracunimu?" Janet tampak tidak suka dengan perlakuan kedua pengawal Alena.     

"Kau pikir Aku suka ? Aku sama sekali tidak pernah berpikir hidupku akan serumit ini. Aku hanya ingin hidup bahagia dengan Nizm tapi nyatanya Aku malah terlibat protokoler kerajaan. Kalian sudah tidak usah ambil pusing. Prosedurnya memang seperti itu. Musuh kerajaan ada dimana - mana dan walaupun Aku percaya kalian tidak akan berbuat seperti itu tapi prosedurnya tetap harus seperti itu " Kata Alena sambil kemudian menyuruh penjaganya berdiri agak jauh.      

Tetapi kemudian Alena teringat sesuatu, Ia lalu memanggilnya. Alena menyuruh mereka untuk sekalian memesankan  makanan sehingga mereka bisa langsung mengecek makanan tersebut. Janet dan Maria hanya keheranan menatap Alena dan pengawalnya.     

"Aku pikir Aku tidak akan sanggup  hidup seperti itu " Kata Maria.     

"Memang tidak mudah bagi orang yang terbiasa hidup bebas menjadi hidup dengan penuh aturan tapi Aku menghadapinya dengan santai " Kata Alena sambil minum air putihnya.     

Cynthia cemberut, " Kalian tahu seperti apa Alena, Dia orang yang sangat konyol. Dia orang yang sangat polos. Sepanjang Ia mendapatkan apa yang dia inginkan maka Alena itu akan hidup dengan tenang tanpa rasa takut. Yang paling tersiksa adalah Aku. Aku stress menghadapi orang - orang yang berada di sekelilingku. Untungnya suamiku bukanlah calon raja seperti Nizam jadi Aku tidak seperti Alena yang lebih ribet lagi hidupnya."     

"Aah.. sudahlah jangan bicarakan tentang hidupku yang penuh aturan. Bagaimana jadinya dengan persiapan wisuda kita " Kata Alena.     

"yah.. kita akan mengadakan pesta kecil - kecilan di sebuah hotel dan akan mengenang masa - masa kuliah kita sebelum kita berpisah. " Kata Janet.     

Mereka kemudian berbincang-bincang dengan gembira sampai kemudian datang berbagai macam makanan dari kafetaria. Mulai dari ayam goreng, kentang goreng, burger, potongan cake, berbagai macam donat, muffin, dan minuman kaleng, kotak serta minuman dalam botol.     

Lagi - lagi Janet dan Maria terkejut melihat meja hampir penuh dengan makanan.     

" Apa kita akan berpesta sekarang? Bukankah pestanya nanti siang" Kata Maria sambil mengambil sepotong cake cokelat lalu memakannya dengan penuh kenikmatan.     

"Makanan kantin kampus tidak pernah gagal memanjakan lidah kita" Kata Janet  sambil langsung mengunyahnya.     

"Makan saja sekuat kalian jangan khawatir dengan biayanya. Aku yang akan menanggungnya semua" Kata Alena sambil ikut-ikutan mengambil beberapa kue muffin yang mungil dengan topping keju dan coklat.      

"Kalian tahu. Semenjak melahirkan anak, Aku sangat suka makan. Apalagi sekarang Aku sedang menyusui jadi harap maklum kalau Aku jadi rakus" kata Alena sambil terus mengunyah.     

"Hati - hati Alena nanti Kamu jadi gendut dan Kau tidak akan menarik perhatian Nizam lagi nanti dia malah mencari istri lain."     

" Jangan khawatir setelah beres menyusui Aku akan diet. Diet all you can eat. Lagipula dia tidak usah nyari istri baru, sudah banyak Istrinya di Harem dia tinggal pilih coraknya aja. Dia ingin yang seperti apa? Semua tipe ada". Kata Alena dengan wajah datar membuat kedua temannya terheran-heran dan menahan tawa.     

"Apa maksudmu kalau istri Nizam lebih dari satu?" Kata Maria.     

"Yaaah... begitulah" Kata Alena.     

"Memangnya ada berapa? Mengapa Kau tidak merasa cemburu? Dan Kau Cynthia dari tadi malah diam saja. Apakah suamimu juga beristri banyak?"     

"Aku tidak merasa cemburu" Kata Alena masih bersikap tenang     

"Waah... Alena hebat" Janet dan Maria langsung merasa kagum kepada Alena. Hanya Cynthia yang cemberut.     

"Hebat apanya? Terang saja dia tidak apa-apa bukankah Nizam nya ada disampingnya selama ini. Mereka masih di Amerika dan belum pulang ke Azura. Coba kalau sudah pulang bisa mati berdiri dia."     

"Aku tidak seperti itu" Kata Alena sewot.     

"Terus..kalau kau tidak apa - apa mengapa Kau menampar Putri Rheina ketika kau bertemu untuk pertama kalinya.     

"Aah.. itu hanya khilap saja" Kata Alena sambil nyengir.     

Cynthia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Alena yang dari tadi wajahnya begitu datar. Apa dia tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Cynthia. Dari tadi Cynthia selalu merasa was - was.     

"Ngomong - ngomong kenapa Bella belum datang juga? Tidak biasanya Ia datang terlambat" Cynthia melihat ke kiri dan ke kanan. Ia dari tadi sebenarnya merasa gelisah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.