CINTA SEORANG PANGERAN

Negosiasi Jonathan



Negosiasi Jonathan

0Alena tampak sedang duduk sambil menangis di dekat seorang polisi wanita yang segera mengetahui kalau wanita dihadapannya ini adalah seorang istri dari Pangeran Azura. Alena sangat menyesali semua kejadian yang sedang di alami oleh Arani dan Amar. Ia kini tahu bahwa akibat kebodohannya ada orang lain yang terkena musibah. Dan ketika ada sosok tubuh yang mendekati dan memanggilnya, Alena tengadah dan Ia langsung berteriak seraya memeluknya dengan erat.     
0

"Nanthan !! Nathan " Kata Alena sambil menangis tersedu - sedu. Jonathan tidak berkata apa - apa Ia hanya mengelus kepala Alena dengan lembut. Jack, Ronald dan Hans menatap kejadian itu dengan mata terpaku. Kaget melihat keakraban mereka. Sejak kapan Jonathan berani memeluk Alena dan sejak kapan primadona kampus itu berani memeluk Jonathan.      

Setelah berapa lama, Jonathan melepaskan pelukan Alena lalu berkata dengan lembut, " It's Ok, Alena. Kau jangan terlalu bersedih. Duduklah, Aku berjanji tidak akan tinggal diam. Apalagi istriku ada di sini. Aku akan mengeluarkannya sekarang juga " Kata Jonathan sambil kemudian menghampiri polisi bagian informasi.     

Ia kemudian tampak berbincang - bincang sambil memperlihatkan kartu identitas sebagai pegawai di kantor pengacara yang terkenal. Ia juga mengeluarkan kartu identitas pengacaranya. Karena memang pada dasarnya Sebagaimana Nizam, Alena, Cynthia, Edward serta dirinya. Mereka sudah lulus kuliah dan tinggal menunggu wisuda saja. Apalagi Jonathan Ia sebenarnya sudah menjadi sarjana hukum dan kuliah di kampus ini hanya untuk mengambil keprofesian sebagai pengacara.     

Jonathan juga mengeluarkan kartu atmnya untuk membayar jaminan bagi Arani dan Amar. Alena tidak tahu berapa banyak jumlah uang yang dikeluarkan Jonathan yang pasti Arani dan Amar akan dibebaskan setelah uang jaminan sebagai tahanan rumah sebelum persidangan di mulai dibayarkan oleh Jonathan.     

Jonathan juga tampak berdebat sedikit dengan mengeluarkan semua keahliannya di bidang hukum sehingga kemudian para polisi itu menganggukan kepalanya dan menyetujui keringanan tuntutan kepada Arani. Mereka belum bisa menahan Arani karena memang belum ada laporan tuntutan tertulis dari Lolita kepada mereka. Jonathan tahu persis celah hukum yang Ia gunakan untuk meloloskan istrinya dan Amar.     

Alena memperhatikan bagaimana Jonathan berdebat dengan para polisi itu dengan segenap kemampuannya. Ia sama sekali tidak mengira kalau  Jonathan yang selama ini hanya meloncat - loncat di lapangan basket serta melakukan tindakan konyol dapat begitu pintar dalam  meloloskan istrinya keluar dari penjara walaupun hanya untuk sementara.     

Kesedihan Alena sesaat berkurang, Ia lalu berdiri dan berkata kepada Jonathan, " Aku sama sekali tidak mengira Kau dapat membebaskan Arani begitu mudah. kau tahu Aku begitu putus asa. Karena kesalahanku Arani dan Amar dipenjara. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana marahnya Nizam kepadaku kalau seandainya Ia tahu Arani dipenjara karena kesalahanku " Kata Alena sambil tertunduk.     

"Aku tidak tahu permasalahannya seperti apa, sampai Kau dapat pergi tanpa pengawalan suamimu. Tapi memang ini tidak terlalu bagus untukmu Alena. Sekarang sebaiknya Kau berdoalah agar semua dapat berjalan dengan lancar.      

Kau tunggulah  disini bersama teman - temannku, sementara Aku akan membawa istriku sendiri. Tentu Ia sedang kebingungan dan khawatir karena di penjara. Aku harap Ia tidak menangis sedih " kata Jonathan sambil kemudian berkata kepada Ronald dan yang lainnya untuk menjaga Alena.     

Dengan diantar oleh seorang polisi, Jonathan memasuki sebuah ruangan tempat Arani dan Amar berada. Tetapi alangkah terkejutnya Jonathan ketika Ia membayangkan Arani yang sedang duduk menangis seperti yang dilakukan Alena pada saat Ia datang ke kantor Polisi. Arani tidak sedang duduk tetapi Ia malah berdiri bersender ke tembok dengan melipat kedua tangannya di dada. Wajahnya begitu datar dan dingin, tidak ada ekspresi apapun pada wajah cantiknya.      

Jonathan menelan ludahnya, melihat Arani berdiri bagaikan patung. Jonathan tidak seperti sedang memandang manusia yang memiliki perasaan tetapi Ia malah melihat Arani seperti sebuah meneqin. Patung pajangan yang biasa ada di toko - toko pakaian Jonathan mengusap tekuknya yang terasa dingin.     

Ketika pintu dibuka dan melihat suaminya muncul, wajah tanpa ekspresi Arani baru berubah menjadi sedikit lembut. Ia melepas lipatan tangannya di dadanya kemudian Ia hanya terdiam ketika Jonathan langsung memeluknya dengan erat.     

"Are You  Ok, Sweetheart ?" Kata Jonathan sambil kemudian melepaskan pelukannya kemudian memeriksa tubuh Arani dari atas ke bawah membuat Arani menjadi sedikit jengah karena di ruangan itu ada Amar dan polisi yang menatap mereka dengan penuh perhatian.     

Sialnya setelah Jonathan memeriksa tubuh Arani yang tidak terluka secara berarti, dia hanya memar - memar sedikit. Jonathan memegang kedua pipi Arani dan kemudian menciumnya dengan kuat. Arani terbelalak, matanya melotot dengan mulut terbuka lebar saking terkejutnya. Menyadari bibir indah itu terbuka lebar karena rasa terkejut membuat Jonathan malah merasa diberi kesempatan.     

Lidahnya langsung menerobos masuk dan mengamuk di dalam mulut Arani. Arani hanya berdiri kaku dengan muka pucat pasi. Bagaimana bisa suaminya mencium dia di depan orang lain. Tidak berapa lama muka yang pucat itu berubah menjadi kemerahan karena malu. Perasaannya malu tetapi efek kimiawi yang ditimbulkan dari saliva suaminya yang tertelan olehnya membuat Arani tidak dapat menahan perasaannya lagi. Dengan sedikit gemetar Ia melunakkan tubuhnya yang kaku sehingga Jonathan semakin buas mencium istrinya.     

Jonathan sangat tegang dan stress ketika mendengar istrinya dipenjara dan Ia begitu bahagia karena Ia dapat mengeluarkan Arani serta mengetahui bahwa Arani tidak terluka parah. Ia bersyukur Arani tidak terluka parah.     

Amar hanya mengkeret melihat kejadian yang diluar dugaan. Ia adalah pria petarung dan tidak pernah perduli dengan hal - hal romantis. Ia juga hidup dikalangan laki - laki. Ia masuk ke istana atau kediaman Nizam hanya sesekali jika diperlukan saja. Hidupnya dihabiskan semua untuk berlatih ilmu beladiri dan ilmu perang. Ia adalah salah satu jendral dari pasukan Azura yang bertugas secara khusus mendampingi Putra Mahkota bergantian dengan Imran.     

Menyaksikan Arani, si patung wanita itu melakukan adegan romantis di depan matanya malah membuat jiwa jomblonya menjadi terusik. Amar memalingkan mukanya ke arah lain setelah dirasakan bahwa adegan di depannya semakin tidak sopan karena memporakporandakan hatinya. Sedangkan polisi yang mendampingi Jonathan, Ia hanya terdiam dengan acuh tak acuh. Walaupun adegan di depan matanya bukanlah pemandangan aneh karena memang di negaranya berciuman di tempat umum adalah hal biasa. Tetapi tetap saja adegan ini menarik, bukankah wanita yang sedang dicium oleh pria yang mengaku suami dan pengacara ini adalah wanita yang menakutkan.      

Wanita itu tidak banyak bicara, Ia hanya terdiam dan membiarkan temannya yang bernama Amar untuk menjawab semua pertanyaan polisi. Wanita itu hanya menjawab ya, tidak dan mengeluarkan suara, mmmm... dengan mulut terkatup rapat.     

Setelah puas mencium Arani, Jonathan berbisik ditelinga Arani dengan lembut, "Mengapa wajahmu begitu kaku? Apakah kau hanya berekspresi jika sedang merasakan sentuhanku di atas ranjang ?" Kata Jonathan di telinga Arani. Arani langsung terbatuk - batuk sambil kemudian memukul perut suaminya dengan gemas. Ia lalu melangkah pergi ke luar ruangan meninggalkan Jonathan dan yang lainnya. Ia harus segera mencari Alena dan menenangkan majikannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.