CINTA SEORANG PANGERAN

Edward Kemarilah !!



Edward Kemarilah !!

0Bastnah menatap Nizam dari belakang, walaupun tangisan Nizam tidak bersuara tetapi melihat bahunya turun naik maka Bastnah sudah dapat menduganya kalau Nizam tengah menangis sedih. Bastnah yang biasanya nyablak kini Ia memberikan isyarat kepada para pelayan dan pengasuh agar pergi secara perlahan dan kebetulan Alexa sudah tidak menangis. Ia kini tertidur dengan air mata yang masih tergenang di pelupuk matanya.      
0

Para pelayan tidak ada satupun yang bersuara, mereka segera mundur secara perlahan dan setelah di luar Bastnah segera meminta seorang pelayan untuk membuat susu formula saja. Melihat situasi yang tidak memungkinkan maka Bastnah segera mengambil tindakan untuk memberikan susu formula yang memang dari awal sudah tersedia dengan merk yang direkomendasikan oleh para dokter spesialis anak.     

Seorang pengasuh segera membuat dua botol susu dengan takaran yang sesuai petunjuk lalu mereka memeriksa suhunya agar pas. Satu botol diberikan kepada Alexa yang kemudian dia terbangun lagi karena perutnya yang lapar. Ia merengek - rengek dan ketika diberikan susu formula untungnya dia langsung menghisap dotnya, mungkin karena sangat lapar. Alexa menghisap dotnya dengan kuat. Setelah kenyang Ia lalu membuka matanya dan mencari - cari wajah ibunya. Ibunya selalu bercerita apa saja kepadanya.      

Suara ibunya walaupun tidak merdu saat menyanyi tetapi kalau berbicara sangat lembut dan menyenangkan. Nadanya riang dan membuat alam ikut bergembira. Axel saja yang rewel kalau mendengar suara ibunya akan langsung terdiam.     

Bastnah lega melihat Alexa sudah kenyang. Bastnah lalu mengambil botol yang satunya lagi. Botol itu lebih panjang dan isinya lebih banyak dari botol untuk Alexa karena walaupun kembar, Axel meminum susu jauh lebih banyak dari saudara kembarnya. Bastnah berdiri di depan kamar dimana Nizam berada. Bastnah mengintip terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam. Ternyata Nizam sudah tidak berdiri lagi tapi Ia kini tengah tertidur sambil meringkuk.      

Rasa sakit yang mendera tubuhnya bercampur dengan kelelahan dan keletihan membuat Nizam tidak mampu menopang lagi tubuhnya. Ia lalu membawa Axel ke ranjang besar yang biasanya mereka tempati berempat ketika sedang bersama - sama. Nizam tertidur meringkuk sambil memeluk Axel yang ikut terlelap juga.     

Bastnah menangkup mulutnya melihat pemandangan di depannya yang begitu menyentuh. Muka Nizam berdarah di sana sini. Ia tertidur dengan darah dan air mata yang menghiasi wajahnya. Tubuhnya meringkuk bagaikan anak kucing yang kelaparan dan kedinginan. Sedangkan Axel tertidur dengan kepala dan mukanya menghadap dada ayahnya. Seakan bau badan Nizam mampu mengobati kerinduannya kepada ibunya yang masih belum siuman juga.     

Bastnah terus menutup mulutnya, Ia tidak ingin air mata yang deras keluar akan membuat suara isak tangis akan terdengar. Nafas Bastnah turun naik menahan perasaan. Ia tidak tahan lagi dan segera berlari sambil membawa botol susunya. Ia lalu duduk di bangku taman dekat dengan ruangan si kembar dan kemudian menangis tersedu - sedu. para pelayan yang ada disekitar itu seakan ada yang mengomando, mereka ikut menangisi nasib malang keluarga ini.     

***     

Di sebuah bar di pusat kota, Jonathan tampak meminum bergelas - gelas minuman keras. Ia tahu menurut keyakinannya yang sekarang itu adalah tidak diperbolehkan. Tetapi Ia tidak tahan menahan perasaan marahnya. Ia minum minumannya dengan air mata yang menetes - netes. Jeritan Alena yang menahan kesakitan seakan terus terdengar di telinganya. Bagaimana mungkin Alena yang begitu Ia sayangi sampai menjerit - jerit menahan sakit di cambuk oleh Nizam.      

Jonathan seperti merasakan hatinya di iris - iris sembilu. Mengapa Nizam begitu bertingkah seperti binatang. Ia menyesal telah diam dan tidak menerobos masuk kamar untuk menyelamatkan Alena. Seorang wanita cantik tampak memperhatikan Jonathan yang terlihat sangat tampan. Tetapi bukan hanya ketampanannya yang membuat wanita itu tertarik pada Jonathan. Air mata yang tidak henti mengalir membasahi pipi Jonathan membuat pemandangan di depannya adalah pemandangan yang sangat langka.     

Kalau seorang wanita menangis di depan umum mungkin sudah biasa tetapi melihat pria berbadan tinggi kekar dan atletis menangis sambil mabok sungguh sangat mengherankan. Seumur hidup wanita itu baru menjumpainya sekarang. Wanita itu melihat Jonathan menuangkan lagi minumannya lalu kembali menenggaknya berulang - ulang.     

Wanita itu kemudian memberanikan diri menghampirinya. Ia sengaja berjalan dengan gemulai. Harapannya adalah Ia dapat menarik perhatian Jonathan. Tetapi apa daya Jonathan tidak meliriknya sama sekali. Hingga kemudian Ia lalu memegang bahu Jonathan dan berkata,     

"Bolehkah Aku bergabung denganmu untuk sekedar membagi air matamu" kata wanita itu. Jonathan seakan tuli, Ia tetap menuang minumannya dan meminumnya sendiri. Wanita itu menghela nafas dan  kemudian wanita itu  berkata lagi.     

"Apakah Kau tidak keberatan kalau Aku temani " Kata wanita itu lagi.     

Tapi kemudian wanita itu mendengar ada suara dibelakangnya, " Ia tidak menjawab karena Ia memang sangat keberatan Anda mengganggunya. lagi pula dia sudah menikah sehingga dia tidak akan mau ditemani siapapun selain olehku."     

Wanita itu refleks menoleh ke belakang untuk mencari tahu. Ketika dilihatnya seorang laki - laki tampan berambut coklat dan bermata zamrud tengah menatapanya dengan pandangan tajam, wanita itu sangat terkejut. Ia kini bingung siapa yang lebih tampan dimatanya. Apakah laki - laki yang sedang mabuk di depannya atau laki - laki yang sedang berdiri dibelakangnya.     

"Nah Nona, sekarang sebaiknya Kau pergi. Tinggalkan kami berdua karena Kami sekarang akan minum bersama " kata Edward sambil mengambil gelas minuman dan mulai minum menenami Jonathan. Jonathan masih tidak bereaksi. Ia tetap minum berkali - kali.     

Wanita itu tampak tidak suka atas pengusiran dirinya. Ia lalu bangun dan sebelum pergi Ia masih berkata, " Apakah Kalian pasangan gay ?? " kata wanita itu masih sangat kesal.     

Edward malah mendengus, " Anggaplah seperti itu !! Aku sungguh tidak keberatan "     

"Sialan.. pantas saja Kalian begitu dingin terhadap wanita. Sungguh sangat disayangkan. Kalian bedua sangat tampan tetapi gay " kata wanita itu sambil pergi dan tidak menoleh lagi.     

Edward tersenyum karena berhasil mengusir wanita yang jelas - jelas akan menganggu ketemtraman sahabatnya.     

"Ada apa ? Mengapa ? Mengapa Kau minum - minum ? Bukankah dalam keyakinanmu yang sekarang ini dilarang?" Kata Edward sambil menatap tajam ke arah Jonathan.     

Melihat Jonathan masih terdiam malah menangis membuat Edward  menjadi kesal.     

"Mengapa Kau malah menangis seperti gadis " Kata Edward sambil mengambil botol minuman di tangan Jonathan. Jonathan yang tidak bisa minum lagi kini duduk menyender di sandaran kusi berkata,      

"Aku sedang terguncang. Hati ini sangat menyakitkan " Kata Jonathan dengan pandangan mata yang kosong.     

"Ada apa ini sebenarnya ? Beritahukan kepadaku ? Apakah istrimu  tidak apa - apa? " Tanya  Edward lagi.     

lagi - lagi Jonathan hanya terdiam. Edward kemudian berdiri dan berkata,     

"Kalau kau tetap diam maka Aku akan pergi. Kau tahu hari ini harusnya ada penandatangan kontrak kerja seharga 100 milyar. Tetapi kau menggagalkannya dengan hanya mengirim Chat, Edward kemarilah..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.