CINTA SEORANG PANGERAN

Athala Rayhan Shakeil



Athala Rayhan Shakeil

0Pangeran Thalal terkejut mendengar kata - kata Alena. Ia langsung menegakkan badannya. " Kakak Putri tunggu sebentar. Apakah Kakak bisa menjelaskan sekali lagi kata - kata Kakak yang terakhir"  Kata Pangeran Thalal dengan sopan. Alena yang akan melangkahkan kakinya untuk masuk jadi tidak jadi. Ia lalu kembali memutar badannya menghadap ke adik iparnya dan mulai bercerita,     
0

"Aku tadi mendengar berita gosip di tivi, ternyata ada orang tuanya Zarina datang dari India ke Amerika. Mereka mengadakan suatu laporan ke polisi tentang penahanan Zarina di rumah ini kepada kepolisian."      

"Apa??? Bagaimana bisa orang tua zarina seperti itu"     

"Ya.. tidak ada yang tidak mungkin terjadi, kemungkinan kedua orang tuanya itu ada yang menghasut" Kata Alena sambil kembali masuk.     

"Menghasut ? Menghasut seperti apa?" Pangeran Thalal menjadi penasaran.     

"Entahlah.. Aku juga bingung dan masih menebak - nebak. Aku sebaiknya diskusi dulu dengan Cynthia. Bukankah dia si otak jenius yang selalu bisa menganalisa dengan tepat" Kata Alena sambil kembali masuk ke dalam kamar Cynthia. Kalau sampai Pangeran Thalal menghentikannya lagi maka Ia bersumpah akan menaboknya menggunakan pot bunga yang banyak berjajar di depan ruangan kamar Cynthia. Untungnya tidak, karena Pangeran Thalal melihat kakak iparnya ini sudah sangat tidak sabar untuk bisa masuk ke dalam. Akhirnya Ia membiarkan Alena pergi menemui anak dan istrinya.     

Pangeran Thalal  lalu membungkukkan badannya kembali memberikan hormat. Ia memutar badannya dan segera pergi. Tadinya Ia ingin pergi ke hotel Gardenia menemui Mr. Aresca tetapi Ia berubah pikiran dengan perkataan Alena sehingga langkahnya kemudian berubah menjadi menuju kamar Zarina. Ia harus mendapatkan penjelasan yang sebenarnya dari Zarina.     

Sedangkan Alena sendiri sudah masuk ke dalam kamar dan Ia langsung berteriak histeris melihat Cynthia sedang tertidur dengan menghadap keranjang bayi yang berwarna biru terang itu.     

"CYNTHIA!! " Katanya sambil meloncat ke atas ranjang dan membuat Cynthia yang terlelap langsung meloncat kaget. Apalagi kemudian dalam kekagetannya Ia melihat Alena mengambil Atha dalam keranjang bayi dan menggendongnya.     

"Oh.. Shit.. Alena. Kau mengagetkan Aku. Aku pikir ada kebakaran atau gempa atau bencana alam sehingga Kau sampai berteriak sebanyak hendak merobohkan rumah ini. Menyebalkan!!"     

Tapi Alena tampak tidak perduli, Ia malah menggoyang - goyangkan tubuh Atha dengan bahagia. Lupalah Ia kalau suaminya sedang tertimpa masalah. Wajah Alena tampak berseri - seri bagaikan bulan purnama dan mulai bernyanyi,     

" Atha.. Atha.. di dinding.. diam - diam merayap. Datang Aunty Alena dan hap.. lalu digendong.." Atha yang sedang terlelap mendengar bibinya bernyanyi langsung terbeliak dan langsung menangis dengan keras. Cynthia menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal. Mengapa Alena harus bernyanyi dengan suara indahnya itu hingga bisa mengakibatkan trauma yang berkepanjangan  pada anaknya.     

"Alena Aku tahu suara kamu sangat bagus tetapi lebih bagus lagi kalau kau diam. Kau membuat Atha menangis.. sini Nak.. sini. mimi dulu yu" Kata Cynthia sambil mengambil Atha dari tangan Alena. Alena cemberut tapi langsung memberikan Atha pada Cynthia dan Cynthia langsung menyusuinya untuk menenangkan kekagetan anaknya.     

Alena lalu mangambil buah apel yang ada di meja kecil disamping tempat tidur dan langsung mengunyahnya..     

"Alena buah itu dari pagi dan lupa tadi tidak kututup sebaiknya di cuci dulu.." Kata Cynthia mengingatkan Alena. Tetapi Alena sudah terlanjur mengunyahnya sambil berkata, " Sudah ku cuci dengan bacaan basmallah sehingga Insya Alloh aman " Kata Alena santai membuat Cynthia menggelengkan kepalanya walaupun Ia tidak tahu makna dari perkataan Alena. Dan Alena tahu itu sehingga Ia menjelaskan kepada Cynthia.     

"Orang Islam biasanya selalu membaca bismillah sebelum melakukan suatu perbuatan agar Alloh menjaga keberkahan, keselamatan dari perbuatan yang dilakukannya. Tetapi tentu saja perbuatan itu harus hal yang baik. Termasuk mau makan dan minum. Tetapi memang untuk berjaga - jaga harusnya memang buahnya di cuci dulu. Tapi Aku lupa.." Kata Alena sambil nyengir dan melanjutkan makan apelnya. Cynthia tersenyum, " Kau benar - benar semakin pintar.."     

"Cynthia, Aku minta maaf kepadamu karena Aku baru sempat menengok Atha. Aku benar - benar harus mengurus bayi besarku yang kemarin sakit" Kata Alena dengan sungguh - sungguh.     

"Aku tahu, bahkan Aku juga tahu cerita kalau kau melakukan kerokan kepada Nizam sehingga membuat orang - orang panik. Aku dapat membayangkan perasaan Nayla yang melihat bilur - bilur merah di punggungnya. Ha..ha..ha.. persis ketika Kau minta Aku melakukan kerokan kepadamu dan itu membuat Aku panik ketika melihat bilur - bilur merah setelahnya.." Kata Cynthia sambil tertawa geli. Ia jadi teringat dulu Ia pernah disuruh melakukan kerokan kepada Alena ketika Alena sakit dan Ia kaget melihat bilur - bilur merah hasik kerokannya.     

" Ha..ha..ha.. dan Kau tahu bagaimana Nizam menggeliat - geliat kesakitan bahkan dia berteriak - teriak seperti sedang dicambuk saja. Huh.. sungguh sangat berlebih - lebihan. Padahal dia mencambukku beneran. Giliran dia, dikerok sedikit saja langsung tidak tahan" Kata Alena sambil bersungut - sungut.     

"Andaikan kau videokan lalu kau sebar di berita online Azura, Aku jamin kau langsung digantung rakyat Azura..." kata Cynthia sambil tertawa geli. Alena juga jadi ngakak. Atha tampak mengernyitkan keningnya sambil menghisap p*ting susu ibunya. Dua emak - emak alay ini sungguh berisik.     

Alena menepuk - nepuk pipi putih dari Atha sambil berkata, " Atha sangat tampan dan berambut pirang. Siapakah nama lengkapnya? "     

"Atha adalah nama pemberianmu dan suamiku melengkapinya dengan Nama Athala Rayhan Shakiel Al - Walid."     

"Waw.. Nama yang indah, apakah artinya?" Tanya Alena.      

"Kurnia Tuhan yang berparas tampan dan selalu dijaga Tuhan" Kata Cynthia sambil mencium Pangeran Atha.     

"Sungguh nama yang sesuai dengan orangnya. Nah Atha.. cepat tumbuh yang sehat dan semoga nanti kalian berempat akan menjadi kawan sejati.."     

"Berempat?? dengan siapa satu lagi ?" Kata Cynthia sedikit bingung     

"Anaknya Edward dan Lila, masa kau lupa. Oh ya satu lagi mudah - mudahan jadi lima bersaudara dengan anaknya Arani dan Jonathan" Kata Alena sambil bertepuk tangan kegirangan. Ia lalu meloncat ke atas tempat tidur dan berbaring di samping Cynthia.     

"Cynthia.. Tahukah Kau kalau orang tua Zarina sedang menuduh Nizam telah menyembunyikan anak mereka Zarina. Dan itu tuduhan yang sangat serius. Aku khawatir Nizam akan di penjara." Kata Alena tiba - tiba menjadi muram. Cynthia mendengarkannya sambil terkejut.     

"Tapi bagaimana bisa ?"     

"Itulah yang membuat Aku heran. Zarina kan sudah dewasa seharusnya orang tuanya tidak bisa menuduh Nizam menyembunyikannya padalah kita tahu kalau Zarinalah yang mengemis -ngemis agar bisa tinggal di sini" Kata Alena sambil sedikit kesal.     

"Aku pikir ada yang menghasutnya, karena kalau tidak, tidak mungkin mereka tiba - tiba menuntut. Apalagi Zarina adalah wanita dewasa yang sudah bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri." Kata Alena sambil mengerutkan keningnya. Cynthia tampak berpikir keras sebelum kemudian berpikir.     

"Aku pikir Pangeran Abbash yang melakukannya. Karena Ia bermaksud menganggu ketenangan Nizam. Ia masih berusaha untuk mendapatkanmu Alena. " Kata Cynthia sambil terus melakukan analisa.     

"Kenapa pangeran bodoh itu lagi. si bodoh itu rasanya tidak mungkin bisa memanfaatkan orang lain bukankah terakhir kali Ia menggunakan orang - orang korea, Ia malah gagal di tengah jalan. Apalagi orang tua Zarina bukanlah orang sembarangan." Kata Alena menimpali kata - kata Cynthia.     

"Hmmm..itu benar. Agaknya bukan Pangeran Abbash tetapi jangan - jangan itu adalah pangeran Barry. Ini pasti motifnya adalah ingin menekan Nizam dalam segala sisi. Alena Kau harus kuat menjadi istri Nizam karena makin ke sini ternyata banyak bahaya yang akan mengancam."     

"  Pangeran Barry kakaknya pangeran Abbash. Pangeran Ini  juga Aku belum pernah melihatnya dengan jelas. Bukankah dia sudah menjadi putra mahkota. lalu dia ingin apalagi? Apakah dia menginginkan  tahta kerajaan Azura? Andaikan bisa aku ingin mengatakan kepada Nizam dari pada pusing dan saling ribut sudah saja serahkan kerajaan itu pada mereka. Oh ya Chintya apa mungkin Pangeran Barry ?"     

"Aku tidak tahu.. Aku jadi bingung..." Kata  Cynthia  sambil memasang wajah kebingungan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.