CINTA SEORANG PANGERAN

Seperti Apa Ketampanan Pangeran Abbash?



Seperti Apa Ketampanan Pangeran Abbash?

0"Lagipula Alena, Kalaupun benar Pangeran Barry ada dibelakang ini semua, kita bisa apa. Biarkan Nizam yang menyelesaikan" Kata Cynthia sambil tersenyum.     
0

"Tapi mengapa Cynthia, Aku tidak mau tinggal diam, Aku akan menghajarnya dengan kedua tanganku sendiri.." Alena berkata sambil mengepalkan tangannya.     

"Hmmm... sifat sembronomu itu susah hilangnya. Alena!! Pangeran Barry dan Pangeran Abbash adalah pangeran yang hampir setara dengan Nizam. Mereka bukanlah wanita harem yang bisa kita lawan dengan kedua tangan kita sendiri. Kita sama sekali tidak memiliki informasi tentang mereka sedikitpun. Kemudian kita juga tidak bisa ilmu bela diri sedikitpun jadi kita bisa apa ?" Kata Cynthia sambil menepuk - nepuk pant*t Atha     

Alena cemberut sambil mengunyah apelnya. "kau seperti biasa selalu bertindak hati - hati, membosankan. Hidup itu jangan terlalu lurus sekali - kali kita butuh jalan yang bergelombang agar hidup kita ada tantangan"     

"Terus berakhir di cambuk " Kata Cynthia dingin. Alena beneran jadi cemberut,     

" Ah.. Cynthia. Jangan diingetin lagi yang seperti itu.. Kan Nizam lagi khilap. Tapi Aku kan sudah balas dendam. Aku jamin Ia kapok dan tidak akan melakukan lagi " Kata Alena sambil mengunyah apelnya.     

"Siapa yang jamin Nizam tidak akan lepas kendali lagi menghadapi kekonyolan kamu. Karena yang akan kapok itu Nizam sedangkan Kau mana ada kapoknya. Belum apa - apa kau sudah berniat mau cari gara - gara lagi.  Ingat Alena. Pangeran Barry dan Pangeran Abbash tidak akan sama dengan Edward dan Jonathan atau bahkan tidak sama dengan Andre dan Nendri.     

Mereka adalah para pangeran yang memiliki uang dan kekuasaan. Mereka juga biasanya pandai berstrategi dan siasat. Ibarat perang kita harus mencari lawan yang seimbang. Melawan mereka sama saja seperti kelinci melawan singa. Belum apa - apa kita sudah dilahap mereka. Mengerti apa tidak?" Kata Cynthia panjang lebar.     

Alena malah celingukan dan dengan wajah polos dia menggelengkan kepalanya, " Aku tidak mengerti.. "     

Cynthia menghela nafasnya sambil menidurkan Pangeran Atha ke ranjang bayi. Kemudian Ia mendekati sahabatnya dan berkata perlahan.     

"Alena Kau boleh mengatakan pemikiranmu kepada Nizam tetapi tolong untuk tidak melakukan apapun sendiri. Jangan langkahkan kakimu keluar rumah tanpa didampingin oleh Nizam. Tidak menerima telepon dari siapapun. Aku juga tidak akan membantumu lagi. Aku saat ini akan berhati - hati karena Aku tidak mau mencelakakan kamu lagi." Kata Cynthia sambil memegang bahu Alena.      

Dengan gaya Alena yang sembrono dan tidak mengenal kata kapok, Cynthia kadang - kadang tidak berdaya menghadapi sahabatnya itu.      

"Sebenarnya apa maunya Pangeran Barry ini ? Mengapa Ia ingin berbuat gara - gara dengan Nizam. Bukankah Ia sudah memiliki kerajaan sendiri." Kata Alena.     

"Alena.. Tahukah Kau kalau Zamron dan Azura adalah dua kerajaan terbesar di gurun Sahara. Mereka saling bersaing untuk menjadi kerajaan utama dan memimpin kerajaan lain. Kau masih ingat ketika pertandingan adu ketangkasan saat pernikahanmu di Azura. Pangeran Barry ini melakukan suatu kelicikan agar Ia dapat menang dari Nizam walaupun akhirnya kalah.     

Dari Bastnah kemarin sewaktu Ia memberikan Aku obat penambah stamina yang biasa digunakan para dokter Kerajaan Azura dia mengatakan bahwa, Kerajaan Zamron berusaha merebut posisi jadi kerajaan utama dari tahun ke tahun, Ratu Sabrina berusaha meredam keinginan kerajaan Zamron dengan menarik Putri Mira untuk menjadi istri Nizam tetapi apa daya Nizam tidak menyukai Putri Mira bahkan melirik pun tidak. Itulah Pangeran Barry menjadi semakin marah dan Ia tambah tidak menyukai kerajaan Azura.      

Itulah cerita yang Aku dengar kemarin sewaktu Aku bertanya tentang Pangeran Abbash" Kata Cynthia kepada Alena. Alena hanya menganggukan kepalanya saja dan bertanya lagi.     

" Dua pangeran ini sungguh para pangeran yang aneh. Cynthia kau pernah bertemu Pangeran Ababsh, coba ceritakan kepadaku bagaimana rupanya?" Alena tiba - tiba jadi penasaran ingin tahu bagaimana rupa pangeran Abbash dan pangeran Barry. Apakah mereka mirip dengan Nizam dan Pangeran Thalal.     

Cynthia menajamkan ingatannya. dan menerawang kejadian waktu di korea dimana Ia pertama kali bertemu Pangeran Abbash dan langsung membayangkan rupa pangeran Abbash yang seumur hidupnya tidak akan Ia lupakan.     

"Aku tidak mau berbohong kepadamu Alena. Walaupun rupa fisik seseorang itu relatif tetapi perlu Aku beritahukan kalau ada penilaian ketampanan di kerajaan Azura dan Zamron. Pangeran Abbash adalah pemenangnya."     

Alena melotot tidak suka, " Hey..hey.. apa maksudmu? Masa iya, Pangeran Thalal suamimu kalah tampan dengan Pangeran Abbash. That is imposible banget. Tidak mungkin. Kau pasti berkhayal. Halusinasi" Alena menggelengkan kepalanya.      

"Tidak !! Aku tidak berbohong. Wajah Pangeran Abbash ini sangat lembut dan tampan. Kulitnya sangat putih dan indah. Matanya bersinar tajam dan jeli. Rambutnya hitam legam dan bersinar. Senyumnya sangat indah. Walaupun dia tersenyum jahat dan kelakuannya psikopat tetapi seumur hidupku Aku baru menemui penjahat seimut dia. Seandainya Aku belum menikah mungkin Aku akan tersungkur di kakinya walaupun hanya untuk menjilat kakinya. Kulit putihnya lebih mirip artis Cina daripada ras Arab"      

Alena menatap Cynthia dengan pandangan aneh. Bagaimana bisa sahabatnya yang selalu berpikiran rasional menjadi sedikit lebay ketika menceritakan Pangeran Abbash. Alena tiba - tiba saja ingin bertemu dengannya. Dan matanya mulai bersinar - sinar bagaikan bintang di langit. Cynthia langsung tersadar dengan kata - katanya yang terdengar seperti memprovokasi Alena dan Ia mulai menatap Alena dengan tajam.     

"Kau jangan coba - coba berpikiran untuk dapat menemuinya. Ingat !! Walaupun dia tampan, Dia itu penjahat berbahaya. Dia sangat sadis dan kejam. Aku masih ingat bagaimana Ia membunuh orang Korea yang berkhianat kepadanya. Ia juga menyebabkan suamiku buta. Aku sangat membencinya" Kata Cynthia.     

"Aduuh.. Cynthia. Kau ini bagaimana ? Kau tadi bilang dia sangat tampan tetapi sekarang kau bilang membencinya" Kata Alena sambil mencebirkan bibirnya.     

"Dia memang sangat tampan bahkan teramat tampan malah. Tetapi dia adalah iblis yang terbungkus rupa malaikat. Aku hanya mengatakan keadaan yang sebenarnya tentang rupa fisik dia tetapi untuk hatinya aku juga harus jujur. Ia tidak layak disebut manusia. Dia harus mati karena sudah melukai suamiku" Kata Cynthia dengan mata berapi - api.     

"Jadi sebenarnya yang jahat siapa sih ? Pangeran Abbash atau Pangeran Barry?" Kata Alena kebingungan.     

Cynthia menggelengkan kepalanya. " Aku tidak tahu.. Aku juga belum bisa menganalisa permasalah yang tidak Aku ketahui. Sulit mencari informasi di sini karena mereka tinggal di Zamron. Para pelayan di sini semua orang kepercayaan Nizam dan mengorek informasi dari mereka sama sulitnya seperti menyuruh bulan turun ke bumi.     

Mereka tidak mau berbagi rahasia dengan kita karena perintah Nizam. Nizam memandang untuk saat ini waktunya belum tepat. Nizam juga belum mau melibatkan Aku tentang urusan kerajaan karena Aku baru melahirkan. Jadi memang untuk sementara waktu kita tiarap saja dulu. Dan biarkan Nizam dan orang - orang disekelilingnya menyelesaikan masalah mereka sendiri" Kata Cynthia dengan tenang.     

Alena menganggukan kepalanya seakan menyetujui perkataan Cynthia tetapi jiwa nakalnya berkata lain. Ia malah tersenyum licik dengan pikirannya yang mulai mengembara. Tetapi pikiran yang sedang mengembara langsung terhenti karena  Cynthia berkata lagi.     

"Alena, bagaimana kalau sekarang kita menemui Zarina saja. Kita harus memberitahukan tentang tuduhan orang tuanya kepada Zarina. Ayolah Alena, mumpung Atha sedang tertidur." Kata Cynthia sambil menarik tangan Alena. Alena bangun dari duduknya dan berkata,     

"Aku juga tadinya mau menemui Zarina tetapi Malah teringat Atha dan Aku memilih menemuinya dulu. Sungguh Aku bibi yang kualat karena baru melihat Atha setelah lama."     

"Tidak apa - apa Alena, bukankah kau tidak bermaksud untuk menundanya. Kau belum menengok karena memang situasinya sedang sulit" Kata Cynthia sambil mengusap kepala Alena dengan lembut.     

"Terima kasih Cynthia. Kau memang paling mengerti Aku. Ayo kita ke Zarina sekarang. Siapa tahu dia akan  merayu orang tuanya untuk membatalkan tuntutannya kepada Nizam" Kata Alena sambil kemudian melangkah keluar. Tetapi kemudian Alena berbalik lagi,     

"Oh ya.. Cynthia. Bukankah Amar akan menikah dengan Zarina. Orang tua Zarina pasti akan mencabut tuntutannnya karena Nizam kan raja dari menantunya" Kata Alena.     

"Jika orang tuanya Zarina menuntut Nizam karena hasutan seseorang maka akan orang tua Zarina tidak akan menarik tuntutannya" Kata Cynthia sambil menggelengkan kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.