CINTA SEORANG PANGERAN

Kebohongan Pangeran Abbash



Kebohongan Pangeran Abbash

0"Yang Mulia, apakah adik anda ini manusia ? Dewa ? Dewi? ataukah siluman?" Kata Ibunya Zarina dengan tatapan yang masih menuju wajah pangeran Abbash. Pangeran Abbash jadi tertawa geli.     
0

"Apakah karena wajah saya terlalu aneh sehingga Anda mengiranya demikian" Kata Pangeran Abbash sambil menutup mulutnya.     

"Bertahun - tahun Saya hidup menjadi artis dan banyak bertemu pria tampan di dunia ini, tetapi wajah Anda terlalu agung untuk sekedar menjadi manusia biasa" Kata Ibunya Zarina keluar lagi sifat berlebih -lebihannya.     

"Anda terlalu memuji Saya. Lidah anda ternyata semanis wajah Anda." Kata Pangeran Abbash membuat ibunya menjadi mabuk kepayang.     

"Mengapa Anda tidak menjadi artis saja. Aku bersedia menjadi produsernya. Aku siap mendanai film perdana Anda" Kata Ibunya Zarina semakin melantur. Ia lupa kalau dihadapannya adalah seorang pangeran yang pastinya memiliki harta yang berlimpah.      

"Ah..ha..ha..Nyonya Kapoor, Anda sungguh luar biasa. Anda sangat cocok menjadi istri seorang konglomerat sehingga jiwa bisnis Anda langsung muncul dalam kondisi apapun" Kata pangeran Abbash. Kemudian dia melanjutkan bicaranya.     

"Aku tidak main - main Yang Mulia. Anda harus memperlihatkan wajah Anda ke seluruh dunia. Anda adalah kekayaan alam yang tersembunyi" Ibunya Zarina terus berkata membuat ayahnya Zarina menjadi tersadar untuk segera mengambil alih dari pembicaraan yang semakin ngelantur ini.     

"Bu.. bu.. kita ini kan mau membicarakan lamaran Zarina bukan mau membahas Pangeran Abbash yang hendak dijadikan aktor oleh Ibu" Kata Ayahnya Zarina sedikit mendelik ke arah istrinya. Ia khawatir kalau tingkah istrinya ini dari tadi membuat galau dan marah para pangeran Zamron.     

"Tapi Pak.. pangeran Abbash ini sangat tampan sekali. Apakah Anda tidak melakukan oprasi plastik? Apakah anda manusia biasa atau sebenarnya boneka buatan jepang" Kata Ibunya Zarina. Profesinya sebagai artis membuat ibunya Zarina memiliki tingkat percaya diri yang lebih dari yang lain. Ditambah dengan sifatnya yang blak -  blakkan dan apa adanya membuat Ibunya Zarina ini berbicara sesuai dengan apa yang ada dihatinya dan bukan apa yang ada diotaknya.     

" Tidak apa - apa Tuan Kapoor. Kami sudah terbiasa menghadapi orang - orang yang terheran - heran melihat ketampanan Pangeran Abbash. Jadi apa yang dikatakan oleh Nyonya Kapoor sudah sering kami dengar. Itulah sebabnya Saya selalu meminta Ia menyamarkan dirinya sendiri agar tidak membuat kehebohan dimanapun Ia berada" kata Pangeran Barry menenangkan Ayahnya Zarina yang mulai kesal dengan tingkah istrinya itu.     

"Sungguh maafkan kami, bukannya Kami bermaksud tidak sopan tetapi apa yang dikatakan oleh yang mulia benar adanya. Wajah Pangeran Abbash memang sangat tampan untuk ukuran manusia"     

Pangeran Abbash menjadi tertawa tetapi dalam hatinya Ia mengumpat habis - habisan. Ia muak berada di antara mereka. Andaikan Ia tidak memiliki sebuah harapan tentang pernikahannya dengan Alena Ia pasti sudah menolak perjodohan ini sedari kemarin.      

Lihat saja nanti, jika Ia berhasil menikahi Zarina maka langkah pertama mungkin Ia akan membuat dirinya terlihat insyaf di hadapan Alena, pangeran Nizam dan yang lainnya. Lalu Ia akan berusaha menjalin kekerabatan di antara mereka agar Ia berubah menjadi manusia baik yang diakui oleh Nizam. Dan Ia berharap dapat menjadi bagian dari orang - orang yang ada disekeliling  Nizam.     

"Tidak usah menjadi Artis Nyonya, Biarkan saya hanya menjadi milik Zarina saja " Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum munafik.     

"Ya Tuhan.. Anda sangat manis sekali. Entah karma baik apa yang sudah dilakukan anak kami sehingga akan mendapatkan suami setampan dan sebaik Anda" Kata Ibunya Zarina berbinar - binar dan dibalas oleh Pangeran Abbash dengan berkata dalam hatinya. Tentu saja bukan karma baik tetapi karma buruk karena mendapatkan suami seperti dirinya harus siap - siap menderita. setelah mendapatkan Alena maka Ia akan menendang Zarina jauh - jauh dari mukanya.     

"Yang Mulia Pangeran Abbash, sesungguhnya dari tadi kami menunggu anda untuk menceritakan nasib anak kami yang sebenarnya. Tadi Yang Mulia Pangeran Barry sudah menjelaskan banyak tetapi Kami masih belum puas kalau belum mendengar dari mulut yang mulia langsung" kata Ayahnya Zarina dengan hati - hati.     

Pangeran Abbash yang memang sudah berunding sebelumnya dengan kakaknya lalu perlahan berkata dengan penuh kebohongan kepada orang tua Zarina.     

"Waktu itu saya diundang kepernikahan Tuan Jonathan dan Nyonya Arani. Mereka adalah temannya pangeran Nizam dan Nyonya Arani asistennya tuan Nizam. Saya melihat seorang gadis India yang sangat cantik. Ia bertingkah bukan selayaknya seorang tamu tetapi Ia seperti seorang juru masak yang sedang bertanggung jawab pada stand makanan India. Gadis itu terlalu cantik untuk menjadi seorang pelayan sehingga saya menjadi penasaran untuk bertanya tentang dia kepada seorang pelayan" kata Pangeran Abbash memulai kebohongannya dengan memasang wajah menggemaskan.     

Wajah orang tua Zarina sungguh menjadi muram mendengar anaknya diperlakukan sebagai pelayan. padahal serendah - rendahnya Ia. Walaupun Ia bukanlah keturunan keluarga kerajaan tetapi di negaranya keluarga kapoor itu tidak dipandang remeh. Istrinya adalah artis terkenal dan Ia adalah pengusaha dengan harta kekayaan yang tidak sedikit. Ia merasa masih punya disandingkan dengan keluarga anggota kerajaan tetapi mengapa anaknya hanya dijadikan seorang pelayan di kediaman Nizam.     

'Sungguh memalukan anak kami yang begitu cantik harus menjadi seorang juru masak di kediaman pangeran Azura. Mereka terlau menghinakan kedudukan kami. Walaupun kami rakyat biasa tetapi kami juga masih memiliki harga diri" kata Ayahnya Zarina. Pangeran Abbash menjadi semakin memprovokasi orang tua Zarina.     

"Itulah yang membuat Saya pribadi sangat menyayangkan. Apalagi kemudian ketika saya mencoba mengorek keterangan lebih dalam lagi dari seorang pelayan mereka mengatakan bahwa Zarina adalah simpanan Pangeran Thalal. Pangeran itu memanfaatkan kelemahan Zarina yang sangat mencintai Pangeran Thalal. Seharusnya pangeran itu tidak menyia - nyiakan cinta suci dari seorang gadis yang sangat baik seperti Zarina." Wajah pangeran Abbash tampak terlihat begitu sedih. Sungguh suatu acting yang sempurna membuat Pangeran Barry diam - diam menggumi kepiwaian adiknya dalam berakting. Jangan - jangan memang benar kata ibunya Zarina, adiknya mungkin seharusnya menjadi seorang aktor.     

"Sungguh pangeran terkutuk. Kami pada mulanya mengira kalau Pangeran Nizam yang sudah menahan anak kami. Untuk dijadikan permainannya. Yang Mulia pasti tahu sudah bukan rahasia lagi kalau Pangeran Nizam memiliki banyak wanita di haremnya" kata Ibunya Zarina dengan geram.     

"Anda tidak salah sepenuhnya. Karena memang yang menahan Zarina sebenarnya pangeran Nizam. Ia menahan Zarina untuk memenuhi kesenangan Pangeran Thalal adik kesayangannya itu. Bahkan terakhir saya dengar kalau Istrinya pangeran thalal yang tidak menyukai Zarina telah menyiksanya dengan tidak berperikemanusiaan. Nyonya sebaiknya Kita harus segera mengeluarkan Zarina dari sana" kata Pangeran Abbash dengan penuh ketegasan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.