CINTA SEORANG PANGERAN

Kecurigaan Bastnah Pada Zarina



Kecurigaan Bastnah Pada Zarina

0Bastnah mendapatkan perintah untuk menyiapkan jamuan makan untuk sekitar sepuluh orang teman - teman Nizam dari kampus The Great. Bastnah sibuk hilir mudik menyuruh para pelayan menyiapkan menu pesanan Nizam. Nizam minta disediakan makanan Amerika untuk teman - temannya dan beberapa makanan ringan asal Azura dan India. Seperti biasa Zarina tampak ikut sibuk membantu di dapur. Walaupun Ia sudah  menjadi istri Amar tetapi karena Ia hobi memasak, Ia meminta izin untuk tetap memasak.     
0

Bastnah memperhatikan tindak tanduk Zarina selagi Zarina membuat pani puri makanan cemilan khas India. Ia sering kali mengintip atau mencuri pandang ke arah Zarina. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hari ini sudah genap dua minggu Zarina menikah dengan Amar. Tetapi Bastnah masih belum melihat tanda - tanda keanehan pada Zarina. Dari sejak hari pernikahannya belum pernah sekalipun Zarina absen keluar dari kamar. Ia tetap keluar di pagi hari dan membantu memasak, kemudian Ia berlatih menari atau merancang model pakaian India dan mempelajari model Pakaian Azura.     

Rasanya ada sesuatu yang janggal yang telah terjadi. Logikanya tidak mungkin Zarina baik - baik saja apabila Amar sudah melaksanakan tugas sucinya. Arani saja sampai sakit panas apalagi Zarina yang lemah gemulai seperti itu. Bastnah terus memperhatikan Zarina sehingga kemudian Zarina mengetahui kalau Bastnah sering kali mencuri - curi pandang ke arahnya.      

Karena tidak tahan akhirnya Zarina berkata, " Apakah ada yang aneh denganku ? Mengapa Kau terus menerus menatapku seperti itu. Apakah ada yang salah dengan penampilanku" kata Zarina dengan keheranan.     

"Tidak.. juga. Hanya saja Aku ingin tahu. Apakah kau baik - baik saja ?" Kata Bastnah sambil kini terang - terangan memperhatikan cara berjalan Zarina. Dari tadi Zarina  bolak - balik mengambil bahan makanan dari dalam kulkas.     

Zarina yang dalam hal ini polosnya lebih dari kepolosan Alena balas menatap dengan kebingungan. "Memangnya kenapa ? Ada apa ?" Kata Zarina sambil memberikan pani Puri yang sudah di cetak dan siap digoreng kepada seorang pelayan.     

"Apa Kau tidak sakit saat berjalan ?" Kata Bastnah berusaha meyakinkan dirinya kalau antara Zarina dan Amar belum terjadi apa - apa.     

"Memangnya kenapa Aku harus sakit saat berjalan? Aku tidak terjatuh. Aku baik - baik saja. Lihat.. nih.. lihat" Zarina malah meloncat - loncat melakukan adegan menari India. Bastnah menghembuskan nafas panjang. Tiba - tiba merasa lelah dengan kebodohan gadis yang di depannya.     

"Apa Jendral Amar belum berbuat apa - apa kepadamu ?" kata Bastnah akhirnya bertanya secara eksplisit kepada Zarina. Ia sudah sangat terang - terangan dengan pertanyaannya. Tetapi karena Zarina tidak mengerti apa - apa, Ia malah balik bertanya     

"Memangnya dia mau ngapain ? " Kata Zarina masih kebingungan. Selama ini Amar baik - baik saja. Ia malah terlihat sibuk dengan urusannya. Amar sering kali berada  di ruangan kerjanya seperti sedang mengadakan diskusi secara online dengan orang - orang di Azura. Bahkan ada layar lebar di ruangan kerja Amar yang seringkali menampilkan anak buahnya yang sedang berbaris atau berlatih.      

Amar juga tampak sedang sibuk berbicara dengan Arani, Imran Dan Pangeran Rasyid melalui teleconference. Zarina tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan sehingga Ia hanya bermain handphone saja sendirian sampai ketiduran di tempat tidur sendirian sebelum kemudian ketika dia terbangun. Ia juga tidak menemukan Amar di sisinya. Amar sudah bangun sangat pagi untuk sholat berjamaah dan kemudian berlatih dengan Arani. Mereka melatih para penjaga. Jadi tidak ada yang aneh.      

"Aaah.. sudahlah.. dasar gadis bodoh " Kata Bastnah akhirnya merasa frustasi sendiri. Bastnah pergi meninggalkan Zarina sendirian yang kebingungan.     

"Apakah Kau mengerti apa yang dibicarakan Bastnah kepadaku?" kata Zarina sambil bertanya pada pelayan disampingnya.     

"Aku tidak Tahu, Nyonya" kata pelayan itu sama tidak mengertinya dengan Zarina.     

"Ah.... sudahlah tidak usah diambil pusing. Kau campurkan asam ke dalam air untuk membuat isian pani purinya. Jangan terlalu pedas dan asam. Dibuat netral saja. Agar bisa diterima oleh lidah teman - teman Yang Mulia. Bahkan bila perlu siapkan juga campuran mayones, keju dan saos. Siapa tahu mereka ingin memakan pani puri di cocol dengan campuran mayones." Kata Zarina sambil kembali sibuk membuat penganan makanan lainnya.     

Pukul tiga PM, semua hidangan sudah selesai dan sudah tersusun rapih di dalam ruangan Aula. Semua meja makanan dibuat mengelilingi kursi dan meja bundar tempat Nizam dan teman - temannya rapat persiapan wisuda. Edward bahkan akan datang bersama istrinya Lila  yang kandungannya sudah berusia hampir sembilan bulan.     

Usai memasak Zarina merasa sangat gerah, padahal Ia sudah mandi tetapi Ia tiba - tiba jadi ingin mandi kembali. Sehingga kemudian setelah memberikan perintah ini, itu kepada pelayan lainnya. Zarina segera kembali ke kamarnya. Ketika dia masuk Ia melihat Amar tampak sedang di depan lap topnya. Melihat Zarina datang Amar tersenyum dan berkata.     

"Apakah sudah selesainya memasaknya ? Apa yang Kau masak ? Apakah tidak membawa kemari untukku ?" Kata Amar sambil menyimpan lap topnya ke meja. Zarina tampak aneh melihat Amar ada dikamar pukul tiga karena biasanya sore hari adalah saatnya Ia berbincang - bincang dengan Arani tentang persiapan Keluarga Nizam pulang ke Azura.     

Zarina menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu kalau kau ada di kamar, biasanya Kau diwaktu sore, selalu mengobrol dengan Arani " kata Zarina sambil duduk di kursi dan mengambil gelas lalu mengambil air dan meminumnya. Amar menatap gerakan Zarina dengan penuh minat. Ia jadi merasa menyesal telah mendiamkan Zarina sejak dari malam pernikahan mereka. Tetapi Amar juga tidak mau kalau harus terburu - buru menyempurnakan hubungan suami istri mereka. Kelihatannya Zarina tidak terlalu berminat tentang hubungan seperti itu.     

Amar tahu sekali kalau di hati Zarina masih tersimpan Pangeran Thalal. Dan Amar tidak mau cemburu gara - gara hal itu. Ia harus bersabar sebentar lagi. Bukankah Ia memang sudah tahu kalau dari awal Zarina tidak mencintainya. Kebetulan Ia memang sedang sibuk karena mempersiapkan kepulangan Keluarga Nizam ke Azura setelah usai di wisuda. Apalagi suasana di Azura sedang tidak baik. Baginda Raja Al - Walid tampak semakin sakit - sakitan dan jalannya pemerintahan benar - benar dipegang dan dikuasai oleh Perdana Menteri Salman bersama Ratu Sabrina.      

Karena itulah Amar terus memantau suasana di Azura bersama Arani dengan Pangeran Rasyid dan Imran. Mereka berempat terus menerus berdiskusi tentang persiapan keamanan di Azura. Tetapi hari ini karena akan ada pertemuan Nizam dan teman - temannya di Aula pada malam ini. Amar, Arani, Imran dan Pangeran Rasyid tidak akan melakukan diskusi malam ini karena Amar dan Arani akan fokus pada pengamanan saat wisuda.     

Tetapi kali ini melihat Zarina datang, tiba - tiba Amar jadi menginginkan sesuatu. Ia melihat Zarina akan masuk ke dalam kamar mandi dan  mata Amar jadi berkilat merah,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.