CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Kasihan Dengan Zarina



Aku Kasihan Dengan Zarina

0Sementara itu di dalam kamar Alena tampak berjalan hilir mudik dikamarnya sehingga Nizam yang sedang bekerja dengan laptopnya sambil mengajak bermain anak - anaknya menjadi pusing.     
0

"Alena. Honey please stop it. You driveme crazy " Kata Nizam sambil berusaha konstentrasi membaca laporan para komisarisnya.     

"Crazy.. crazy.. aku yang crazy bukannya Kamu. Apa kau tidak merasa stress ketika mendengar cerita pelayan kalau Zarina sedang menjerit - jerit kesakitan ?" Kata Alena menatap wajah suaminya dengan buas. Tetapi Nizam malah tampak tenang mendengarkan pertanyaan Alena.     

"Memangnya kita harus apa ? Menerobos masuk dan menghentikan malam pertama mereka?" Nizam bertanya sambil menahan tawanya.     

"Kau memang tidak berperikemanusiaan. Seluruh laki - laki di Azura memang ga benar semuanya. Inginnya enak sendiri. Zarina juga, sudah aku peringatkan agar minta di bius total malah ga nurut dasar ngeyel. Lihatkan apa yang Aku katakan ? Semuanya kejadian harusnya para pria Azura itu kalau disunat jangan ujungnya doang tapi potong sampai setengahnya baru aman bila perlu potong tiga perempatnya" Kata Alena bersungut - sungut membuat Nizam terbelalak mendengar kata - kata istrinya.     

"Apa maksudmu dengan dipotong sampai tiga perempatnya? Kau gila apa? nanti habis punya kita" Kata Nizam sambil menyimpan lap topnya dan mulai menutup wajahnya dengan bantal. Ia benar -benar ingin tertawa ngakak tetapi takut kena amarah Alena. Wajah istrinya sudah terlihat sangat gelap dan menakutkan. Ia tahu istrinya sedang serius.      

"Daripada menyakiti kaum wanita, lebih baik seperti itu. Bila perlu aku akan membuat undang - undangnya " Kata Alena lagi sambil berpikir dengan serius.      

"Jangan berlebih - lebihan Alena, sakit itu kan buat pertama kali. Kesananya siapa coba yang suka minta - minta dan maksa - maksa ?" Kata Nizam sambil berdiri kemudian merangkul Alena dari belakang sambil mencium ubun - ubun Alena dengan lembut.      

"Emang siapa yang suka maksa - maksa?" Kata Alena sambil meronta ingin lepas dari pelukan Nizam. Tadinya Nizam mau mengatakan kalau yang suka maksa - maksa adalah para istri mereka sendiri tetapi melihat Alena yang morang - maring membuat Nizam mengubah perkataannya.      

"Iya Aku.. yang suka maksa - maksa. Sekarang juga Aku mau maksa. yu kita temenin Amar sama Zarina" kata Nizam sambil memangku Alena tiba - tiba. Alena meronta tambah sewot.     

"Lepaskan Aku Nizam. Aku tidak mau digendong - gendong begini.. lihat ada Axel dan Alexa mereka sedang memperhatikan kita"     

" Biarkan saja. Mereka sebentar lagi juga tidur. Tuh.. dengar ocehannya juga sudah berhenti" Kata Nizam sambil terus membawa Alena ke atas sofa besar di ruangan tengah kamar mereka.     

"Nizam.. Aku kasihan dengan Zarina " Kata Alena sambil membiarkan Nizam bertindak sesuka hati. Ia hanya tidur terlentang sambil menerawang.     

"Mengapa kasihan?" Kata Nizam, mukanya terbenam ke dalam leher istrinya dan menghembuskan nafasnya yang panas.     

"Ia pasti sangat kesakitan. Aku merasakan sendiri bagaimana sakitnya. Rasanya sampai ingin mati" Kata Alena sambil mengingat kembali kejadian malam pertama dia.     

"Sudahlah Alena.. Kan itu sudah kodratnya kau wanita" Kata Nizam sambil mengelus kepala Alena.     

"Anggap saja itu pengorbanan seorang istri untuk suaminya" Kata Nizam lagi.     

"Mengapa harus istri yang selalu berkorban untuk suaminya. Mengapa bukan sebaliknya?" Kata Alena lagi.     

Nizam menatap wajah Alena yang mulai merona.     

"Kamu tahu Alena ? Kelak diakhirat para suami akan dimintai pertanggung jawaban istri - istri kami. Kami akan terhalang masuk surga seandainya ternyata kami tidak mendidik istri - istri kami dengan baik. Kalian para istri adalah tanggung jawab kami. kami harus memenuhi semua kebutuhan kalian lahir dan batin. Tidak sedikitpun kami berniat untuk menyakiti kalian entah itu di malam pertama atau saat kalian melahirkan.     

Itu adalah sunatulloh yang harus dijalani antara pria dan wanita. Semua tidak ada yang saling menuduh menjadi suami paling enak atau menjadi istri saling enak. Karena kita memiliki tanggung jawab masing - masing. Yakinlah bahwa Alloh akan membalas semua pengorbanan para istri untuk suaminya dan Alloh juga akan membalas pengorbanan para suami yang memenuhi hak - hak para istrinya." Nizam berbisik di telinga Alena menenangkan hati Alena yang sedang gundah memikirkan Zarina.     

"Aku mengerti Nizam, Semoga Zarina bisa bersabar menahan semuanya" Kata Alena mulai merangkul leher suaminya. Tangannya mulai merespon gerakan suaminya yang mulai membuat nafasnya naik dengan cepat. Bahkan kemudian tangan Alena mulai bergerak ke bawah dan membuat Nizam semakin mengawang - ngawang. Tapi Nizam sempat berkata walau kemudian perkataannya Ia sesali.     

"Iya.. semoga Zarina tidak menendang milik Amar seperti yang kau lakukan kepadaku.. Akh.. Alena sakit. Mengapa kau meremasnya. Apa kau tidak berniat memberikan Axel dan Alexa adik ?" Kata Nizam sambil mengejangkan tubuhnya menahan sakit mukanya meringis menahan sakit.     

"Itu layak untukmu" Kata Alena sambil tersenyum dan kemudian membalikkan tubuhnya sehingga posisi Nizam berada di bawah. Ketika kepalanya menunduk Ia menghentikan ringisan Nizam dan mengobatinya dengan lemah lembut. Nizam hanya memegang kepala Alena yang bergerak lemah lembut seakan ingin menebus kesalahannya.     

****     

Pagi yang cerah, Alena sudah bersiap - siap di depan kamar Cynthia. Gaun warna peach tampak membuat kulit Alena semakin bersinar. Cynthia yang sedang menyusui Atha tampak menoleh ke arah Pangeran Thalal yang sedang bermain game disampingnya.     

"Kakak iparmu ? Mau ngapain dia pagi - pagi sudah ada di depan kamar kita?" kata Cynthia pada suaminya.     

"Mana Aku tahu, Kau kan bayangannya. Palingan juga mau membuat huru hara" Kata Pangeran Thalal sambil tetap melotot pada handphone-nya. Hingga kemudian Cynthia menjadi kesal dan merebut handphone di tangan suaminya.     

"Bukakan pintunya Yang Mulia. Bukannya asyik dengan gamenya" Kata Cynthia sambil melotot. Pangeran Thalal bangun dari rebahannya sambil manyun ke arah istrinya.     

"Kau masih dalam masa nifas, hiburanku cuma ini. Sekarang Kau hendak merampas kesenanganku main game. Sungguh kau istri yang paling kejam di dunia.." Kata Pangeran Thalal sambil melangkah pergi tetapi sebuah bantal mendarat dipunggungnya.     

"Bukan Aku istri yang kejam. Tapi Kau suami yang menyebalkan. Dari semalaman Aku membantu kamu untuk menyenangkan diri sendiri masih dibilang tidak ada hiburan. Sampai pegal tangan sama mulutku" Kata Cynthia murka. Pangeran Thalal menoleh ke arah istrinya sambil tersenyum malu - malu.     

"Oh iya.. Aku lupa. Maafkan Aku ya.. ngomong - ngomong perusahaan perhiasan Tiffany diamond sudah mengirimkan katalog terbarunya. Mungkin ada beberapa jenis perhiasan yang bisa mengobati rasa pegal mulut dan tanganmu itu" kata Pangeran Thalal sambil mengambil katalog yang baru dikirim tadi sore dari dalam lacinya dan memberikan kepada istrinya. Mulut Cynthia mencibir.     

"Aku ga butuh perhiasan.." Kata Cynthia sambil mengambil katalognya.     

"Kalau tidak butuh, mengapa Kau ambil katalognya?" Kata Pangeran Thalal sambil menatap keheranan.     

"Itu karena Aku tidak mau dianggap sebagai istri yang tidak menghargai permintaan suaminya" Kata Cynthia sambil langsung membuka katalog perhiasannya. Dan matanya langsung lebar melihat beragam jenis model perhiasan terbaru yang terpampang dalam katalog itu.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya melihat istrinya yang langsung asyik dengan katalognya. Ia lalu membuka pintu karena Alena tidak berhenti mengetuk pintunya.     

Begitu pintu dibuka, Alena langsung meradang dengan muka kecut.     

"Maaf ya.. mengapa lama sekali baru dibuka? Jangan katakan kalian lagi beribadah sepagi ini karena Aku tahu Cynthia masih belum boleh di sentuh" Kata Alena sambil menyelediki Pangeran Thalal dari ujung rambut sampai ujung kaki.     

"Tidak, Kami sedang melihat katalog perhiasan. Itu lihat katalognya sedang di pegang Cynthia. Kakak Putri boleh ikutan memilih. Jangan lupa jika sudah ada yang cocok nanti bisa langsung pesan ke nomor contactnya dan rekeningnya biar Kakak Nizam yang bayar." Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum.     

"Apakah kau bermaksud mengatakan kalau Nizam akan membayarkan yang Cynthia juga? " kata Alena sambil mengerutkan keningnya. Pangeran Thalal menganggukkan kepalanya.     

"Begitulah.. tenang saja Kakak. Harta Kakak Nizam itu sangat amat banyak sekali. Dia tidak akan bangkrut kalau hanya membeli perhiasan sekecil ini" Kata Pangeran Thalal.     

"Oh.. sungguh perkataan yang melegakan sekali.." Kata Alena sambil mendelik kesal dan Pangeran Thalal hanya tertawa. Tentu saja Ia bercanda dengan Alena. Perhiasan di Tiffani Diamond sangat mahal dan Ia tidak ingin membelikan perhiasan untuk istrinya menggunakan uang dari orang lain. Ia masih memiliki harga diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.