CINTA SEORANG PANGERAN

Yang Mulia Mohon Kenakan lagi Pakaian Wisudanya



Yang Mulia Mohon Kenakan lagi Pakaian Wisudanya

0Edward dan Cynthia masuk ke dalam antrian lagi. Ia tidak mengantri dari belakang karena tadi dia permisi pamit dulu kepada yang lain sehingga Ia tidak dikatakan menyerobot antrian. Edward masuk ke dalam barisan dan lalu berkata kepada Nizam.     
0

'Nizam maafkan Aku.. Aku hanya terbawa emosi. Aku sebenarnya tidak ingin membuatmu menjadi emosional "  Kata Edward sambil mengulurkan tangan. Nizam menyambut uluran tangan Nizam.     

"kau tidak usah khawatir Edward. Aku tahu kau tidak bermaksud untuk jahat. Kau hanya terlalu mencintai istri orang. Tetapi percayalah ketika Kau melihat wajah anakmu kelak kau akan jatuh cinta kepada istrimu semakin dalam. Aku sendiri pada saat melihat anakku untuk pertama kalinya langsung... " Nizam tidak meneruskan pembicaraannya karena Alena malah menyerobot.     

"Langsung pingsan.. " Kata Alena membuat Nizam langsung mendelik     

Edward jadi tertawa mendengar kata – kata Alena. Ia pernah membaca memang ada laki – laki yang pingsan ketika pertama kali melihat anaknya lahir.     

'Benarkah ? Sungguh sulit dipercaya Kau yang berbadan tinggi besar ini ternyata hatimu begitu melankolis. Bagaimana bisa kau pingsan saat melihat anakmu lahir" Kata Edward geli. Nizam juga akhirnya tidak membantah. Ia sadar diri kalauapa yang dikatakan Alena dan Edward benar.     

Akhirnya setelah berapa lama, mereka berhasil sampai ke depan pintu masuk. Seorang penjaga keamanan tampak memeriksa tubuh dan isi tas serta meneliti setiap surat undangan yang masuk. Mereka bekerja sangat teliti mengingat akan ada banyak orang penting yang datang. Akan ada presiden Amerika jadi wajar kalau pengamanannya sangat ketat.     

Para pengawal pasukan presiden sebagian sudah mulai memasuki gedung. Mereka tidak terlihat membawa senapan tetapi pasti mereka menyembunyikan senjata yang sangat berkualitas yang memiliki tindakan akurat. Beberapa pengawal khusus langsung berjaga di setiap sudut yang diyakini sangat strategis untuk menembak kalau tiba – tiba ada penyerangan ke arah presiden Ameirika. Beberapa pengawal itu tampak menyusup masuk berbaur dengan banyak pendamping wisudawan yang duduk di kursi yang dibangun untuk mengelilingi lapangan yang digunakan  untuk wisuda.     

Kursi sudah berderet dan disusun berbanjar ke belakang dan berderet kesamping  kanan dan samping kiri. Kursi disusun berbaris sesuai dengan kelompok jurusan. Ada celah selebar dua kursi yang memisahkan antara kelompok jurusan. Dan Alena tentu saja duduk dikelompok jurusan ekonomi. Seharusnya Nizam, Alena, Cynthia duduk sekelompok karena jurusannya sama.     

Tetapi karena Nizam dan Cynthia termasuk ke dalam lulusan sepuluh terbaik di tiap jurusan apalagi Nizam adalah lulusan terbaik dari semua lulusan yang jumlahnya ribuan sehingga mereka harus duduk terpisah. Nizam mewanti – wanti Alena untuk tidak bertingkah walaupun apapun yang akan terjadi. Alena hanya mengiyakan. Sebenarnya Ia sangat sedih karena harus duduk terpisah dengan yang lain. Bayangkan saja, Cynthia, Nizam dan Edward akan duduk sekelompok sementara Ia tidak.     

Alena jadi menyesal kenapa Ia dulu tidak bersungguh =  sungguh belajar sehingga nilai ujiannya selalu pas – pasan. Seandainya Ia termasuk ke dalam sepuluh lulusan terbaik pasti sekarang Ia sudah duduk sekelompok dengan Nizam. Alena kemudian duduk manis dikursinya dan mulai merasa kepanasan.     

Ruangan ini sebenarnya memiliki atap yang bisa ditutup dan muka. Sekarang atap itu tampak di buka tetapi karena memang banyak orang sehingga suasana jadi panas. Tanpa sadar Alena melepaskan pakaian toganya dan ketika Ia berdiri untuk melepaskan pakaian wisudanya maka dari kursi belakang terdengar suara berkata.     

"Sebaiknya Yang Mulia mengenakan kembali pakaian wisudanya " Kata suara itu mengagetkan Alena. Alena hampir saja meloncat dan berteriak kaget tetapi kemudian Ia membekap mulutnya sendiri. Suara itu sangat tidak asing lagi hanya masalahnya kenapa suara itu ada di belakang dirinya di dalam barisan wisudawan jurusan ekonomi     

Alena menoleh ke belakang dan Ia langsung shock ketika dilihatnya di belakang ada Amar. Dan Amar tampak memerah melihat pakaian yang dikenakan Alena. Dada menyembul dan pinggang terikat ramping dengan  kain selendang yang dipitakan di depan. Bahkan beberapa teman pria  Alena mulai melirik dengan takjub ke arah Alena. Mereka langsung keringatan melihat tubuh Alena yang begitu seksi dan membuat semua mata laki – laki jadi kelilipan batu sebesar kepalan tangan.     

Apalagi pakaian yang di kenakan Alena sangat unik dan aneh. Pakaian kebaya yang berwarna gold itu langsung bersinar bagaikan matahari yang bersinar di pagi hari. Mereka belum pernah melihat pakaian seperti itu sebelumnya karena kebanyakan dari mereka ketika wisuda adalah mengenakan gaun formal.     

Belum lagi kain batik yang dikenakan Alena membungkus pinggulnya dengan sangat ketat sehingga tubuh bagaikan gitar spanyol itu sangat memanjakan mata para lelaki. Ini sungguh pemandangan langka yang tidak boleh dilewatkan sedetikpun juga.     

"Amar.. Kau !! Sejak kapan Kau kuliah di jurusan ekonomi bersama kami ? " kata Alena dengan keheranan. Bagaimana bisa Amar duduk dikelompok wisudawan jurusan ekonomi bukankah seharusnya para pendamping itu ada di tribun para pendamping lainnya.     

Amar malah menundukkan kepalanya, tidak kuasa melihat lekuk  tubuh Alena yang terekspos bebas.  Ia merasa sangat tidak sopan menatap tubuh Alena. Tadinya Ia mau diam - diam saja duduk di belakang Alena. Tetapi ketika Ia melihat Alena membuka pakaian wisudanya dan memperlihatkan pakaian kebaya yang sangat ketat maka Amar merasa tidak bisa membiarkan karena kalau Nizam tahu bisa terjadi bencana besar.     

"Yang Mulia tolong kenakan lagi pakaian wisudanya. Hamba mohon. Tidak baik dilihat orang lain. Yang Mulia Pangeran Nizam pasti tidak menyukainya." Kata Amar sambil tetap menundukkan pandangannya.     

Alena mau protes kalau Ia tadi merasa sangat kegerahan sehingga membuka pakaian wisudanya tetapi kemudian dia sadar kalau pakaiannya memang terlalu ketat sehingga Ia lalu kembali mengenakan pakaian wisudanya.     

Teman – teman Lelaki Alena tampak kecewa melihat pemandangan indah di depan mata ditutup yang punyanya. Bahkan seorang teman laki – lakinya ada yang nyeletuk dari depan. Ia sedari tadi terus menoleh ke belakang melihat lekuk tubuh Alena yang memang sangat indah dan menggiurkan.     

"Yaaah.. Alena kenapa kau kenakan lagi pakaian wisudanya. Padahal hadiah dari alam itu harus diperlihatkan kepa.. akh " Tiba – tiba kata – katanya terhenti karena ada yang bergerak sangat cepat ke arahnya yang tidak ia ketahui yang tiba – tiba membuat suaranya terhenti seketika. Wajahnya pucat karena Ia kebingungan mengapa suaranya tiba – tiba menghilang. Temannya Alena yang tadi berteriak langsung berdiri dan mau membuat keributan karena ketakutan suaranya tiba – tiba menghilang. Ketika di dengarnya ada suara di telinganya.     

"Kau duduk dan diam. Suaramu akan kembali dalam 10 menit. Kalau kau membuat keributan maka suaramu akan hilang selamanya. Dan jaga gaya bicaramu terhadap Alena" Kata suara itu membuat temannya Alena langsung duduk dan diam ketakutan. Apa ada hantu di tempat wisuda ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.