CINTA SEORANG PANGERAN

Kecurigaan Terhadap Alena



Kecurigaan Terhadap Alena

0"Alena itu adalah penghalang antara cinta anakku dan anakmu. Hubungan kita harusnya berjalan baik dengan terjalinnya anak - anak kita. Mereka akan lebih memahami hubungan kita kalau mereka bersama. Tetapi anakmu itu malah memilih wanita itu. Dia bahkan bukan dari kalangan kita. Dia orang asing. " Kata Perdana Menteri Salman tampak geram.     
0

"Kau harusnya bertindak tegas waktu itu. Melarangnya untuk menikah dengan wanita asing itu. Apalagi wanita itu sekarang malah membuat banyak masalah di kerajaan kita. Dia membuat anakmu seperti kerbau dicocok hidung. Dia membuat anakmu merangkak di kakinya. Bahkan dia berani menentang ibunya sendiri hanya untuk membelanya" Kata Perdana Menteri Salman lagi     

Ratu Sabrina mendelik ke arah perdana Menteri Salman, "Ini karena anakku terlalu mencintai wanita itu. Aku akui kalau wanita itu memiliki hati yang besar walaupun tidak terlalu cerdas. Dan satu lagi, dia dikelilingi oleh orang - orang yang menyayanginya. Dia memiliki kebeningan hati yang tidak dimiliki oleh wanita lain" Kata Ratu Sabrina membuat Perdana Menteri Salman semakin meradang.     

"Berani benar, Kau memuji wanita itu dihadapanku ! Kau tahu Aku sangat membenci dia. Dia merebut anakmu dari anakku. Dia seperti suamimu yang brengsek itu. Dia merebutmu dariku. Aku.. aku yang mencintaimu sejak kecil tetapi hanya karena suamimu adalah raja maka Kau bersedia menikah dengannya. Anakku yang malang bernasib sama dengan ayahnya, merana karena cinta yang tak sampai." Kata Perdana Menteri Salman sambil mencekal tangan Ratu Sabrina dengan keras. Ia tampak sangat marah dan tidak sabar lagi.     

Ratu Sabrina memekik kesakitan ketika pergelangan tangannya dicekal dengan keras. "Aduh.. sakit, Kakak Salman, apa yang kau lakukan ? Kau menyakitiku " Kata Ratu Sabrina sambil berusaha melepaskan diri dari Perdana Menteri Salman.     

"Aku bahkan baru menyadari kalau Kau mungkin sama dengan wanita itu. Kalian berdua matrealistis. Kau menikahi ayahnya Pangeran Nizam karena dia adalah Raja yang agung dan memiliki banyak harta. Dan wanita itu menikahi Pangeran Nizam karena Pangeran Nizam calon raja dan memiliki banyak harta juga. Aku membenci kalian berdua" Kata Perdana menteri Salman dengan sangat marah. Ia mengguncang - guncangkan tangan Ratu Sabrina yang dipegangnya.     

"Kau salah, Aku bukan wanita yang matrealistis. Aku hanya tidak ingin keluargaku dihukum jika aku berani menolak lamaran Baginda Raja Al - Walid. Dan Alena juga tidak seperti itu. Dia menikahi anakku karena mencintainya. Dia tidak tahu Nizam adalah seorang pangeran" Ratu Sabrina terus meringis kesakitan karena cekalan Perdana Menteri Salman malah semakin kuat dan menyakitinya.     

"Tapi dia mau menikahinya setelah Pangeran Nizam membayarkan utang ayahnya. Utang itu menunjukkan kalau keluarga wanita itu sedang kesulitan uang dan dia memanfaatkan anakmu untuk melunasinya. Kalian terlalu bodoh karena dibohongi olehnya" Kata Perdana Menteri Salman membuat Ratu Sabrina menjadi berpikir ulang.     

Ratu Sabrina tadinya begitu mempercayai Alena dan sikapnya mulai melunak tetapi mendengar perkataan dari Perdana menteri Salman, Dia menjadi berpikir ulang. Perdana menteri Salman benar - benar menyelidiki keluarga Alena di Indonesia. Apakah benar kalau Ayahnya Alena memiliki utang dan kemudian Nizam melunasinya sehingga Alena mau menikahinya. Apakah benar Alena ternyata wanita gila harta.      

"Kau lebih memilih wanita yang tidak ada harganya itu dibandingkan dengan anakku. Anakku adalah wanita yang paling suci. Dia tidak pernah mengenal laki - laki manapun tetapi wanita itu kuliah di Amerika dan kita tahu kalau Amerika negera yang bebas. Kita tidak tahu dia pernah berhubungan dengan siapa saja. Bukan tidak mungkin anakmu hanya mendapatkan sampah bekas orang lain" Kata Perdana Menteri Salman semakin tajam.     

"Tidak ! Tidak ! Tidak !.. itu tidak benar. Kau mulai mengada - ngada. Sudah jelas - jelas Aku mendampingi mereka ketika mereka memulainya untuk pertama kali. Aku mendengar dengan jelas bagaimana teriakannya ketika anakku menyentuhnya untuk pertama kali. Dia sangat kesakitan itu menunjukkan dia masih suci. Alena bukan sampah" Kata Ratu Sabrina menolak perkataan Perdana Menteri Salman sambil menggelengkan kepalanya.     

"Kau jangan jadi orang yang naif, Sabrina. Bisa saja dia cuma akting, dia bersandiwara menipu kalian semua. "     

"Tetapi dia berdarah.."     

"Darah apa? Kau yakin itu darah kesuciannya ? "     

"Kau jangan membuatku jadi gila, Aku yakin dia masih suci. Tidak ada tanda - tanda dia bersandiwara."     

"Dengar Sabrina, Dia itu orang Asia dan Anakmu adalah orang Azura, kau tahu perbedaan diantara kami para lelaki. Anakmu kemungkinan bisa menyakiti wanita itu walaupun sudah tidak suci karena perbedaan ukuran. Kau benar - benar wanita yang bodoh" Kata Perdana Menteri Salman sambil melepaskan cekalannya dan perkataannya benar - benar membuat Ratu Sabrina menjadi kaget bukan alang kepalang. Mukanya pucat menyadari kebenaran dari kata - kata perdana Menteri Salman.     

"Dia itu kekasih Edward sebelum menjadi kekasih anakmu. Pria itu mati mengorbankan nyawanya untuk melindungi Pangeran Nizam. Dan itu Ia lakukan hanya karena rasa cintanya kepada wanita itu. Kalau mereka bukan kekasih bagaimana mungkin ada pria yang tega berkorban sebesar itu.     

Dan bukan hanya pria itu, ada Justin dan Jonathan yang juga mencintainya dan bahkan sudah menjadi istrinya ada Andre yang juga mengorbankan nyawanya. Dia mengenal banyak pria. Apa mungkin dia masih suci? " Perdana menteri Salman terus mengeluarkan analisanya.     

Ratu Sabrina menjadi gemetar, Mukanya yang pucat jadi semakin pucat. Ia lalu berjalan mundur dengan hati yang gundah. Ratu Sabrina seketika meragukan kesucian Alena. Kata - kata perdana menteri Salman menjadi sangat masuk di akal. Mengapa ia tidak memikirkan sebelumnya.     

"Sabrina, dia itu wanita yang serakah dan licik. Kalau dia tidak serakah mengapa dia ingin menguasai anakmu seorang diri? Dia terus menguasi suaminya padahal sudah jelas - jelas suaminya memiliki istri yang lain.     

Dia hanya ingin menjadi istri Yang Mulia Pangeran Nizam satu - satunya agar Ia tidak harus berbagi harta dengan wanita yang lain. Dia sangat licik dan benar - benar ingin menguasai Pangeran Nizam. Kau lihat ! Dia bahkan tinggal di dalam istana anakmu padahal itu sangat di larang. Istana yang Mulia haruslah netral dari pengaruh para wanitanya."     

"I..ini seperti terlalu jauh, analisamu melampaui batas. Alena bersedia meninggalkan istana dan pergi ke harem bersamaku. Tetapi Nizam melarangnya. Dan ketika melihat Nizam dicambuk, Alena bersedia pulang ke Indonesia dan meninggalkan Nizam bersama anak - anaknya. Bagaimana bisa Ia menjadi wanita licik? " Kata Ratu Sabrina tetapi membelanya walaupun dalam hati kecilnya Ia mencurigai Alena.     

"Dia tidak sepolos dugaan kita. Dia sangat pandai bersandiwara. Dia wanita terlicik yang pernah ada. Dia harus kita singkirkan. Dia harus mati" Kata Perdana Menteri Salman. Dan lagi - lagi itu membuat Ratu Sabrina semakin ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.