CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Masih Tidak Mempercayai Putri Rheina



Alena Masih Tidak Mempercayai Putri Rheina

0Melihat Alena terdiam, Putri Rheina langsung menyadari kesalahannya, " Ya Tuhan, Alena.. maafkan Aku. Aku sungguh tidak tahu diri. Kau jangan marah ya Alena. " Kata Putri Rheina sambil tertunduk sedih. Alena segera berkata sambil merasa bersalah,     
0

"Maafkan Aku Rheina. Sungguh Aku tidak bermaksud seperti itu " Kata Alena sambil menyendawakan Pangeran Axel yang sudah kekenyangan. Alena menangkupnya bayi mungil itu di pundaknya lalu menepuk - nepuk punggungnya dengan lembut agar Pangeran Axel bersendawa.      

"Tidak.. tidak.. Kau tidak bersalah. Kau adalah seorang ibu. Kau harus menitipkan anak - anakmu kepada orang yang sangat tepat. Kita berteman belum lama apalagi sebelumnya aku adalah musuhmu dan kita saling membenci. Kalau kau mempercayai Aku begitu saja maka kau bukan ibu yang waspada terhadap keselamatan anak - anakmu. " Kata Putri Rheina sambil tersenyum.     

Mata Alena jadi berkaca - kaca, " Terima kasih Rheina. Kau sungguh sangat pengertian sekali. Sekali lagi Aku meminta maaf. " Kata Alena dengan mata berkaca - kaca. Ia sungguh sangat terharu dengan perubahan Putri Rheina yang begitu drastis. Walaupun begitu memang Alena tetap harus waspada.      

"Tidak sungguh Alena, Lagi pula Aku tahu bagaimana Yang Mulia Nizam sangat protektif terhadap Putri Alexa dan Pangeran Axel. Yang Mulia tidak mempercayai ibundanya apalagi mempercayai Aku. Aku yakin Yang Mulia tidak akan pernah mengizinkan Aku untuk memegang anak - anaknya" Kata Putri Rheina dengan mata berkabut.      

"Semoga Kau segera memiliki suami yang baik dan melahir banyak anak - anak yang sehat dan sholeh serta sholehah " Kata Alena sambil memegang tangan Putri Rheina.     

"Aamiin.. Aku saat ini hanya ingin membersihkan hatiku dulu dengan sebersih - bersihnya agar Aku dapat memasukan yang lain dengan leluasa" Kata Putri Rheina sambil tertawa. Alena ikut tertawa.     

"Nah Alena, ayo kita segera ke kamar Yang Mulia. Aku takut dia tidak sabar menunggumu. Aku jadi teringat ketika Yang Mulia berada di kamarku saat Aku sakit. Yang Mulia lama berada di dalam kamarku. Dan Aku ingat ketika Yang Mulia kemudian terlihat sudah sangat rindu kepadamu. Walaupun Aku menangis histeris, Yang Mulia tetap pergi kepadamu. " Putri Rheina mengenang saat dia ditinggalkan Nizam karena Nizam merindukan anak - anaknya yang Ia yakini bukan hanya merindukan Pangeran Axel dan Putri Alexa tetapi juga merindukan Alena.     

"Maafkan Aku, Rheina " Kata Alena lagi - lagi meminta maaf.     

"Tidak, kau jangan terus menerus meminta maaf. Itu bukan salahmu. Ini hanyalah takdir di antara kami yang memang tidak berjodoh. Aku sendiri tidak mau hanya memiliki raga yang kosong"     

"Raga yang kosong?" Kata Alena sambil mengerutkan keningnya.     

"Yah..memiliki seseorang yang tidak mencintai kita sama saja seperti memiliki raga yang tidak ada hatinya. Ini seperti masakan tanpa garam yang rasanya hambar. Mungkin jika Raga itu kosong sebelumnya masih bisa Aku isi tetapi jika raga itu ternyata sudah terisi oleh yang lain maka akan percuma jika kita memaksa.     

Sebenarnya sejak Aku melihat Yang Mulia di pesta pernikahan Kami, Aku melihat tatapan matanya yang begitu kosong dan dingin. Aku tahu Ratu Sabrina sudah menekannya untuk menikahi Aku. Dan di malam pertama Yang Mulia bahkan melewatkan diriku. Ia bukannya menyentuh diriku tetapi malah bersiasat agar semua orang mengira kami menghabiskan malam bersama padahal tidak ada yang terjadi apapun.     

Harusnya saat itu Aku memiliki keberanian untuk membatalkan pernikahan kami. Tetapi sungguh Aku terlalu egois, keras kepala dan tidak mempercayai kenyataan. Aku tidak ingin semua orang menghinakan diriku. Aku Rheina, putri yang paling berharga di Azura malah dicampakan oleh Putra Mahkota.     

Aku bersyukur Cynthia sudah membukakan mata hatiku. Dia seakan menarikku dari jurang kesesatan yang sangat dalam. Jika Cynthia tidak berbicara denganku mungkin Aku akan semakin sakit hati dan merana.      

Nah Alena jangan lagi kau meminta maaf atas semua perlakuan yang tidak kau lakukan. Kau sungguh tidak bersalah apa - apa. Orang - orang dari Kerajaan kami yang harus meminta maaf kepadamu. Kau orang luar yang tidak tahu apa - apa tapi malah terseret ke dalam konflik kerajaan." Kata Putri Rheina sambil memegang bahu Alena.     

"Tidak Rheina. Aku tidak menyalahkan siapapun. Aku yang memang sudah mendorong diriku sendiri untuk terlibat langsung ke dalam kerajaanmu. Seandainya Aku tidak jatuh cinta kepada Nizam mungkin semua ini tidak akan terjadi.     

Aku juga terlalu egois karena ingin bersama Nizam apapun yang terjadi. Nizam berulang kali berbohong kepadaku. Tetapi Aku selalu memaafkannya. Aku hanyalah wanita yang lemah yang tidak bisa menahan cinta di dalam hatiku.     

Apalagi sekarang dia sudah menjadi suamiku dan ayah dari anak - anakku. Aku hanya berharap bahwa kami akan kuat menghadapi apapun yang terjadi" kata Alena sambil menghela nafas,     

"Benar.. Aku sekarang ada di pihakmu. Walaupun dalam hati Yang Mulia Pangeran Nizma Aku sudah bukan istrinya lagi dan Aku ikhlas menerimanya tetapi orang - orang belum tahu tentang perceraian ini. Aku harap Aku akan tetap dianggap seperti itu sampai Aku menemukan kekasih hatiku.     

Aku melakukannya agar Aku masih bisa tinggal di dalam Harem untuk membantumu. Kau tidak mungkin selamanya berada di dalam istana Yang Mulia karena ini tidak baik untuk reputasi Yang Mulia.     

Tetapi Aku sendiri menyadari kalau di dalam Harem tanpa sekutu sangat sulit untuk bisa bertahan. Aku sendiri memiliki beberapa pelindung dan sekutu. Sanita ada di sisiku sehingga Aku aman walaupun ternyata Aku terkena jebakan juga. Tetapi percayalah kalau kita bersatu maka Harem dapat kita kendalikan. " Kata Putri Rheina. Alena mengangguk setuju.     

"Aku sendiri bukan orang yang pengecut. Aku sebenarnya ke istana ini karena Aku takut istana ini di huni oleh wanita lain dan bukannya takut berada di dalam harem. Aku adalah orang yang sudah banyak mengalami penderitaan dan masalah jadi Aku harap Aku sudah memiliki modal untuk itu.     

Nizam terlalu ketakutan Aku akan celaka oleh Putri Mira atau putri yang lainnya. Padahal bagaimana Aku bisa melawan mereka kalau Aku tidak terjun langsung ke medan pertempuran." Kata Alena.     

"Aku setuju Alena, Musuh jangan dicari tetapi jika datang jangan dihindari juga. Kita bersatu untuk meluruskan semua permasalah harem."     

"Kau tahu Rheina, Kalau Nizam selalu ingin membubarkan Harem?" Kata Alena dengan perlahan. Putri Rheina terkejut,     

"Membubarkan Harem ?? Apakah mungkin? Walaupun Aku tahu itu sangat ingin dilakukan oleh Yang Mulia tetapi sepanjang Ratu Sabrina hidup tidak mungkin itu dapat dilakukan.      

Semua kerajaan yang memiliki putrinya di dalam harem Yang Mulia akan langsung menyerang dan menekan Azura. Apakah mungkin Ayahku dan Ibunda Yang Mulia mengizinkan ?" Putri Rheina menggelengkan kepalanya sambil menarik nafas panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.