CINTA SEORANG PANGERAN

Kemarahan Raja Walid



Kemarahan Raja Walid

0Raja Walid menghela nafasnya, istrinya ini terkadang berjiwa labil. Terkadang Ia menyukai Alena terkadang Ia membencinya. Hati wanita memang tidak bisa ditebak. Terlalu sukar diselami.     
0

"Kau dulu mengizinkan Nizam menikahi Alena "     

"Itu karena dia mengancam tidak mau makan sehingga Hamba takut dia mati"     

"Tetapi kemudian kau melunak lagi ketika Nizam menyakitinya saat malam kesucian"     

"Itu karena Hamba tidak tahu kalau dia sebenarnya sudah tidak suci lagi. Dia membohongi anak kita. Dia mungkin saja sudah melakukannya dengan Edward kekasihnya itu" Kata Ratu Sabrina dengan bibir mencibir. Ia sangat percaya dengan kata - kata perdana menteri Salman yang mengatakan kalau Alena sudah tidak suci lagi.     

"SABRINA !! Mengapa mulutmu sangat kotor !" Raja Walid sangat jarang sekali marah kepada Ratu Sabrina tetapi kali ini perkataan istrinya sudah di luar nalar. Ini tuduhan yang sangat keji dan kejam. Kalau saja Ia tidak segera beristighfar mungkin Ia sudah menampar Ratu Sabrina. Ratu Sabrina terkejut mendengar suara suaminya yang biasanya sangat lembut kini seperti suara gemuruh di siang hari. Muka Ratu Sabrina pucat pasi langsung. Bagaimana bisa suaminya tega membentaknya seperti itu.     

"Mengapa Yang Mulia begitu marah? Teganya Yang Mulia membentak hamba" Kata Ratu Sabrina sambil berkaca - kaca. Hatinya begitu sakit dibentak dan dipelototi Raja Walid.     

"Jangan pernah kau ucapkan kata - kata seperti itu. Apa kau tidak ingat bagaimana menderitanya Alena ketika menghadapi Nizam yang jelas - jelas seperti memperkosanya di malam pertamanya. Karena kebodohan anakmu itu. Ia tidak bisa meperlakukan istrinya dengan baik. Apa kau lupa kalau para dokter berkata kalau tubuh menantumu itu terluka parah. Sekarang teganya kau mengatakan Ia tidak suci. Tidak suci dari mana ?     

Alena itu orang Indonesia, sebagian besar wanita di negara itu sangat menghargai kehormatan mereka di manapun mereka berada. Entah berada di dalam maupun di luar negeri. Entah mereka ada di Amerika, Eropa atau Asia mereka tidak akan memberikan kehormatan mereka semudah itu. Ini penghinaan namanya. Berani benar kau mengatakan ibu dari calon penerus kerajaan Azura adalah wanita yang tidak senonoh.     

Jangan katakan kepadaku kalau Kau sudah mengatakannya kepada Nizam. Karena tuduhan itu akan sangat menyakiti anakku. Kalau kau menyakiti anakku sama saja dengan menyakiti Aku. Kau tahu dari semua anak - anakku, Nizam memiliki tempat istimewa di hatiku" Kata Raja Walid dengan tajam. Tangannya mengguncangkan bahu Ratu Sabrina dengan kuat.     

Ratu Sabrina jadi sangat ketakutan melihat kemurkaan Raja Walid di depannya. Ia sangat gelisah karena Ia sudah mengatakannya kepada Nizam. Ratu Sabrina menggigit bibirnya sendiri sambil berkaca - kaca. Ia jadi sangat menyesal telah mengatakan itu kepada Nizam. Ratu Sabrina jadi merutuki kebodohannya sendiri. Seharusnya kalaupun benar Alena tidak suci lagi, Ia tidak boleh mengatakannya langsung. Ia harus tutup mulut terutama di depan suaminya ini.     

Melihat Ratu Sabrina terdiam, Raja Walid jadi semakin curiga kalau istrinya sudah mengatakan tuduhan itu kepada Nizam karena kalau tidak istrinya itu tidak akan diam.     

"Mengapa Kau diam ? katakan ! Apakah kau sudah mengatakannya kepada Nizam? " Kata Raja Walid semakin marah melihat Ratu Sabrina malah terdiam. Mulutnya terkatup rapat.     

Raja Walid menggelengkan kepalanya,     

"Ibu macam apa kamu yang menyakiti anaknya seperti itu ? Istri adalah kehormatan suaminya. Bagaimana mungkin Kau mengatakan hal ini kepadanya.  Kalaupun memang benar maka tidak sepantasnya kau mempermalukan istri anakmu sendiri dan itu pun kalau benar sedangkan kalau tidak maka kau sudah melakukan dosa besar. Kau melontarkan fitnah kepada orang yang tidak bersalah" Kata Raja Walid sambil turun dari tempat tidur. Ia meraih pakaiannya dengan tergesa - gesa.     

"Yang Mulia... " Kata Ratu Sabrina. Tapi suaminya tanpak tidak memperdulikannya. Raja Walid malah masuk ke dalam kamar mandi dan menyucikan tubuhnya sebelum pergi meninggalkan ruangan Ratu Sabrina. Ratu Sabrina tidak berani mencegahnya. Ia hanya menangis lirih. Ia sangat ketakutan karena Raja Walid tampak sangat marah.      

Begitu Raja Walid pergi meninggalkan  kamar dan ruangan Ratu Sabrina. Maka perdana Mentri Salman menunggu sesaat sampai semua terasa aman. Ia juga keheranan mengapa Raja Walid tampak sangat marah ketika meninggalkan kamar Ratu Sabrina.     

Perdana Menteri Salman kemudian mengetuk pintu kamar Ratu Sabrina perlahan sambil mendengarkan tangisan di dalam kamar. Perdana menteri Salman tampak sangat panik mendengar tangisan itu. Ada apa ? Apakah Raja Walid mencurigai Ratu Sabrina. Membuat Perdana Menteri Salman semakin penasaran. Ia semakin keras mengetuk pintu kamar Ratu sabrina.     

Hingga kemudian Ratu Sabrina mengatakan sesuatu,     

"Pergillah.. Aku ingin sendiri " Kata Ratu Sabrina     

"Ada apa Sabrina ? Katakan sesuatu. kau membuat Aku ketakutan. Mengapa kau menangis ? Ada apa ? Katakanlah sesuatu  karena kau membuat Aku menjadi tidak tenang. Apakah suamimu menyakitimu ? Sabrina..!! Aku tidak akan pergi sebelum kau menjelaskan kepadaku semuanya" Kata Perdana Menteri Salman semakin tidak ingin pergi.     

Ratu Sabrina menghapus air matanya dan mendengar kata - kata dari Perdana Mentri Salman Ia menjadi yakin kalau dia tidak akan pergi sebelum mendapatkan penjelasan darinya.     

Ketika pintu kamar di buka, Perdana menteri Salman melihat Ratu Sabrina dengan wajah memerah karena menangis. Air matanya masih berjejak di pipinya yang putih. Pakaiannya sediki kusut dan rambut merahnya menjela dari balik kerudung tipisnya. Ratu Sabrina melangkah keluar dari kamar dan menuju sofa.     

Perdana menteri Salman mengikutinya dari belakang dan lalu ikut duduk ketika Ratu Sabrina duduk.     

"Yang Mulia memarahiku " Kata Ratu Sabrina masih terisak - isak.     

"Tapi karena apa? Bukankah kalian tadi bercinta di dalam ?" Kata Perdana Menteri Salman sambil cemberut karena cemburu. Dadanya terasa panas sampai hendak membakar seluruh tubuhnya.     

Ratu Sabrina menganggukkan kepalanya dan itu malah membuat Perdana menteri Salman semakin dibakar api cemburu.     

"Kalau kalian bersenang - senang mengapa pula dia marah ? Apakah kau kurang mahir melayaninya?" Kata Perdana menteri Salman malah menuduh yang bukan - bukan. Maka Ratu Sabrina langsung menghentikan tangisannya dan Ia memukul Perdana Menteri Salman menggunakan bantal sofa sambil menghardik.     

"Jaga mulutmu ! Kau sungguh kurang ajar" Kata Ratu Sabrina sambil memukul tubuh perdana mentri itu terus menerus.     

"Eeh.. mengapa kau malah memukuliku ? Ini sakit tahu? Walaupun cuma bantal tapi kalau dipukulkan dengan tenaga besar karena amarah ya sakit juga. Sabrina hentikan" Kata Perdana Menteri Salman sambil menyerah. Ia sebenarnya tidak keberatan di pukuli oleh kekasihnya itu tetapi kalau di depan ada penjaga dan suara yang ditimbulkan cukup keras juga maka takut memancing orang dari luar untuk bertanya.     

"Kau sungguh menyebalkan "     

"Baiklah, Aku memang menyebalkan. Nah sekarang ceritakan sebenarnya ada apa?" Kata Perdana menteri Salman penasaran.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.