CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Sudah Menjatuhkan talak Kepada Putri Rheina



Aku Sudah Menjatuhkan talak Kepada Putri Rheina

0"Ketika Ayahanda tahu Thalal tidak bisa setegas dirimu dan Husen tidak seserius dirimu maka Ayahanda hanya bisa mengandalkan dirimu. Menyerahkan kerajaan pada anak selir tentu saja bukan tidakan yang bijaksana dan hanya akan mencelakakan anak tersebut. Dia akan mendapat banyak serangan dari keluarga istri Ratu yang lain dan kemungkinan dia akan mati terbunuh sebelum dapat menduduki tahtanya dengan benar.     
0

Anak dari selir hanya bisa menjadi para pejabat diluaran ibu kota kau tahu dengan jelas aturan itu. Ayahanda tidak memiliki kekuatan untuk merubah tatanan di kerajaan tetapi kau mampu untuk itu. Nizam anakku, cukup hanya Ayahanda yang tidak beruntung tetapi tidak untuk anak - anakku.     

Aku sangat bahagia Kau mendapatkan Alena, Thalal mendapatkan Cynthia dan Husen mendapatkan Amrita. Kalian bisa hidup dengan wanita yang kalian cintai dan mencintai kalian. Biarkan Ayahanda yang menanggung semua derita ini" Kata Raja Walid berkata denga mata berkaca - kaca. Hati Nizam begitu teriris mendengarnya.     

"Ayahanda, Ananda mohon jangan berkata seperti itu. Ayahanda berhak untuk berbahagia. Ayahanda hidup dikelilingi banyak wanita. Tidak adakah diantara mereka yang dapat membuat hati Ayahanda tertarik dan berpaling dari ibunda? Ibunda Ratu Zenita ? Ibunda Ratu Aura atau Ibunda Ratu Iklima?" Kata Nizam kepada Ayahnya.     

Raja Walid menggelengkan kepalanya, "Semua sudah terlambat untuk itu. Cinta di hati Ayahanda tidak  dapat berpaling hanya saja Ayahanda tidak beruntung karena Ibumu tidak membalas cinta Ayah. Tetapi kehadiranmu di kehidupan Ayahanda sudah merupakan anugrah yang terindah di dalam hidup Ayahanda.      

Biarlah Ayahanda menderita asalkan hidupmu berbahagia. Menyadari bahwa Ibundamu sudah berkorban banyak untuk hidupmu membuat Ayahanda memaafkan apapun yang Ibunda lakukan " Kata Raja Walid dengan muka tertunduk. Dan itu membuat Nizam menjadi semakin menyadari betapa tidak berdayanya Ayahnya. Pantas saja ibunya bisa bertindak sewenang - wenang kalau yang dihadapinya begitu lemah dan tidak berdaya. Diam - diam Nizam menjadi kesal.     

"Ayahanda, Kita adalah kaum lelaki dan pemimpin bagi kaum wanita. Kita adalah pelindung dari istri kita. Kita adalah sandaran bagi mereka. Kita adalah pohon yang kokoh tempat mereka bernaung. Bagaimana bisa mereka menginjak  harga diri kita? Mereka harusnya mengasihi, menyayangi, mencintai dan menghormati mereka sebagaimana kita juga memiliki perasaan yang sama untuk itu.     

Ketika istri kita berbuat salah, kita harus luruskan dengan lembut dan bukan dibiarkan. Sesungguhnya pria yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap istrinya adalah suami yang sangat dibenci oleh Alloh. Jikalau Ayahanda memberikan Ananda wewenang biarkan Ananda menyingkirkan pria itu" Kata Nizam dengan geram.     

Saat ini kesabaran Nizam sudah seperti air yang meluap kepermukaan. Karena Nizam sangat yakin kalau Perdana Menteri Salman sudah memprovokasi ibunya dengan pemikiran bahwa Alena sudah tidak suci lagi. Nizam tahu persis bagaimana Ibunya memarahinya ketika Ia menyakiti Alena di malam pertama itu. Dan saat itu Ibunya melimpahi Alena dengan banyak hadiah untuk perayaan kesucian Alena.     

Lalu bagaimana mungkin pemikiran itu bisa berubah dengan tiba - tiba kalau tidak ada yang menyuntikkan pemikiran itu ke dalam kepala ibunya. Dan di dunia ini hanya pria itu yang mampu mempengaruhi ibunya karena tidak ada satupun pria yang dekat dengan ibunya selain Ayahnya Putri Rheina. Nizam bahkan sudah tidak memikirkan bagaimana perasaan adik angkatnya itu kalau seandainya Nizam berkonfrontasi dengan Perdana Menteri Salman.     

"Apakah Ananda melakukan itu karena Ibundamu mengatakan hal yang menyakitkan tentang istrimu?" Kata Raja Walid sambil melihat ke arah Nizam. Nizam menghela nafas kemudian memalingkan mukanya ke arah kelinci - kelinci itu yang sekarang meloncat menghampiri mereka. Nizam menggigit bibirnya,  Apakah Ayahnya tahu kalau saat ini Ia sangat ingin membunuh Perdana Menteri Salman. Badannya begitu gemetar karena amarah yang meluap di dadanya.     

"Maukah Kau tetap bersabar demi Ayahandamu yang sebentar lagi akan mati?" Kata Raja Walid kepada Nizam. Nizam tersedak mendengar kata - kata ayahnya. Ia segera berlutut dan menyentuhkan keningnya ke kaki Ayahnya. Membuat Ayahnya segera mengangkat Nizam.      

"Ayahanda, tolong jangan mengatakan hal yang menakutkan seperti itu. Ayanda akan berumur panjang dan menjadi kuat. Ayahanda akan memimpin kerajaan ini dengan penuh wibawa. Ayahanda harus sehat agar bisa mengambil alih kekuasaan kerajaan" kata Nizam sambil menatap ayahnay dengan pandangan nanar.     

"Anakku.. Kau adalah pelita di hati Ayahmu yang gelap ini. Kaulah alasan Ayahanda untuk bertahan selama ini. Ayahanda akan tetap bertahan sampai Kau menjadi kuat dan dapat memimpin kerajaan ini. Untuk itu Anakku, kau selesaikan urusan harem terlebih dahulu agar Kau dapat memenangkan hati para tetua.     

Inti dari kekuasaan kerajaan ada ditangan para tetua, dewan dan pejabat negara. Bagaimana kau bisa memperoleh kepercayaan kalau seandainya urusan dalam harem saja tidak bisa kau selesaikan" Kata Raja Walid kepada Nizam sambil memegang bahunya.     

Nizam tertunduk, "Ananda tidak memiliki hati sekuat Ayahanda. Ananda tidak sanggup menyentuh wanita yang tidak ananda cintai. Ananda sangat jijik hanya dengan membayangkan saja" Kata Nizam dengan wajah memelas.     

Raja Walid terdiam karena Ia sendiri  sebenarnya bukan pria yang serakah dan mampu tidur dengan wanita mana saja dengan hati tanpa beban. Terkadang Ia hanya merasa sebagai binatang penjantan yang harus membuahi banyak binatang betina karena keunggulan keturunannya.     

"Ayahanda tidak memintamu untuk meniduri semua wanita yang ada di dalam harem tetapi Ayahanda hanya meminta agar kau menyelesaikan semua urusan dalam harem. Ayahanda dengar dari ibundamu kalau Ibundamu akan menyelenggarakan penyeleksian para wanita dalam harem untuk menduduki pemimpin harem.     

Kau harus meyakinkan Alena untuk memenangkan pemilihan ini karena dengan menangnya Alena, langkah pertama untuk dapat memperbaiki nama baik Alena di mata para tetua akan dapat kalian raih." Kata Raja Walid kepada Nizam.     

Nizam terdiam dan berpikir kalau yang dikatakan oleh ayahnya itu benar dan Ia harus mempercepat pemilihan itu agar Alena memiliki kedudukan kuat di dalam haremnya.     

Nizam kemudian menganggukan kepalanya dan Ia lalu berkata, "Hamba mengerti tentang hal itu"     

"Ayahanda merasa kalau saingan terberatnya pasti Putri Rheina. Kalau sampai Putri Rheina yang menang maka kedudukan Alenamu itu akan semakin sulit. Karena yang akan mendapatkan simpati pastilah Putri Rheina" Kata Raja Walid dengan serius. Ayahnya Nizam itu merasa kalau Putri Rheina bertanding dengan Alena pastilah Putri Rheina yang akan menang.     

"Ayahanda tidak usah khawatir, Putri Rheina sudah berada di kubu kami" Kata Nizam.     

"Apakah maksudmu kalau kalian berdua sudah bersama? Apakah kau menyentuh putri itu?" Kata Raja Walid dengan sangat terkejut. Secara naluri Ia tahu kalau anaknya belum menyentuh wanita selain Alena.     

"Tidak Ayahanda. Ananda sudah mentalaq Putri Rheina melalui perkataan tetapi belum secara hukum kerajaan. Diantara kami sudah tidak ada hubungan apa - apa." kata Nizam kepada Ayahnya membuat Ayahnya terkesima kaget.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.