CINTA SEORANG PANGERAN

Indahnya Cintamu, Jonathan ( 2 )



Indahnya Cintamu, Jonathan ( 2 )

0Setelah sholat maghrib sambil menunggu waktunya sholat Isya, Nizam memanggil Jonathan untuk berbicara dari hati ke hati. Nizam yang memakai pakaian tradisional hitam dengan penutup kepala berwarna putih tampak sangat berwibawa membuat Jonathan yang masih berbalut perban menjadi minder. Perasaannya sekarang Ia bagaikan seorang mumi yang sedang berhadapan dengan Raja Pharaoh. Ia masih duduk dikursi rodanya dengan pelayan masih dibelakang memegang pegangan kursi rodanya, Nizam melambaikan tangannya menyuruh si pelayan itu keluar dari kamar. Dengan patuh si pelayan itu keluar dari kamar.     
0

Jonathan melirik ke arah si pelayan yang langsung keluar tanpa bicara sepatah katapun. Sungguh semenjak Ia dipukuli oleh Pangeran Abbash dan menjadi calon suami Arani, hidupnya sekarang dikelilingi pelayan dan pengawal membuat Ia merasa risih. Dan para pelayan serta pengawal itu adalah hamba bagi Nizam. Mereka seperti semut-semut pegawai kepada ratunya, selalu patuh dan taat bagaikan robot yang disetting tuannya. Semua perintah Nizam adalah titah yang harus mereka taati. Sistem kerajaan diam-diam membuat Jonathan merasa sedikit gentar. Ia terbiasa hidup di Amerika dimana ada kesetaraan dimana-mana dan kebebasan sebebas-bebasnya.     

Sekarang Ia seperti akan mengikatkan sebelah kakinya ke dalam sebuah lingkaran yang Ia sendiri belum terlalu mengenalnya. Sesungguhnya terbersit rasa galau dalam hatinya. Jadi ketika Nizam akan mengajaknya bicara dari hati ke hati Jonathan segera menyutujuinya.     

Nizam duduk di depannya sambil menghadapi beberapa hidangan yang memang disediakan untuk teman berbincang. Ada pelayan pribadi disamping Nizam yang tentunya sangat dipercaya sehingga Nizam tidak menyuruhnya keluar. Wanita di samping Nizam ini terlihat sangat cantik dan berbadan tegap walau tidak setegap Arani.     

Rambutnya panjang terikat ekor kuda. Pakaiannya formil dan Ia berdiri di samping Nizam membuat Jonathan menjadi sedikit risih. Ingin berbicara dari hati ke hati tetapi malah ada orang lain di sisi Nizam. Nizam sendiri tampak dingin dan tidak perduli. Ia bahkan meminta menyalakan rokok ke wanita itu. Sambil menghembuskan asap rokok Nizam berkata, " Kau tidak keberatan Aku merokok?" tanyanya.     

Jonathan menatap wanita disamping Nizam, Ia melirik pistol yang tersembul dipinggang wanita itu. Dengan kuat Jonathan menggelengkan kepalanya. " Tidak !! Aku tidak keberatan.." Jonathan menelan ludahnya, tiba-tiba saja Ia ketakutan kalau Ia menggelengkan kepalanya maka wanita disamping Nizam akan menarik pistolnya dan menembaknya dengan sekali tarikan.     

Melihat Jonathan sedari tadi melihat ke arah wanita disamping Nizam, Nizam langsung mengerti kalau Jonathan tampak canggung dengan wanita di samping Nizam.     

"Dia adalah pengganti Arani, namanya Naila. Kau tahu Aku tidak boleh sendirian, Aku harus selalu didampingi seorang asisten, penjaga pribadiku selain Ali dan Fuad. Aku juga memilih pendampingku seorang wanita karena Aku tidak ingin Alena menjadi canggung."     

"Apa Yang Mulia tidak mempercayaiku?" tanya Jonathan keheranan.     

"Pertama-tama jangan memanggilku Yang Mulia jika kita tidak sedang dalam keadaan formal. Kau tidak boleh terlalu sungkan kepadaku. Aku masih Nizam yang dulu. Agak risih telingaku kalau teman-teman kuliahku memanggilku Yang Mulia." Kata Nizam sambil menghembuskan asap rokoknya.     

"Baiklah kalau kau yang meminta" Kata Jonathan sambil kembali memandang ke Naila.     

"Aku adalah calon raja, banyak orang yang mengiginkan kematianku. Jadi Aku tidak boleh mempercayai siapapun termasuk bayanganku sendiri"     

"Lalu Alena? Apakah kalau kau bercinta dengan Alena kau ditemani juga" Tanya Jonathan dengan konyolnya. Membuat mata Nizam langsung terbelalak. Kalau seandainya yang berbicara bukan teman kuliahnya mungkin Ia sudah ditendang menghantam tembok dibelakangnya.     

Naila yang sedang berdiri di samping Nizam ikut terbeliak. Ini adalah tugas pertamanya sebagai asisten Nizam dan Ia baru tahu kalau disebalik berita yang beredar tentang kedinginan dan kekejaman Nizam ada orang-orang konyol disekelilingnya.     

"Dia bukan bayanganku, Dia adalah nyawaku. Bagaimana nyawaku sendiri bisa mengambil nyawaku yang lain. Dan kalaupun benar dia melakukannya. Aku tidak keberatan harus mati di tangan orang yang kucintai'     

Jonathan menggelengkan kepalanya, "Aku pikir Edward adalah orang yang paling bodoh karena menanggapi cinta dengan sangat serius sampai harus mempertaruhkan hidup dan mati. Tetapi sekarang orang yang dihadapanku juga ternyata tidak jauh berbeda" kata Jonathan sambil tersenyum lucu.     

"Apa kau mau mengatakan bahwa cintamu kepada Arani bukanlah hal yang serius?" Nizam memandang Jonathan dengan pandangan curiga. Terus terang Ia belum mempelajari sikap Jonathan kepada Arani. Ia hanya melihat sikap Arani kepada Nizam.     

Mendengar kata-kata Nizam,Jonathan langsung pucat pasi. "Tidak Nizam, Jangan!! Aku hanya bercanda. Aku mohon jangan gagalkan pernikahanku dengan Arani. Kau tahu Aku begitu sulit melupakan Alena. Bertahun-tahun Aku mencintai Alena sehingga Aku tidak dapat jatuh cinta lagi kepada wanita lain. Sekarang hanya kepada Arani perasaan itu bangkit kembali.     

Aku tahu Arani ada dalam wewenangmu, hanya dengan mengatakan satu kata larangan pada Arani, maka Arani akan meninggalkanku" Mata Jonathan langsung berkaca-kaca.     

Nizam kembali menghisap rokoknya. "Arani adalah orang yang ada disampingku bertahun-tahun. Dia menjaga dan melayaniku. Aku memilih asisten wanita karena memang begitulah kebanyakan di kerajaanku. Seorang pangeran atau raja kalau tidak didampingi oleh kasim dia akan didampingi pelayan wanita. Karena agar para istri mereka tidak canggung dan menjaga kesucian para wanita.     

Jangan bicara tentang keadilan tentang wanita itu pada sistem kerajaan kecuali kerajaan di Eropa. Karena kebanyakan dalam sistem kerajaan selalu memandang bahwa wanita adalah seseorang yang kesuciannya harus selalu di jaga. Kau bisa melihat contohnya di kerajaan Jepang, Thailand, Malaysia atau Brunei. Ada beberapa etika yang harus kami taati yang tidak akan sama dengan orang biasa."     

Jonathan terdiam mendengarkan pembicaraan Nizam. Istrinya adalah orang Azura, dan Ia harus mulai mendengar pria yang ada didepannya. Nizam adalah calon raja dari istrinya dan secara otomatis akan menjadi rajanya juga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.