CINTA SEORANG PANGERAN

Kau seperti Vampir.



Kau seperti Vampir.

0Alena berbaring dengan nyaman di ranjang yang empuk, dan Nizam tampak chating dengan Arani. Ia menyesal Arani terluka saat Ia memerlukan dirinya. Hari masih pukul empat sore waktu Amerika. Ia melihat Alena sudah tertidur dengan lelap. Nizam mengelus kepalanya dengan lembut. Alena tidak tahu kalau mereka tidak pulang ke apartemen karena Nizam tidak ingin melihat Pangeran Thalal yang terluka karena dipukuli oleh dirinya. Ia tidak mengira kalau di restoran Ia akan mengalami kejadian yang tidak terduga.     
0

Nizam berpikir sangat keras. Mobil yang menguntit mereka jelas bukan dikemudikan oleh orang-orang profesional. Menguntit dengan mengikuti mobil yang mereka tumpangi dengan terang-terangan adalah tindakan konyol. Harusnya mereka menjaga jarak beberapa meter dari mereka tetapi mobil itu malah dengan demonstratif mengikuti mereka sehingga langsung ketahuan.     

Yang anehnya lagi mereka malah menembak secara serampangan seakan mereka hanya ingin memperlihatkan keberadaan mereka. Jika mereka memang ingin mengancam keselamatan mereka, meraka tidak perlu bertindak terang-terangan seperti itu. Jadi apa motif sebenarnya, Nizam masih kebingungan.     

Nizam lalu menuliskan chatnya terhadap Arani.     

"Arani..apa Kau sudah mendapatkan daftar orang Azura di Amerika?"     

"Ya Yang Mulia. Yang Menetap ada sekitar satu juta lima ratus orang. Mereka tersebar di seluruh negara bagian Amerika. Yang ada di New York sekitar dua ratus ribu orang. Dan tidak ada satu pun dari mereka yang datang dalam seminggu ini. Kecuali dua minggu yang lalu, ada keluarga Abdul Aziz yang sedang berlibur di musim panas dan beberapa Mahasiswa Universitas Assalam yang sedang studi banding beserta dosen mereka"     

"Apakah ada keluarga kerajaan yang ada di Amerika saat ini?" Tanya Nizam     

"Setelah di cek ke kantor imigrasi.Ternyata tidak ada satupun anggota keluarga kerajaan yang sedang berkunjung ke Amerika."     

"Mmmm..Kau tahu Arani hari ini, Ada suatu kejadian yang mengejutkan. Tetapi terlalu panjang kalau ditulis, Sebaiknya Aku meneleponmu saja"     

Kemudian Nizam melirik Istrinya yang sedang berbaring memejamkan mata. Tetapi Ia masih belum yakin sehingga kemudian Ia mengguncangkan bahunya dengan lembut.     

"Alena...Apa Kau sudah tidur?" Katanya. Dengan iseng Jari Nizam di tusuk-tusukan ke pipinya lalu sambil menyeringai dia menggoyangkan dagu Alena ke kiri dan ke kanan. Alena masih tertidur terlentang. Ketika Telunjuknya kemudian menyentuh bibirnya tiba-tiba Nizam berteriak keras. Alena yang masih setengah tidur merasa terganggu dengan kelakuan suaminya, akibatnya Ia memasukan jari telunjuk Nizam ke mulutnya dan mengigitnya.     

"Akh..Alena sakit..." Pekik Nizam sambil menarik tangannya dari mulut Alena. Alena lalu bangun. "Kau!!! Aku baru saja mau terlelap malah mengganggu. Memangnya mau apa? ada apa?" Alena melotot dengan mata merah.     

Nizam jadi tersenyum sambil mengusap telunjuknya yang memerah. "Kenapa Kau menggigitku? Saakiit...Kau seperti vampir yang senang mengigit" Kata Nizam sambil cemberut.     

"Siapa yang seperti vampir? Pangeran Putra Mahkota yang Mulia..coba lihat ini, ini..ini " Alena morang-maring sambil memperlihatkan lehernya yang merah karena gigitan Nizam, lalu Ia juga membuka dada nya dan memperlihatkan juga pada Nizam. Kemudian Ia juga memperlihatkan bahunya. Nizam kalau sedang bercinta suka menggigit Alena di sembarang tempat. Nizam menjadi merah padam tapi kemudian Ia tertawa terbahak-bahak melihat kekonyolan Istrinya. Nizam juga mentertawakan kebodohannya sendiri.     

"Tertawa Kau..tertawa dengan puas. Kau yang selalu mengigitku. Semua tubuhku merah bekas gigitan. Kau yang seperti Vampir tapi seenaknya bilang Aku seperti vampir."     

"Iya...iya..Aku salah. Maafkan Aku. Ayo tidurlah" Kata Nizam sambil membaringkan Alena lalu menepuk-nepuk pinggul Alena. Seperti gerakan seorang ibu yang sedang menidurkan bayinya. Tapi Alena malah menggerinjal bangun. Ia menepiskan tangan Nizam.     

"Aku jadi tidak ngantuk" Kata Alena sambil bangun. Nizam ternganga kebingungan padahal Ia mau menelpon Arani. Ia semakin kebingungan melihat Alena duduk lalu mencari handphonenya.     

"Kamu mau apa Alena??"     

"Aku mau menelpon Cynthia. Aku ingin bicara dengan nya"     

Wajah Nizam langsung pucat. "Jangan Alena. Dia sedang istirahat dengan suaminya. Kau jangan mengganggunya." Kata Nizam sedikit panik. Ia takut kalau Cynthia bercerita tentang Pangeran Thalal kepada Alena.     

"Oh..ya? Mereka jam segini biasanya sedang menikmati minum kopi atau teh" Kata Alena.     

"Lagipula Nizam kenapa mereka tidak ikut bersama kita, makan-makan di restoran itu?" Kata Alena lagi.     

"Nah itu dia sayangku. Mereka sedang ada acara romantis berdua sehingga mereka tidak ingin diganggu"     

" Acara romantis?? Memang mau pada Ngapain? " Alena kebingungan. Nizam tampak sedikit berpikir untuk merangkai kata-kata penuh dusta pada Istrinya.     

"Alena waktu Aku membeli perhiasan. Pangeran Thalal juga terpikir untuk membeli sebuah kalung Cynthia. Malam ini Pangeran Thalal akan membuat kejutan untuk Istrinya sama seperti kejutan Aku terhadap mu. Jadi kita jangan mengganggunya. "     

"Oh begitu, Yah baiklah Aku tidak akan mengganggunya. Oh Ya, Aku tidak jadi mengantuk, Ayo kita jalan-jalan keluar melihat-lihat" Kata Alena sambil turun dari tempat tidur.     

Nizam tertegun menatap Alena yang turun dari tempat tidur dan mulai merapikan riasan wajahnya. Ia tidak bisa mengelak lagi, Ia harus pergi menemani Alena berjalan-jalan di hotel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.