CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa yang Membodohi, Siapa



Siapa yang Membodohi, Siapa

0Putri Rheina melihat Maya dengan kening berkerut. Ia mengenal Maya sebagai asisten Pangeran Husen. Ia pernah melihatnya beberapa kali tetapi tingkah Maya yang seenaknya dan pemberani sudah Ia dengar.     
0

Bayangkan saja. Seorang asisten berani menyela perbincangan para putri. Benar - benar asisten yang tidak tahu aturan. Kalau itu terjadi pada dirinya mungkin asistennya sudah terkena hukuman cambuk atas ketidak sopanannya. Tapi gaya Maya memang lain. Bahkan dari wajahnya saja sudah jutek begitu. Membuat keder Putri Rheina.     

"Apa maksudmu dengan pergi ke Jepang?" Kata Alena tiba - tiba sambil berdiri.     

"Tentu saja untuk melihat bunga Sakura Yang Mulia. Bunga itu lebih indah dari pohon padi dan lebih lembut dibandingkan dengan salju. Hamba yakin Putri Rheina akan lebih senang berada di Jepang dibandingkan dengan Indonesia atau Amerika" Kata Maya sambil memperhatikan kuku - kukunya yang terpotong rapih.     

Lagi - lagi Putri Rheina tercengang melihat tingkah Maya. Asisten itu lebih memandang kuku - kukunya dibandingkan wajah Alena. Tetapi yang membuat Ia semakin kagum kepada Alena adalah, Alena tidak menganggap itu sebagai bentuk ketidak sopanan. Ia malah berdiri dan berkata,     

"Heh.. dengar ya... tanaman padi itu jauh lebih penting daripada bunga sakura. Memangnya kau pernah melihat orang memasak sakura menjadi nasi. Pernah dengar sakura briyani atau sakura kabsoh ? " Kata Alena kepada Maya membuat Cynthia dan Putri Rheina malah tertawa terkehkeh mendengar perkataan Alena. Karena kedua makanan yang Alena sebutkan adalah makanan yang bahan dasarnya nasi bagaimana bisa diganti dengan bunga sakura.     

"Yang Mulia Putri Alena yang cantik jelita. Hamba tidak mengatakan kalau tanaman sakura lebih penting dari tanaman padi tapi lebih indah dari tanaman padi" Kata Maya pendek membuat Cynthia bertepuk tangan.     

"Kau memang pintar Maya. Sini.." Kata Cynthia sambil memegang tangan Maya dan menyeretnya ke luar.     

"Kau jangan macam - macam di saat situasi istana belum tenang" Kata Cynthia kepada Maya sambil berbisik. Ia melihat ke kiri dan ke kanan untuk memastikan suasana aman.      

"Macam - macam bagaimana, Yang Mulia?" Maya mengerutkan keningnya kepada Cynthia.     

"Aku yakin kau tidak semata - mata mengatakan kepada kami untuk pergi ke Jepang kalau tidak ada apa - apa di Jepang" Kata Cynthia kepada Maya.     

Maya mengangkat bahunya,"Yang Mulia sama seperti Yang Mulia Pangeran Nizam. Tidak ada yang bisa lolos dari pengamatan Yang Mulia" Kata Maya sambil tersenyum.     

"Kalau begitu katakanlah! " Kata Cynthia.     

"Hamba tidak tahu harus memulai dari mana karena Hamba juga belum pasti. Tetapi hamba berharap kalau seandainya Putri Rheina akan pergi ke luar negeri. Hamba ingin dia pergi ke negera Jepang" Kata Maya.     

"Kau jangan main - main. Cepat katakan kepadaku ! Aku jadi mati penasaran" Kata Cynthia lagi. Tetapi Maya menggelengkan kepalanya. Ia teringat kata - kata Amar untuk menutup mulutnya rapat - rapat. Rahasia ini adalah rahasia penting yang bisa menimbulkan kekacauan dan nyawa Maya terancam. Jadi kalau memang belum pasti dan ada bukti yang nyata maka sebaiknya Maya menutup mulutnya terhadap siapapun.     

"Karena Kami akan berbulan madu ke Jepang" Kata Maya tiba - tiba membuat Cynthia hampir tersedak.     

"Kau dan Amar? Akan menikah dan berbulan madu ke Jepang? Lalu kau ingin kami ikut denganmu?" Kata Cynthia sambil tertawa. Setahu dia Maya sangat membenci Amar dan Amar juga tidak menyukainya lalu bagaimana mereka bisa akan menikah.     

"Tentu Yang Mulia. Tentu Yang Mulia tahu kalau kami tidak akur. Tetapi laki - laki tetaplah laki - laki. Hamba takut dia akan memaksa Hamba sehingga Jika Anda semua ikut. Hamba bisa berlindung dibalik Yang Mulia Alena" Kata Maya sambil berkata dengan santai. Ia sama sekali berkata tanpa rasa takut kepada Cynthia.     

Maya membodohi Cynthia. Bagaimana mungkin Maya berani mengatakan kebodohan itu kepada Cynthia kalau Cynthia akan dengan mudah menebak Maya.     

"Kau sedang mempermainkanku Maya? Alasan macam apa itu? Bagimana mungkin seorang asisten meminta majikannya untuk menemaninya berbulan madu?" Kata Cynthia sambil mengerutkan keningnya. Tapi Maya malah mengangkat bahunya acuh tak acuh. Sudah Gaharu Cendana pula. Sudah tahu mengapa pula bertanya.     

Melihat Maya hanya berdiri dan bersender ke dinding dengan gaya santai, Cynthia menggelengkan kepalanya.     

"Baiklah. Aku tahu kau tidak ingin Aku mengetahui alasannya. Aku menghormati keputusanmu. Tetapi setidaknya kau tidak usah membuat alasan konyol seperti itu. Kau pikir kalau Amar memaksamu, Alena bisa melindungimu? Kalau kau sudah jadi istri sahnya dan dia hendak menyentuhmu maka Alena atau Nizam sekalipun tidak akan dapat menghalanginya. Kami hanya akan bisa mendengar teriakanmu sambil mendoakan semoga kau baik - baik saja" Kata Cynthia dengan kesal.     

Cynthia sengaja mengatakan hal itu untuk membalas perlakuan Maya. Dan memang benar sekarang wajah angkuh dan judes dari Maya berubah jadi pucat dan memelas. Bagaimana bisa Cynthia tega menakut - nakutinya seperti itu.     

"Yang Mulia tentu sedang mengolok - ngolok dan membalas dendam kepada Hamba" Kata Maya sambil gemetar. Cynthia tertawa sambil membalikkan badannya.     

"Tentu saja Aku sedang mengolok - ngolok dirimu. Maaf Aku telah berkata bohong kepadamu." Kata Cynthia sambil menepuk bahu Maya.     

Maya menarik nafas lega. "Terima Kasih Yang Mulia. Hamba sudah sangat ketakutan mendengarnya" Kata Maya dengan wajah memelas. Ia sudah merasakan mimpi buruk ketika Cynthia mengatakan hal itu. Ia yang tadinya ingin mempermainkan Cynthia malah dibalas dengan telak oleh Cynthia. Cynthia balik membodohinya bahkan kemudian Cynthia berkata lagi kepada Maya sambil tersenyum misterius.     

"Tenang saja, semua akan berjalan dengan baik. Kau tidak usah khawatir. Malam pertamamu akan berjalan dengan sangat indah nanti" Kata Cynthia kepada Maya.     

"Terima Kasih Yang Mulia" Kata Maya. Cynthia pergi meninggalkan Maya sambil berkata dalam hatinya. 'Indah dari mana? Dari Hongkong? Lihat saja nanti, Aku berani taruhan, Kau tidak akan bisa berdiri tegak dalam beberapa hari' kata Cynthia sambil masuk kembali ke dalam ruangan Putri Rheina.      

Cynthia senang melihat Alena dan Putri Rheina tampak akrab bahkan mereka tampak berbincang - bincang dengan akrab seakan teman lama yang baru bertemu kembali. Alena banyak bercerita tentang Indonesia yang membuat Putri Rheina terkagum - kagum karena perbedaan adat dan budaya yang jauh berbeda dengan Azura.     

Cynthia merasa lega karena minimal musuh Alena berkurang satu. Ia tidak bisa masuk ke dalam harem atau menjaga Alena sepenuhnya. Ketika Alena berteman dengan Putri Rheina maka kekuatan Alena akan bertambah besar apalagi Putri Rheina adalah anak Perdana Menteri Salman. Jadi kalau mereka berteman maka Perdana Mentri Salman tidak akan berusaha untuk menyingkirkan Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.