CINTA SEORANG PANGERAN

Perbincangan Maya dan Cynthia



Perbincangan Maya dan Cynthia

0Cynthia balas menatap Maya, sambil mengerling. Ia sudah mengerti kalau Maya mendengarkan perkataan Putri Rheina dan sekarang Ia sedang meminta penjelasan.     
0

"Apa yang ingin kau katakan? " Kata Cynthia sambil mengerucutkan bibirnya dengan lucu.     

"Mari kita berbicara di tempat yang aman. Karena ternyata memang benar semua benda di Istana memiliki telinga" Kata Maya dengan judes.     

"Oh ya ? kalau begitu mengapa kita harus mencari tempat aman. Sudah saja kita berbicara di sini?" Kata Cynthia tidak mau kalah.     

"Tidak Yang Mulia.. di sini malah akan semakin menantang orang untuk mengetahuinya" Kata Maya dengan wajah sedikit pucat. Ia benar - benar takut kalau Cynthia akan mengatakan ini kepada Nizam dan Ia akan dihukum oleh Nizam. Kalau berita ini benar maka akan ada penyelidikan terhadap kasus dua puluh delapan tahun lalu yang mungkin saja melibatkan Ratu Sabrina atau tidak. Dan jika berita ini bohong berarti Maya akan terlibat penyebaran berita bohong dan ini adalah fitnah. Melihat wajah Maya yang pucat Cynthia langsung mengerti situasinya dan Ia menggamit lengan Maya kemudian menariknya.     

"Ayo pergi ke kamarku, kita ngobrol di sana berdua." Kata Cynthia kepada Maya. Maya menatap Cynthia dengan pandangan penuh rasa terima kasih, "Terima kasih Yang Mulia" Kata Maya. Dan Cynthia menganggukan kepalanya dengan dalam.     

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam kamar yang dipergunakan Cynthia menginap. Sebagai salah satu istri pangeran adiknya Nizam maka kamar Cynthia pasti sudah menjalani pemeriksaan ketat dalam hal keamanan apalagi kamar adalah hal yang paling privacy dimana di dalamnya orang - orang dapat saja dalam keadaan tidak sepantasnya di dalam kamar.     

Jadi ketika Cynthia memilih berbincang di kamarnya maka ini adalah keputusan yang paling tepat dan dijamin tidak akan ada yang berani mengawasi mereka. Cynthia melihat para pelayan sedang menyiapkan makanan ringan di kamarnya dan sajian lainnya sebagai makanan diwaktu tanggung. Para pelayan juga tampak sudah selesai membereskan kamar Cynthia dan mengganti semua bunga di kamarnya.     

Ketika Cynthia dan Maya masuk, para pelayan itu memberikan hormat dan meminta izin keluar jika Cynthia tidak membutuhkan mereka lagi. Cynthia melambaikan tangannya memberikan isyarat agar mereka segera pergi.     

Setelah itu Cynthia memegang tangan Maya dan menyuruhnya duduk. Maya mengucapkan terima kasih dan segera duduk di depan Cynthia. Cynthia hendak menuangkan kopi ke dalam cangkir tetapi Maya segera mengulurkan tangannya,     

"Biarkan hamba, Yang Mulia." Kata Maya sambil hendak mengambil teko keramik dari tangan Cynthia. Cynthia menggelengkan kepala,     

"Biarkan Aku menuangkan minuman untukmu " Kata Cynthia sambil tetap menuangkan minuman ke dalam cangkir dan Maya semakin terkejut karena cangkir itu malah diberikan kepadanya.     

Maya menahannya dengan kedua tangannya, "Tidak Yang Mulia. Ini benar - benar sangat tidak pantas. Bagaimana seorang istri Pangeran menuangkan kopi untuk hamba" Kata Maya dengan muka sedikit merah.     

Cynthia malah memunculkan mimik wajah lucu dan berkata, "Mengapa kau tiba - tiba menjadi sungkan seperti ini? Bukankah tadi kau malah menghalangi langkahku ?" Kata Cynthia. Kulit Maya yang putih bagaikan susu jadi semakin merah,     

"Ampuni Hamba Yang Mulia. Sungguh maafkan kelancangan hamba. Hamba melakukannya karena sangat terkejut mendengar pembicaraan Putri Rheina" Kata Maya sambil akhirnya mengambil cangkir dari tangan Cynthia. Ia memegangnya dan tidak berani meminumnya sampai Cynthia menuangkan kopi untuk dirinya sendiri dan meminumnya.     

Ketika Cynthia sudah mengambil cangkirnya dan meminum isinya barulah Maya mengikutinya. Cynthia kemudian menyimpan cangkirnya dan menatap Maya,     

"Katakanlah apa yang kau ketahui kepadaku? Karena terakhir kali Aku memintamu kau malah mengelak dan mengolok - ngolokku" Kata Cynthia membuat Maya hampir tersedak.     

"Maafkan hamba yang mulia, sungguh ini karena memang beritanya belum pasti"     

"Hmm.. mengapa kau langsung tahu kalau Aku mengetahui sesuatu tentang yang belum pasti itu?" Kata Cynthia menanggapi pernyataan Maya yang berbelit - belit.     

"Hamba tahu karena Putri Rheina mengatakan kalau Yang Mulia sudah berbicara dengannya sehingga Putri Rheina bersedia melepaskan Yang Mulia Nizam. Setahu hamba, Yang Mulia Putri Rheina adalah putri Yang sangat keras kepala dan berambisi untuk tetap bertahan di sisi yang Mulia Nizam.     

Ia juga bukan tipe putri yang dapat dipengaruhi dengan mudah mengingat Yang mulai mewarisi gen keluarga Ratu Sabrina yang terkenal dengan kecerdasan dan watak kerasnya. Jadi ketika Yang Mulia bersedia mundur, Yang Mulia Putri Cynthia pasti sudah membujuknya dengan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. Dan itu pasti tentang saudara kembar Yang Mulia Nizam "     

Cynthia mengangkat alisnya dengan gaya elegan. Ia kemudian berkata sambil kemudian meminum kembali kopinya,     

"Sangat menarik. Lanjutkan analisamu. " Kata Cynthia sambil menahan rasa penasarannya yang hebat. Berarti apa yang Ia curi dengar malam kemarin dari Maya dan Amar itu benar. Perut Cynthia mengejang hebat. Nizam memiliki saudara kembar? Ini sangat hebat.     

"Tetapi sebelum hamba melanjutkan, hamba meminta jaminan nyawa dan keamanan hamba kepada Putri Cynthia mengingat Yang Mulia Nizam sangat dekat kepada Putri Cynthia" Kata Maya dengan wajah mulai tegang kembali.     

"Tapi mengapa kau harus meminta jaminan kepadaku? "     

"Itu karena Putri Cynthia yang meminta hamba untuk bercerita" Kata Maya sambil tersenyum.     

"Ooh.. karena Aku yang ingin tahu maka Aku harus bertanggung jawab? Begitukah?" Kata Cynthia dan dalam hatinya Ia mengakui kalau Maya benar - benar cerdas dan Ia lega Alena berada ditangan orang yang tepat. Dibandingkan dengan Nora, asisten Alena yang dulu, Maya jauh lebih kompeten.     

"Baiklah, Aku menjaminkan diriku untuk keselamatanmu seandainya Nizam marah karena kita sudah menyembunyikan suatu kebenaran darinya" kata Cynthia. Maya tersenyum senang,     

"Hamba masih menyayangi nyawa hamba dan hamba tahu ini rahasia sangat besar. Amar berkata kalau Hamba harus menutup mulut dari siapapun karena berita ini belum ada kepastian."     

"Lalu darimana kau tahu tentang berita ini?" Kata Cynthia kembali bertanya.     

"Sewaktu Hamba berada di istana Ratu Aura dan pangeran Husen, Hamba pernah mencuri dengar kalau Ratu Aura membicarakan hal ini dengan beberapa orang yang hamba tidak kenal siapa. Kemungkinan itu adalah orang - orang Ratu Aura. Mereka sedang menyelidiki kemungkinan Yang Mulia Nizam memiliki saudara kembar tetapi disembunyikan.     

Yang hamba dengar waktu itu adalah Ratu Aura ingin menggunakan Saudara kembar Yang Mulia untuk menggulingkan Ratu Aura dan Pangeran Nizam dari tahta Azura" Kata Maya. Membuat Cynthia ternganga, takjub dengan kejahatan orang - orang di kerajaan.     

Nizam dan Pangeran Husen adalah dua orang saudara seayah yang saling menyayangi. Mengapa Ratu Aura begitu jahat. Sehingga Cynthia jadi gatal untuk tidak berkomentar.     

"Ratu Aura sangat jahat. " Kata Cynthia tetapi Maya malah membalas perkataan Cynthia dengan wajah tenang.     

"Ya..dan Ratu Sabrina juga tidak kalah jahatnya" Kata Maya dengan sangat santai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.