CINTA SEORANG PANGERAN

Perbincangan Ratu Sabrina dan Perdana Mentri Salman



Perbincangan Ratu Sabrina dan Perdana Mentri Salman

0Ratu Sabrina terus menangis sambil meratap, Ia bahkan tidak memperdulikan Perdana Mentri Salman yang sedang duduk di depannya sambil memberikan tisu terus menerus kepada Ratu Sabrina.     
0

"Kau bisa berhenti atau tidak ! " Kata Perdana Menteri Salman sambil kembali menyodorkan tisunya. Ratu Sabrina mengambil tisu itu dengan kasar,     

"Kau ini menyebalkan sekali. Bukannya membujukku, malah membentakku" Kata Ratu Sabrina sambil menghapus air matanya dengan tisu itu.     

"Kau ini terus menerus meratap di sini. Mengapa kau tidak datang ke istananya dan melihatnya sendiri apakah Ia baik - baik saja atau tidak?" Kata Perdana menteri Salman sambil mengambil kacang yang ada di depannya lalu mengunyahnya.     

"Aku sudah mencambuknya dengan tanganku sendiri. Bayangkan tanganku sendiri" Kata Ratu Sabrina sambil memperlihatkan kedua tangannya yang lentik dan halus itu kepada Perdana Menteri Salman.     

"Bukan tanganmu. Tapi tangan Darban" Kata Perdana Mentri Salman dengan santai.     

"Kau ini, ayah mertua apaan? tidak khawatir sama menantu sendiri" Kata Ratu Sabrina sambil melotot.     

"Kau jangan suka egois sendiri, Sabrina. Waktu anakku berada di dalam penjara dan Aku mau mengambilnya Kau bilang jangan. Bersabar. Ketika Anakku jatuh sakit karena si keparat itu melalaikan kesehatan anakku. Kau juga bilang, Jangan gegabah. Hati - hati.     

Untung Pangeran Nizam cepat bertindak dan menyelamatkan anakku kalau tidak, bisa mati anakku di dalam penjara. Sekarang Kau yang mencambuk anakmu sendiri tapi kau malah mengomeli Aku. Salah Aku dimana? Aku kalau tahu kau mencambuk pangeran Nizam maka pasti akan Aku larang. Aku tidak mau anakku menjadi janda" Kata Perdana Menteri Salman membuat Ratu Sabrina semakin keras menangisnya.     

"Aku kesal dia membawa Alena ke dalam istananya tapi sekarang Ia malah membawa Putri Rheina juga ke dalam istananya. Aku bisa apa lagi? Mereka berdua sudah merusak Haremku " Kata Ratu Sabrina sambil cemberut.     

"Tidak usah kau memikirkan harem terus menerus. Aku lama - lama muak. Pangeran Nizammu itu tidak mempan disodorkan para wanita cantik. Termasuk anakku. Aku tidak mengerti mengapa anakku belum juga mengandung ? Aku curiga Anakmu itu tidak menyentuh anakku" Kata Perdana Menteri Salman.      

Ratu Sabrina langsung pucat mendengar perkataan Perdana Menteri Salman. Jadi sampai sekarang dia tidak tahu kalau anaknya masih suci. Kalau sampai tahu bisa berabe. Bisa - bisa habis dia diomeli sama Perdana Menteri Salman.     

"Kau jangan mengada - ngada seperti itu. Mana mungkin itu terjadi. Mereka kan sudah menjalani malam pertama di depan banyak orang. Dan istrimu juga tahu bagaimana anakku sudah melakukannya. Perayaan kesucian sudah dirayakan dengan meriah" Kata Ratu Sabrina sambil mengibaskan tangannya dengan gaya yang tenang. Lalu dia melanjutkan perkataannya.     

"Oh ya memangnya Putri Rheina pernah mengatakan sesuatu kepadamu?" Kata Ratu Sabrina. Perdana menteri Salman mengingat - ngingat sesuatu lalu dia menggelengkan kepalanya.     

"Nah..kan dia tidak mengatakan apa - apa. jadi tenang saja. Mungkin belum waktunya" Kata Ratu Sabrina mencoba menenangkan Perdana Menteri Salman.     

"Aku tidak ingin Putri Alena yang menjadi Ratu. Aku ingin anakku yang menjadi Ratu" Kata Perdana Menteri Salman.     

"Tentu saja... asalkan Putri Rheina bisa mengandung anak laki - laki dari Nizam, semua akan baik - baik saja"     

"Oh ya.. waktu itu kau mengatakan akan memilih pemimpin Harem sebagai perwakilan dirimu. Lalu bagaimana ? Siapa yang akan kau pilih? Kau mengatakan padaku waktu itu kalau Kau akan memilih Putri Kumari tetapi sekarang Putri itu sudah mati. Sekarang kau pasti akan menjadikan anakku sebagai pemimpin Harem."     

Ketika Perdana Menteri Salman berkata seperti ini diam - diam Ratu Sabrina bersyukur waktu itu Alena menolak ketika dia akan menunjuk Alena untuk langsung memimpin harem. Kalau sampai tahu Ia sebenarnya menunjuk Alena langsung bisa - bisa pria tampan dihadapannya ini akan mengamuk.     

"Ya tidak seperti itu Kakak Salman. Semua ada aturannya. Aku akan mengadakan pertandingan untuk menentukan siapa yang paling tepat untuk menduduki kepemimpinan harem agar rakyat tidak memberikan stigma tidak adil kepadaku" Kata Ratu Sabrina kepada Perdana Menteri Salman.     

"Mengapa seperti itu? Kau ini sebenarnya berada dipihak siapa ? Anakku atau wanita dari Indonesia itu?"     

"Kakak Salman, kau ini sangat pemarah seperti anakmu. Aku ini netral ?"     

"NETRAL??? Apa kau sudah gila?" kata Perdana Menteri Salman semakin gusar.     

"Mmmm maksudku adalah Aku ini memihak Putri Rheina tentu saja, hanya saja kau tahu kalau Nizam sedang tergila - gila kepadanya. Kalau sampai Aku tidak adil nanti dia tambah memberontak.     

Bukankah Kau tahu dia berulang kali hendak mengorbankan nyawanya demi Alena. Jadi Aku sendiri harus mencoba berada di tengah agar tidak membuat gusar anakku"     

"Tidak membuat gusar tetapi malah mencambuknya sampai hampir mau mati" Kata Perdana Menteri Salman dengan kesal.     

"Aku hanya emosi dan takut kehilangan muka. Kau tahu dia menentangku di depan orang banyak. Aku jadi kesal dan lepas kendali. Aku menunggu dia untuk mencabut ucapannya malah dia bersikeras untuk mempertahankan Alena. Membuat Aku jadi naik darah.     

Untung saja Arani datang walaupun Aku kesal dengan ancamannya yang akan memberontak tetapi Aku berterima kasih dia sudah menyelamatkan mukaku dan menyelamatkan Nizam" Kata Ratu Sabrina.     

"Berani benar dia mengancammu. Aku tidak suka dengan wanita itu" Kata Perdana Menteri Salman.     

"Kau jangan berbuat yang aneh - aneh dengan Arani. Anakku tidak akan tinggal diam kalau kita mengganggu Arani"     

"Tapi kau harus tahu, suaminya sekarang dengan Mr Arescha sedang mendata semua pangeran Nizam, Suamimu dan asset kerajaan. Kalau sampai mereka tahu apa yang kita lakukan maka matilah kita" Kata Perdana Menteri Salman.     

"Kakak tidak usah khawatir, bukankah para pejabat negara hampir seluruhnya ada dipihak kita. Biarkan anakku menjadi raja dulu dan meluaskan seluruh kekuasaan ke semua negera Aliansi maka kita akan aman dengan perbuatan kita"     

"Kau memang benar, tapi masalahnya kapan anakmu menjadi raja kalau suamimu itu masih hidup sampai sekarang" Kata Perdana Menteri Salman tetapi dia langsung diam ketika mulutnya di bekap oleh tangan Ratu Sabrina.     

"Kau bisa diam tidak? Bisa - bisanya kau mengatakan itu?" kata Ratu Sabrina dengan muka pucat. Perdana Menteri Salman langsung memukul mulutnya sendiri.     

"Mulut kurang ajar" Katanya.     

Ratu Sabrina masih cemberut tidak suka.     

"Waktu itu kau menjanjikan kalau umur suamimu itu tidak akan lama. Dan kau akan kembali kepadaku tetapi buktinya suamimu itu sampai sekarang masih hidup. Dia panjang umur. Kapan Aku bisa memiliki dirimu.     

Aku sudah mau mati kekeringan karena menunggumu" Kata Perdana Menteri Salman sambil meraih tangan Ratu Sabrina dan mau menciumnya. Tapi Ratu Sabrina menarik tangannya dengan wajah ketakutan.     

"Demi Tuhan, jangan katakan tentang hal itu. Ini sangat berbahaya" Kata Ratu Sabrina dengan wajah benar - benar ketakutan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.