CINTA SEORANG PANGERAN

Alena Penyebab Semua Kekacauan.



Alena Penyebab Semua Kekacauan.

0"Aku sudah tidak tahan lagi menunggumu Sabrina. Jangan - jangan Aku yang akan mati duluan nanti" Kata Perdana Menteri Salman tampak merajuk. Ia sudah tidak tahan lagi untuk tidak bersama Ratu Sabrina. Ia selalu bersama - sama dengan Ratu Sabrina tetapi tidak bisa menyentuhnya. Ratu Sabrina yang cantik itu tetap tidak mau mengkhianati suaminya secara fisik. Ia terikat dengan pernikahannya sendiri.     
0

"Kau sudah terlanjur menungguku maka bersabar sebentar lagi tidak akan ada ruginya" Kata Ratu Sabrina sambil mengerling. Perdana Menteri Salman langsung cemberut.     

"Berapa tahun lagi menunggu ? Kau bilang terus menunggu. Menunggu sampai rambutku sudah beruban begini. Sampai kulitku keriput dan tubuhku tidak gagah lagi. Jangan - jangan kau sudah jatuh cinta dengan raja tua penyakitan itu" Kata perdana menteri Salman semakin menjadi - jadi amarahnya.     

"Sst.. jangan sampai Nizam mendengar perkataanmu itu. bisa - bisa dipotong lidahmu nanti"     

"Hhh.." Perdana menteri Salman mendengus.     

"Oh ya bagaimana dengan Kepala penjara itu? Apakah kau sudah membereskannya?" Kata Ratu Sabrina sambil meminum air tehnya. Air matanya sudah tidak menetes lagi walaupun hatinya masih belum tenang.     

"Aku sudah membunuhnya kemarin dan membakar tempat tinggalnya untuk melenyapkan semua bukti. " Kata Perdana menteri Salman dengan santai.     

"Membakar rumahnya? Bukankah di dalam rumahnya itu banyak anggota keluarga yang lain?" Kata Ratu Sabrina dengan terkejut.     

"Kau jangan khawatir, Aku tidak segila itu. Aku melakukannya disaat dia sedang bertamasya ke pegunungan. Dan Aku membunuhnya dengan menjatuhkannya ke jurang. Sehingga seakan - akan dia terjatuh tanpa sengaja"     

"Mengapa Kau melakukan itu? Itu terlalu ketara. Dasar bodoh" Kata Ratu Sabrina sambil melotot.     

"Siapa yang kau sebut bodoh itu?" Perdana Menteri Salman langsung murka     

"Kau yang bodoh" Kata Ratu Sabrina tidak mau kalah.     

"Mengap Aku bodoh ? Aku sudah memikirkan itu dengan baik. Semenjak anakmu dan antek - anteknya mencurigai para penjaga di istana Aku tidak tenang hidup. Lagi pula Aku kesal dengan dia. Dia menerima suapku tetapi melalaikan anakku di dalam penjara. Aku tidak berkutik untuk menekannya jadi kematian adalah balasan yang setimpal untuknya" Kata Perdana Menteri Salman dengan tenang.     

"Kalau kau sudah membunuhnya mengapa harus membakar rumahnya? Kan kau tahu kalau dua musibah yang beruntun dengan jarak yang sangat dekat akan terlihat seperti suatu kesengajaan?" Ratu Sabrina mengerutkan keningnya saat memberikan analisanya.     

Perdana mentri Salman terdiam mendengar perkataan wanita yang sangat Ia cintai itu. Ia kembali harus mengakui kalau wanita ini sangat cerdas. Itulah sebabnya mengapa Ia sangat mengagumi dan mencintai Ratu Sabrina. Sebagai seorang wanita Azura. Ratu Sabrina memiliki karakter yang kuat. Sejak kecil Ia tidak mau kalah dengan anak laki - laki.     

Selain mempelajari keterampilan wanita, Ratu Sabrina senang mempelajari ilmu kenegaraan, berkuda, main bola, basket, berenang dan memanjat pohon. Bahkan Ia sering kalah kalau main bola atau basket bersama Ratu Sabrina.     

Dan Ratu Sabrina walaupun mencintainya tetapi dia tetap tidak murahan dan itu yang membuat Perdana Mentri Salman semakin mencintai sekaligus menghormati Ratu Sabrina.     

"Aku melakukan itu karena panik, Dia ditangkap dan interogasi oleh Pangeran Nizam dan Arani. Bahkan handphonenya sudah berada di tangan Arani untuk di selidiki. Jadi Aku khawatir kalau sampai terlacak"     

"Lalu bagaimana ? Apa kau sudah menghubungi perusahaan telekomunikasi Azura? Kalau sampai terlacak kau pernah menghubunginya maka matilah kita" Kata Ratu Sabrina dengan cemas     

"Tenang saja.. Direkturnya adalah orang - orang kita. Dia langsung menutup semua akses informasi nomor yang dimiliki oleh penjaga penjara itu"     

"Itulah, makanya kalau memperkerjakan orang itu cari yang benar. Jangan cari orang yang tolol. Sudah jelas - jelas dia ada dibawah kita mengapa dia berani - beraninya bertindak ceroboh menjaga Putri Rhiena. Hampir saja menantuku itu mati menyusul Putri Kumari" kata Ratu Sabrina.     

"Itu yang membuatku kesal. Dia berani menekanku agar tidak turut campur. Aku juga takut kalau menekannya dia akan balas menekan kita. Aku sempat mati kutu menghadapinya." Kata Perdana Menteri Salman.     

"Aku tidak tahu siapa yang sebenarnya berkhianat di dalam istana. Mengapa banyak kejadian di luar prediksi. dan mengapa Aku merasa sebentar lagi, rahasia kita akan terbongkar" Kata Ratu Sabrina dengan wajah ketakutan.     

"Ya.. Aku sudah cukup pusing memikirkannya. Aku waktu itu sudah meminta kau untuk merelakannya. Tapi kau bersikeras ingin anak itu tetap hidup. Dan Aku terpaksa meminta bantuan beberapa orang untuk menyelamatkan anak itu. Seharusnya kau tidak serakah menginginkan keduanya. kau sudah mendapatkan yang pertama dan kedua harusnya dilenyapkan" Kata Perdana Menteri Salman kepada Ratu Sabrina.     

"Kau gila? bagaimana mungkin Aku membunuh anakku sendiri ? Aku ini manusia dan bukannya monster. Bahkan monster saja mungkin masih mau melindungi anaknya. Memisahkan dia dariku sejak bayi saja sudah merupakan siksaan yang berat bagiku. Apalagi kalau harus membunuhnya"     

"Tetapi dia akan jadi bomerang untuk kita. Kita bisa celaka di tangannya. Kau tahu selama ini Aku harus membayar banyak orang untuk melindunginya sampai Ia menikah dengan putri Jepang.     

"Menikah ? Dia sudah menikah ? Mengapa kau baru mengatakannya kepadaku? " Ratu Sabrina tampak histeris.     

"Anakku.. maafkan ibumu. Harus menelantarkanmu. Itu ibunda lakukan agar kalian berdua selamat dan tidak saling membunuh untuk memperebutkan tahta" Kata Ratu Sabrina kembali menangis.     

"Kau menangis lagi. Mengapa kau menjadi sangat sensitif ?"     

"Aku ini sudah tua dan lelah. Aku lelah mengurus harem dan istana. Aku ingin beristirahat dan hidup dengan tenang"     

"Bagaimana kita bisa hidup dengan tenang kalau suamimu masih hidup? "      

Ratu Sabrina menggelengkan kepalanya, "Sudah terlalu banyak kejahatan yang kita lakukan. Dan Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku kalau Aku sampai harus membunuh suamiku sendiri. Walau bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak - anakku" Kata Ratu Sabrina.     

"Kau terkadang terlalu lemah. Dulu Ketika ku ajak kawin lari kau menolak dengan alasan Kau tidak ingin seluruh keluarga kita mati dibunuh dengan tuduhan penghianat. Sekarang kau gagal mengendalikan harem kemudian yang paling penting kau juga gagal mengendalikan Pangeran Nizam.     

Sebenarnya dengan otakmu yang sangat cerdas kau harus bisa menguasai anakmu itu. Kalau seandainya anakmu bisa kau kendalikan tentu kita tidak akan berada dalam ketakutan seperti ini" Kata Perdana menteri Salman kepada Ratu Sabrina.     

"Ya.. ya.. aku tahu. Tapi waktu itu anakku tidak mau makan dan membiarkan dirinya mati, aku bisa apa selain mengabulkan keinginannya untuk menikah dengan Alena. Aku juga tidak berdaya ketika tahu dia lagi - lagi mengorbankan dirinya untuk Alena"     

"Wanita itu.. wanita itu. Alenalah penyebab semua kekacauan ini. Dia harus kita singkirkan" Kata Perdana Menteri Salman.     

"Tidak.. jangan !! Anakku bisa mati kalau kehilangan Alena" Kata Ratu Sabrina dengan panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.