CINTA SEORANG PANGERAN

Mungkinkah Putri Rheina bisa Pergi Ke Jepang



Mungkinkah Putri Rheina bisa Pergi Ke Jepang

0Alena nyengir melihat Maya dan Putri Rheina sekaran menatap Cynthia dan bukan menatapnya. Alena seperti terlepas dari beban yang berat. Cynthia sama sekali tampak santai walaupun ditatap oleh mereka dengan begitu tajam. Ia malah mengambil Pangeran Axel yang terlelap di pelukan Alena. Kemudian menidurkannya di ranjang bayi.     
0

"Anak kalau sedang tidur jangan di gendong, Nanti kebiasaan" Kata Cynthia sambil menepuk pant*t Pangeran Axel dengan lembut. Ia juga mengambil Putri Alexa dari tangan pelayan dan menimangnya dengan penuh kelembutan hingga Putri Alexa tertidur. Semua mata kini menatap Cynthia dengan pandangan takjub.     

Cynthia sangat terampil dalam mengasuh bayi. Para bayi tampak nyaman berada ditangan Cynthia padahal siapapun tahu bagaimana tegasnya Cynthia dalam menghadapi orang - orang. Dan diantara siapapun Cynthialah yang paling berani terhadap Nizam. Tetapi saat mengurus bayi wajah Cynthia begitu lembut dan tenang. Cynthia tampak tidak memanjakan para bayi tetapi tetap melimpahinya dengan kasih sayang. Dalam keterampilan mengurus bayi, Alena sendiri ternyata kalah terampil.     

"Cynthia kau sangat hebat" Kata Alena dengan kagum. Ia terkadang suka tidak sabaran kalau anaknya sedang menangis.     

"Apa yang hebat? Aku belum menjelaskan tentang penderitaan setelah menikah kepada Maya dan Rheina. Jadi apanya yang hebat? " Cynthia malah menganggap Alena memujinya karena penjelasan kepada Maya dan Putri Rheina.     

"Bukan itu. Kau sangat terampil mengurus para bayi seakan - akan kau babysitter yang handal" Kata Alena.     

Cynthia malah mengangkat bahunya dengan santai lalu berkata,     

"Tentu saja Aku handal. Aku terbiasa mengurus adik - adikku sejak mereka bayi. Sedangkan kau ? Tidak punya banyak adik dan hanya memiliki satu adik adopsian itu pun di urus pengasuh. Kau hanya tahu bersenang - senang dan nongkrong di kafe serta keliling mall" kata Cynthia kepada Alena di iringi tatapan Maya Dan Putri Rheina. Alena sungguh beruntung bisa keliling di mall sementara hidup mereka terkurung di Istana.     

Putri Rheina hampir tidak pernah menginjakan kaki di luar istana jadi Ia merasa kagum dengan keberuntungan Alena yang bisa kesana kemari bagaikan burung yang bebas. Sementara Ia hidup dari sejak lahir hingga sekarang hanya di dalam istana. Ia memang dilimpahi dengan kekayaan tetapi Ia tidak bisa kemana - mana. Ia seperti burung dalam sangkar emas. Apalah artinya sangkar emas kalau kebebasannya jadi terampas.     

"Issh.. kamu ini membuat Aku jadi malu" Kata Alena sambil tersipu - sipu malu.      

"Sudah.. sudah.. malah jadi melantur. Maya pasti masih penasaran dengan kelanjutan perkataanku. Oh ya tadi Aku bilang apa?" Kata Cynthia sambil menatap Maya.     

"Yang Mulia mengatakan penderitaan setelah menikah bagi kaum wanita" Kata Maya dengan serius.     

"Ah.. iya benar itu maksudnya. Jadi wanita itu kalau sebelum menikah bagi sebagian wanita memiliki kebebasan yang lebih dibandingkan dengan sebelum menikah. Ingat sebagian, jadi ini tidak berlaku umum tergantung dari situasi dan kondisi si wanita.     

Nah.. jika sebelum menikah kita tidak memiliki tanggung jawab kepada suami. Tetapi setelah menikah maka kita harus menyediakan makanan dan minuman untuknya, Melayaninya jika dia membutuhkan kita dan kita harus meminta izin kepadanya jika akan pergi keluar rumah.     

Tidak berteman dengan orang yang tidak disukai oleh suami kita dan membatasi pergaulan dengan para lelaki yang bukan muhrim kita. Mungkin pada awalnya kita akan menderita tetapi percayalah pada akhirnya kita akan terbiasa dan kemudian kita akan berbahagia sampai hari tua" Kata Cynthia dengan lugas. Membuat Maya dan Putri Rheina menganggukan kepalanya tanda setuju sedangkan Alena malah mengerling sambil mengerutkan kening tapi kemudian Alena membuang muka ketika melihat Cynthia sedikit melotot kepadanya.     

Cynthia seakan - akan memberikan isyarat kalau Alena harus diam atau Ia akan menghajarnya nanti.     

"Aku mengerti sekarang yang dimaksud penderitaan itu apa ? Apalagi Aku yang akan menikahi pria yang tidak Aku cintai pasti semakin menderita" Kata Maya kepada Cynthia.     

"Tidak apa - apa Maya, Cinta nanti akan mengikuti kalau Amar itu jodohmu" Cynthia menjawab lagi.     

"Kalau bukan jodoh bagaimana ?" Kata Maya malah seperti orang yang sama polosnya dengan Alena bertanya lagi kepada Cynthia.     

"It's so simple, kalau kau bukan jodohnya dan dia bukan jodohmu ya mungkin ada yang lain yang sedang menunggu kalian. Seperti Putri Rheina. Daripada menyiksa hati menunggu orang yang tidak akan pernah mencintai kita. Ya..h kita ikhlaskan dan mencari yang lain" Kata Cynthia sambil mengangkat bahunya.     

Tiga pasang mata itu benar - benar menatap Cynthia dengan penuh kekaguman. Mereka heran mengapa ada wanita secerdas Cynthia yang bisa menjawab setiap pertanyaan mereka dengan lugas dan sederhana.     

"Nah Alena, Aku tadi ke kamar Nizam sebelum ke sini dan dia sudah mulai rewel ingin ditemani olehmu tetapi dokter tidak mengizinkan ada bayi di kamar Nizam karena khawatir mengganggu istirahat Nizam. Walau bagaimanapun lukanya masih belum sembuh benar. Jadi Ia meminta Aku untuk membawa para bayi ke tempatku " Kata Cynthia kepada Alena.      

Alena jadi tersipu - sipu malu mendengarnya, "Kenapa kau mengatakan hal yang memalukan seperti itu?" Kata Alena sambil memerah pipinya. Sekarang Cynthia yang mengerutkan keningnya dengan pura - pura bodoh.     

" Apa maksudmu dengan hal memalukan ? Masa hanya minta ditemani saja itu hal yang memalukan. Kalau dia bilang ingin melakukan begini begitu baru kau bilang memalukan" Kata Cynthia. Dan itu malah membuat Alena mengumpat,     

"Kau memang sialan.. " Kata Alena sambil pergi meninggalkan Cynthia dan yang lainnya. Ia menutupkan kedua tangannya ke telinganya saat mendengar tiga orang yang dibelakangnya itu tertawa terpingkal - pingkal.     

Setelah Alena pergi kemudian Cynthia berkata lagi,     

"Maya.. apa mungkin kita membawa Putri Rheina ke Jepang ?" Kata Cynthia kepada Maya. Maya dan Putri Rheina tampak sangat terkejut.     

"I..itu tidak mungkin. Ayahanda pasti tidak akan mengizinkan Aku untuk meninggalkan istana ini kecuali Yang Mulia Nizam yang membawaku" Kata Putri Rheina.     

"Itu benar. Terlalu beresiko kalau sampai harus membawa Putri Rheina ke Jepang. Kita tidak akan bisa leluasa bergerak kalau Putri Rheina ikut bersama kami" Kata Maya menyetujui perkataan Putri Rheina. Cynthia menganggukan kepalanya.     

"Tetapi memangnya ada apa di Jepang ? Mengapa Maya harus membawaku ke Jepang ? Dan apa yang dimaksud dengan kita ? Apakah Kau juga akan pergi ke Jepang ?" Kata Putri Rheina kepada Cynthia. Kali ini Maya juga ikut menatap keheranan kepada Cynthia. Apakah memang Cynthia akan ikut ke Jepang bersama dengannya ?     

"Aku sedang menimbang - nimbang untuk ikut ke Jepang tetapi Aku juga ingin memastikan di dalam harem aman terlebih dahulu. Sehingga si kembar bisa sepenuhnya tertangani oleh Alena. Aku tidak bisa ikut ke Jepang kalau di dalam Harem masih belum aman " Kata Cynthia.     

"Itu benar. Amar dan Aku tidak akan melangsungkan pernikahan dulu sampai suasana benar - benar aman. Terutama di dalam harem" Kata Maya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.