CINTA SEORANG PANGERAN

Adegan Menegangkan



Adegan Menegangkan

0Ratu Sabrina memandang Perdana Menteri dengan panik. Bagaimana bisa suaminya datang ke sini. Bukankah Ia sedang terbaring sakit. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana kalau Ia tahu perdana menteri Salman datang ke istananya. Bukankah ini sangat terlarang. Tidak boleh ada lelaki yang datang ke istana dalam para Ratu dengan alasan apapun kecuali bertamu diluar. Di ruang tamu dan bukan di dalam ruangan seperti ini walaupun bukan di kamar tidur.     
0

"Ba..bagaimana ini? Bagaimana kalau kita ketahuan sering bertemu di sini? Mengapa tadi kita tidak ke tempat rahasia saja?" Kata Ratu Sabrina setengah berbisik dengan air mata hampir tertumpah saking takutnya. Badannya gemetar dengan muka pucat pasi.     

Perdana Mentri menaruh telunjuknya di bibirnya sendiri memberikan isyarat kepada Ratu Sabrina untuk diam. Ia kemudina melihat ke sekelilingnya. Ini adalah ruangan bagian dalam dan bukan ruang kamar. Hanya ada sofa dan TV serta beberapa meja dan lemari. Ia sulit untuk sembunyi karena ruangannya sedikit lapang. Dan penyusunannya yang tidak memungkinkan untuk besembunyi maka kemudian Perdana Mentri melihat atap dan ada celah diatara tembok penahan dan atap. Perdana Menteri segera meloncat dan bersembunyi di celah itu.     

Tempat itu dari bawah tidak terlihat tetapi dari atas ke bawah dapat terlihat dengan jelas. Ratu Sabrina terkejut melihat gerakan Perdana Mentri yang sangat cepat dan Ia langsung lega karena Perdana Menteri sudah tidak ada di hadapannya. Ia tahu kalau Perdana menteri sembunyi di atas tembok atas. Ia tidak perduli yang penting suaminya tidak tahu kalau Ia sering berbincang - bincang dengan perdana menteri di luar pembicaraan tentang kerajaan. Dan Ia memiliki hubungan diluar hubungan antara Ratu dan perdana menteri.     

Ratu Sabrina segera merapikan dirinya sendiri dan bersuara dengan anggun dan merdu. "Persilahkan Yang Mulia masuk ke dalam" Kata Ratu Sabrina sambil berdiri di depan pintu dan ketika Raja itu masuk, Ratu Sabrina segera menyambutnya dan mencium tangannya. Memberikan salam dan doa keselamatan untuk suaminya.     

"Ratuku.. mengapa kau tidak datang ke istanaku? Aku sangat merindukanmu. Apakah kau tidak tahu aku sedang kesakitan waktu itu " Kata Raja Walid sambil memeluk Ratu Sabrina. Tangannya memeluk pinggang istrinya dengan lembut. Ia sangat merindukan Ratu Sabrina. Ia menunggu kedatangannya tetapi Ratu Sabrina tidak datang - datang juga. Jadi Ketika Ia sudah mulai baikan, Ia tidak tahan untuk datang kemari memberikan kejutan.     

Ia sengaja tidak menghubunginya melalui telepon dulu agar Ratu Sabrina terkejut.     

"Mengapa Yang Mulia harus datang sendiri kemari? Ini sangat membuat hamba menjadi tidak enak hati. Mengapa tidak menelpon hamba atau menyuruh pelayan untuk memberitahukan kepada Hamba sehingga biar Hamba yang datang langsung kepada Yang Mulia" Kata Ratu Sabrina sambil tegak kaku di dalam pelukan suaminya.     

Bagaimana Ia tidak gugup kalau di atas ada kekasihnya sedang mengawasi mereka. Tetapi Raja Walid malah tertawa dan dengan lembut Ia memegang dagu Ratu Sabrina kemudian menengadahkan wajahnya.     

"Aku tidak tahan untuk tidak bertemu dengan mu. Aku merindukanmu tetapi Kau tidak datang - datang" Kata Raja Walid sambil menundukkan wajahnya dan hendak mencium bibir Ratu Sabrina. Ratu Sabrina melengos sehingga ciumannya itu hanya mendarat di pipinya yang halus. Ratu Sabrina kemudian mendorong pipi suaminya agar menjauh dari mukanya.     

"Tolong Yang Mulia.. ada pelayanmu dan asisten yang Mulia" Kata Ratu Sabrina sambil menunjuk ke arah asisten Raja Walid. Raja Alwalid tertawa dan melambaikan tangannya  menyuruh semua orang untuk pergi. Ratu Sabrina menjadi semakin pucat dan panik.  Bagaimana ini ? Apa yang akan dilakukan suaminya ?      

"Mengapa Yang  Mulia malah menyuruh mereka pergi ?" Kata Ratu Sabrina sambil melepaskan diri dari pelukan suaminya. Ia menurunkan tangan suaminya di pinggangnya dan hendak pergi menjauh. Tetapi Raja Walid malah menarik tangannya dan membuat badan Ratu Sabrina menjadi limbung dan jatuh kembali dipelukannya.     

"Akh.. Yang Mulia apa - apaan nih? Kaya anak remaja saja" Kata Ratu Sabrina meronta Ia ingin melepaskan diri dari suaminya. Tapi Raja Walid malah mengunci tubuh Ratunya.     

"Apakah orang tua seperti kita tidak boleh saling merindukan? Apakah Aku tidak boleh merindukan istriku sendiri? Terlebih istrinya itu adalah wanita yang dicintainya" Kata Raja Walid sambil menciumi wajah istirinya bertubi - tubi membuat Ratu Sabrina menjadi tegang. Bagaimana mungkin ini terjadi. Ia pasti telah menyakiti hati perdana menteri Salman.     

Dan memang benar. Betapa menggigilnya tubuh perdana menteri Salman melihat pemandangan di bawah. Ia tidak pernah sekalipun menyentuh Ratu Sabrina semenjak menikahi Raja Walid. Dulu sebelum mereka menikah dengan masing - masing istrinya. Ia hanya berani memegang tangan Ratu Sabrina dan mencium pipinya. Selain itu tidak pernah.     

Tapi sekarang dia menyaksikan bagaimana wanita yang dicintainya itu di ciumi orang lain walaupun itu suaminya sendiri. Perdana Menteri Salman melihat bagaimana Ratu Sabrina berusaha meronta tetapi kemudian Ia terdiam ketika sadar kalau yang menciumnya itu adalah suaminya sendiri dan Ia tidak mungkin menolak.     

Jadi dengan badan yang semakin gemetar Ia membiarkan suaminya itu menciumnya dengan sangat dalam. Ia merasakan betapa panasnya lidah suaminya di dalam mulutnya. Ratu Sabrina memejamkan mata karena Ia tidak kuasa membayangkan bagaimana wajah Perdana Menteri Salman menyaksikan semua adegan ini.     

Entah berapa lama ciuman itu berlangsung sampai Ratu Sabrina membuka matanya dengan terbelalak ketika tangan suaminya malah menyesulusup ke dalam pakaiannya. Nafas Ratu Sabrina langsung terengah - engah.     

"Yang Mulia hamba mohon.. jangan lakukan ini. Yang Mulia masih belum sehat" Kata Ratu Sabrina memegang tangan suaminya dengan kuat.      

"Aku sudah sehat. Aku malah akan jatuh sakit kembali kalau Aku tidak menyentuhmu. Aku sudah sangat lama tidak melakukannya denganmu. Aku merindukanmu. Kau sangat jarang memberikan Aku kesempatan untuk memberikanmu nafkah batin. Aku mohon kau jangan menolaknya" Kata Raja Walid dan Ratu Sabrina terpekik ketika suaminya malah menggendongnya dengan gaya pengantin dan membawanya ke sofa.     

"KIta ke kamar Yang Mulia. Hamba mohon jangan melakukan disini. Ini terlalu terbuka." Kata Ratu Sabrina sambil berusaha bangun setelah suaminya membaringkan dia di sofa yang besar itu. Sofa lembut dan halus itu sangat lebar sehingga bisa ditiduri oleh dua orang.     

Nafas Raja Walid malah terengah - engah tapi Ia menjawab pertanyaan istrinya sambil hendak menarik lepas pakaian istrinya. " Memangnya ada siapa ? Disini tidak ada siapa - siapa? Di sini hanya ada kita berdua" Kata Raja Walid sambil mengerutkan keningnya melihat tingkah istrinya yang aneh itu.     

"ini tempatnya terlalu terbuka. Hamba takut ada orang yang tiba - tiba masuk jadi mari kita pindah ke dalam kamar agar lebih nyaman dan leluasa" Kata Ratu Sabrina dengan wajah memelas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.