CINTA SEORANG PANGERAN

Kedatangan Raja Walid di Istana Nizam



Kedatangan Raja Walid di Istana Nizam

0"Ya Tuhan.. mengapa Kau mengingatkan Aku dengan kembarannya Nizam. Apakah Ia baik - baik saja diluar sana? Apakah kau mengurusnya dengan baik? Apakah Ia tidak tahu siapa dirinya ? Apakah Ia tidak tahu kalau Ia memiliki saudara kembar?" Tiba - tiba naluri keibuannya terusik. Dan Ia tidak tahan lagi untuk tidak memeluk kekasihnya itu. Ia segera memeluk Perdana Menteri Salman dan menangis di dadanya.     
0

Sesungguhnya kerajaan Azura adalah kerajaan yang banyak melakukan penyimpangan dari keyakinan yang mereka anut. Ada banyak budaya yang masih mereka pertahankan padahal budaya itu sangat kejam salah satunya adalah menyingkirkan salah satu anak kembar laki - laki jika salah satunya adalah pewaris tahta kerajaan.     

Ketika Ratu Sabrina melahirkan, Ia tidak mengira akan melahirkan kembar. Tradisi juga melarang mereka untuk melakukan USG dan membiarkan jenis kelamin itu diketahui pada saat bayi itu lahir. Perutnya yang besar tidak membuat Ratu Sabrina percaya kalau Ia akan melahirkan anak yang kembar.     

Apalagi ketika anak itu adalah laki - laki. Dua orang laki - laki yang pasti akan bertikai untuk memperebutkan tahta dan kemiripan wajah mereka akan menjadikan salah satunya dapat mencelakakan saudara kembarnya yang kelak akan menjadi Raja jadi dengan sangat terpaksa Ia merelakan bayinya diamankan oleh perdana menteri Salman ke luar negeri.      

Perdana menteri Salman yang kaya raya dan memiliki banyak kenalan di luar negeri lantas membawa Bayi kembaran Nizam menggunakan pesawat jetnya dan pergi temannya untuk meminta bantuannya merawat saudara kembar Nizam.     

"Jangan berpikiran yang bukan - bukan dulu. Kau jangan memikirkan apapun. kau fokus saja dulu terhadap urusan di dalam istana bahkan pembunuh Putri Kumari saja belum diketahui. Kau juga harus mengurus pernikahan Nizam dengan Putri Mira. Karena ini menyangkut kehormatan kerajaan Zamron. Sabrina bertahanlah, tegarlah "     

Ratu Sabrina menghela nafasnya dengan panjang.     

"Terkadang Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku ingin beristirahat" Kata Ratu Sabrina dengan wajah kuyu. Perdana Mentri Salman memegang tangan Ratu Sabrina dengan lembut dan Ratu Sabrina sedang mengalami kesedihan yang mendalam sehingga Ia membiarkan kekasihnya itu memegang tangannya.     

"Kau jangan menyerah. Ini sudah mau mencapai tahap akhir. Ingat perjuangan kita yang jatuh bangun untuk berada diposisi ini. Kau bekerja dengan keras hanya untuk bisa bertahan kalau sampai sekarang kita menyerah maka usaha kita nanti tidak akan berhasil dan Aku tidak rela semua ini terjadi."      

Ratu Sabrina kembali menganggukan kepalanya dan Ia lalu memejamkan matanya sambil bersender ke dada perdana menteri Salman. Perdana menteri Salman hanya bisa mengusap kepalanya dengan lembut.     

***     

Nizam terperanjat ketika Ali memberitahukan bahwa ada ayahnya datang untuk menengoknya. Ada apa ? Apakah Ayahnya tahu kalau Ia dicambuk oleh ibunya ? Apakah Ayahnya sudah sehat ? Nizam tampak sedikit kebingungan. Ia sedang galau karena kata - kata ibunya yang begitu menyakitkan. Makanya Ia pergi ke sebuah tepi kolam besar dan duduk di sana sambil termenung. Menyesali perkataan ibunya dan menyesali nasibnya yang harus berdiri di antara dua wanita yang sama - sama Ia cintai.     

Nizam sangat menyayangi Ibunya. Ibunya segalanya bagi Nizam dan Ia selalu menghormati ibunya terlepas dari segala sikatpnya yang terkadang membuat Nizam merasa tersiksa. ibunya terlalu keras mengatur dirinya dari lahir bahkan hingga sampai saat ini.     

Ibunya selalu bilang kalau Nizam harus menjadi orang yang kuat dan untuk kuat maka Ia harus menempa Nizam dengan banyak tekanan agar Nizam menjadi sangat kuat. Di saat semua pangeran lainnya sudah istirahat Nizam masih harus berlatih sampai tengah malam. Ia mengisi hari - harinya dengan belajar dan berlatih. Ia diperlakukan berbeda karena ibunya. Para guru dan pelatihnya membuat pembelajaran Nizam lebih keras dari pangeran lainnya.     

Nizam masih tahan menerima  semua perlakuan ibunya. Baginya apapun perintah ibunya adalah hukum yang harus Ia taati. Disaat Ibunya mencambuknya, walaupun sangat sakit hati tetapi Ia masih memaafkan perlakuan ibunya itu. Tetapi ketika Ia mendengar ibunya menuduh Alena sudah tidak suci saat Ia menyentuhnya pertama kali. Ini sangat menyakitinya dan Ia tidak dapat menahan emosinya dengan meninggalkan ibunya tanpa pamit.     

Air mata Nizam meleleh mengingat ibunya begitu tega menyakiti hatinya. Mengapa ibunya begitu kejam membuat fitnah sekeji itu. Bagaimana bisa Alena yang begitu menderita dan hampir mati karena kesakitan harus dituduh pernah melakukan percintaan dengan Edward.     

Bahkan Nizam menelan penderitaan ini seorang diri. Ia tidak ingin orang - orang tahu kalau ibunya begitu merendahkan harga diri Alena dengan mengatakan seperti itu. Apalagi mengatakan langsung kepada Alena. Betapa sakit hatinya kalau sampai Nizam tahu tuduhan ini. Tidak mungkin Alena sudah bercinta sebelum pernikahan mereka kalau tahu betapa bodohnya wanita itu ketika melakukannya pertama kali. Nizam memijat keningnya dengan resah matanya menerawang dan perasaannya campur aduk antar marah, benci dan kesal, sampai - sampai Ali memanggilnya dari tadi tidak Ia hiraukan karena tidak tahu.     

Ketika Ali datang ke depannya dan membungkukun  badan tepat di depan matanya sendiri barulah Ia sadar kalau Ali mengatakan bahwa ada ayahnya datang.     

"Yang Mulia hamba memohon maaf jika hamba menganggu karena hamba dari tadi memanggil Yang Mulia tetapi Yang Mulia tampak melamun. Hamba mohon ampun Yang Mulia kalau sudah menganggu tetapi ada Baginda Agung Yang Mulia Raja Walid ingin bertemu " Kata Ali dengan sopan.     

"Aku sedang banyak pikiran. Kau bilang siapa ? Ayahanda?" Mendadak Nizam menjadi tidak fokus saking kagetnya.      

"Benar Yang Mulia. Baginda meminta waktu nya karena sangat rindu ingin bertemu dengan Yang Mulia"     

"RIndu? Sejak kapan ayahnya sendiri begitu romantis. Apa tidak ada alasan baik yang menunjukkan kalau Ayahnya itu seorang laki - laki yang hebat segalanya.  Alasan Rindu hanyalah tameng dari ayahnya. Kelihatan Ayahnya datang kesini bukan karena duduk bersama dan ngopi bersama sambil meluapkan rindunya.     

Bukankah ayahnya sangat jarang datang ke istananya karena jika ada perlu cukup memanggil Nizam maka Nizam akan langsung datang menemuinya. Tetapi sekarang Ayahnya mengatakan rindu. Bagi Nizam alasan itu sangat tidak biasa.     

"Baiklah Aku akan menyambutnya sendiri " Kata Nizam sambil berdiri dan mengikuti Ali. Ia terkejut melihat ayahnya berdiri di depan pintu istananya. Ini seperti hal yang sangat tidak wajar. Apalagi Ayahnya tampak sangat muram tidak seperti bisanya. Nizam segera mencium tangan ayahnya dan berkata,     

"Ada apakah Yang Mulia? Mengapa Ayahanda sampai datang ke istanaku? " Kata Nizam dengan hormat.     

"Ada banyak hal yang harus diskusikan kalau kau tidak keberatan" Kata Raja Walid membuat Nizam jadi salah tingkah.     

"Ananda sama sekali tidak keberatan tetapi Ananda heran, tidak biasanya Ayahanda datang ke istana Ananda ? Mari silahkan masuk Ayah" Kata Nizam kepada ayahnya.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.