CINTA SEORANG PANGERAN

Ayahnya jauh lebih malang dibandingkan Nizam



Ayahnya jauh lebih malang dibandingkan Nizam

0Raja Walid segera duduk di kursi taman karena Ia ingin berdua saja dengan Nizam bahkan asisten dan para pengawalnya tidak boleh masuk. Mereka duduk berdua di depan kolam yang penuh dengan ikan dan burung tampak bercericit sesekali. Bahkan di pojok taman tampak dua ekor kelinci meloncat mencari makanan. Ayah dan anak ini duduk terdiam dan masing - masing penuh dengan pikiran yang berkecamuk di dalam benak mereka.     
0

Keduanya memiliki wajah yang cukup berbeda, Wajah Nizam lebih menuruni  ibunya dibandingkan dengan ke ayahnya. Tetapi badan mereka nyaris sama. Hanya badan Raja Walid tampak lebih ringkih dibandingkan dengan kondisi badan Nizam yang sangat kuat dan gagah.     

Setelah keduanya terdiam kemudian Nizam berpaling kepada ayahnya.  "Apakah Ayahanda datang kemari karena Ibunda ? " Nizam langsung menebak maksud kedatangan ayahnya.     

"Tidak ada yang bisa ayahanda sembunyiikan darimu" kata Ayahnya sambil tersenyum. Ia memalingkan wajahnya kepada Nizam. Tetapi dilihatnya Nizam malah menggelengkan kepalanya.     

"Tidak begitu Ayahanda. Malah terlalu banyak rahasia Ayahanda yang tidak ananda ketahui. Ayahanda terlalu pandai menyembunyikan sesuatu" Kata Nizam sambil tersenyum pahit.     

"Kau akan tahu suatu hari nanti kalau apapun yang Ayahanda lakukan adalah Ayah lakukan untukmu. Hanya untukmu" Kata Raja Walid kepada Nizam.     

"Tetapi mengapa Ayahanda? Mengapa Ayahanda harus menyiksa diri sendiri ? Kalau Ayahanda melakukan ini hanya karena agar Ananda duduk di atas tahta untuk menggantikan Ayahanda. Maaf Ayahanda, Ananda sudah tidak berminat lagi untuk duduk di atas tahta. Ananda sudah lelah. Ananda  rasanya ingin berhenti saja" Kata Nizam sambil menundukkan wajahnya.     

"Aku sendiri tidak ingin memaksamu untuk menjadi Raja tetapi jika kau mundur maka kau akan membiarkan mertuamu itu semakin bertindak sewenang - wenang. Apakah kau hendak mengorbankan seluruh kerajaan Azura ? Dimana tekadmu selama ini yang akan menjadikan Azura sebagai kerajaan adil dan makmur ? Kerajaan Azura sudah seperti istana pasir yang rapuh. Terlihat megah tetapi ketika terkena sapuan ombak atau tiupan angin maka akan langsung roboh tidak tersisa.     

Ayahanda memaksamu sekolah ke luar Negeri, Mendukungmu sekuat tenaga agar kau memiliki pemikiran yang modern tetapi tetap tidak melupakan keyakinanmu. Kau jangan terjerumus ke dalam ajaran budaya yang menyesatkan. Aku ingin kau membukakan pemikiran rakyat Azura tentang modernisasi. Modernisasi dalam menjalankan kepemerintahan dan kenegaraan" Kata Ayahnya sambil tetap dengan wajah yang lembut.     

Nizam menghela nafas, dadanya terasa sesak dan entahlah mengapa Ia terkadang marah kepada kelemahan ayahnya.     

"Ayahanda, mengapa Ayahanda selalu berkata seperti itu? Mengapa Ayahanda mengandalkan ananda ? Mengapa Ayahanda tidak bergerak sendiri? Jika Ayahanda menjadi raja yang kuat dan memulai modernisasi itu sekarang maka semua pasti akan berjalan dengan baik" Kata Nizam mempertanyakan sesuatu yang sudah lama menghantui pemikirannya.     

Mengapa Ayahnya begitu lemah. padahal seingat Nizam, Kakeknya begitu tegas dan berwibawa tetapi mengapa Ayahnya begitu lemah. Dan dari segi fisik Nizam juga tidak mengerti mengapa fisik ayahnya begitu lemah padahal badannya tinggi besar. Ada banyak yang Nizam tidak mengerti tentang kondisi ayahnya dan Ia tidak bisa menembus pertahanan ayahnya. Terutama karena ibunya begitu mendominasi ayahnya.     

"Aku tidak memiliki pendukung yang kuat. Kau tahu kalau ibundaku atau nenekmu bukan dari dinasti Salnan atau ibuku. Jadi ketika Aku naik tahta Aku tidak memiliki pendukung kecuali Aku menikahi ibumu. Itulah sebabnya Aku  memilih ibumu selain itu karena Ia sangat cantik. " Kata Raja Alwalid dengan hati benar - benar perih.     

"Walaupun Ayahanda hidup menderita bersama ibunda tetapi Ayahanda tetap bersikap tenang.  Nanda sungguh takjub dengan Ayahanda" Kata Nizam sambil menuang air teh untuk ayahnya itu.     

Ayahnya malah tertawa, "Kau tahu persis kalau Ayahanda menderita" Kata Raja Walid sambil meminum air tehnya.     

"Bagaimana bisa bahagia Ayah kalau Ibunda tidak pernah mencintai Ayahanda" Kata Nizam kepada Ayahnya.     

"Tidak apa - apa, Bagi Ayahanda, asalkan kerajaan bisa selamat maka semua bisa Ayahanda tahan. lagipula Ayahanda mencintai Ibunda"     

"Cinta yang tidak tidak terbalas sangat menyakitkan" Kata Nizam sambil ikut tersenyum melihat ayahnya masih bisa tersenyum walaupun hatinya sakit.     

"Ya.. dan kau menyakiti banyak wanita dalam harem" Kata Ayahnya kepada Nizam.     

"Itulah sebabnya Ananda ingin mengembalikan semua wanita itu kepada keluarganya masing - masing agar Ananda tidak menyakiti hati mereka"     

"Itu malah akan menyakiti mereka"     

"Tapi sakitnya hanya sebentar daripada mereka memaksakan hidup bersama dengan ananda akan merasakan sakit seumur hidup"     

"Memang banyak yang harus dibenahi, itulah sebabnya kau harus bertahan" Kata Raja Walid kepada Nizam.     

"Ananda Insya Alloh akan kuat tetapi jika sudah menyangkut Alena, sakit hati ini sangat sukar di ajak kerja sama"     

"Kau tahu kalau ibumu, mulutnya terkadang sangat menyakitkan. Ayahanda tahu kalau saat ini Ananda sedang sakit hati terhadap ibunda"     

"Apakah ibunda bercerita bagaimana tuduhannya terhadap Alena ? Ini sangat menyakitkan. Bagaimana Ibunda bisa menuduh Alena sudah tidak suci lagi ketika Ananda sentuh kalau sampai sekarang Ananda masih menyesal telah menyakitinya di malam itu. Bagaimana ananda bisa melupakan wajah tersiksanya karena kebodohan ananda" kata Nizam mencoba air matanya yang hampir tertumpah tetapi Ia tidak ingin terlihat lemah di depan ayahnya jadi Nizam terus menahannya.     

"Itulah mengapa Ayahanda datang ke sini. Ayahanda takut ananda nekad pergi meninggalkan Azura. Anakku Nizam, berjanjilah apapun yang terjadi kau harus tetap berada di Azura"     

"Ayahanda.. jangan memaksa Ananda. Semakin lama tingkah laku ibunda semakin sulit untuk dipahami. Semakin ke sini terkadang sikapnya semakin labil. Kebersamaan Ibunda dengan Paman Salman mungkin sudah seharusnya dibatasi. Karena Ananda yakin sedikit atau banyak hidup ibunda sudah dipengaruhi oleh Paman Salman" Nizam mencoba mengingat Ayahnya tentang hubungan mereka. Walaupun sejauh ini semua mengira kalau hubungan mereka hanya sebatas kerja sama dalam menjalankan roda pemerintahan tetapi kedekatan mereka sudah dalam kategori diluar batas.     

Dalam Keyakinan mereka dua orang berlainan jenis tidak boleh terlalu dekat apalgi status mereka sama - sama sduah saling menikah. Perkataan Nizam juga mengingatkan kepada Ayahnya bahwa mereka sudah mengusik harga diri ayahnya sebagai seorang suami.     

"Ini tentang kehormatan seorang laki - laki Ayahanda karena Ananda tidak akan pernah membiarkan seorang laki - laki siapapun mendekati Alena dengan begitu akrab. Karena tidak ada kedekatan diantara laki - laki dan perempuan melainkan setan akan menggoda mereka" Kata Nizam lagi     

Ayahandanya malah menggelengkan kepalanya dengan sedih. "Kau boleh menyalahkan ayahanda dengan ketidak tegasan Ayahanda tetapi kelak kau akan tahu bahwa ada banyak yang lebih penting dari sekedar harga diri"     

Saat mendengar kata - kata itulah Nizam menyadari kalau ayahnya jauh lebih malang nasibnya dibandingkan dengan dirinya.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love dan masukan ke dalam library atau pustaka. Oh ya jangan yang ada tulisan deletenya ya. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.