CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Mencintainya



Aku Mencintainya

0Kerajaan Zamron     
0

Lila melirik ke arah para putri yang sedang bersenda gurau di dalam taman. Mereka adalah putri - putri dari para istri dan  selir Sultan Mahmud. Mereka tertawa - tawa sambil menikmati makanan ringan dan tarian. Hari ini ada pertemuan para putri karena ada Putri yang akan menikah dan hari ini ada acara pemberian inai kepada tangan si pengantin wanita. Dan sebelum di mulai biasanya ada acara unjuk keterampilan menyanyi dan menari.     

Lila adalah istri dari pangeran Abbash satu - satunya dan seharusnya dia menjadi wanita yang paling penting setelah ratu negeri itu yaitu istrinya Sultan Mahmud. Tetapi kenyataannya berbeda.  Mereka menganggap bahwa Lila sangat tidak pantas dan layak untuk Pangeran Abbash yang sangat tampan dan memiliki kedudukan sebagai putra mahkota. Bagaimana mungkin bisa menjadi ratu kalau Ia adalah janda. Wanita bekas orang lain dan yang terparah Lila membawa anak laki - laki itu ke istananya.     

Anak laki - laki itu dianggap ancaman yang sangat besar bagi tahta kerajaan Zamron. Pangeran Abbash menganggap kalau anaknya Lila itu adalah anaknya sendiri bahkan di masukan kedalam akte keluarga pangeran Abbash. Bagaimana ini tidak meresahkan. Jika pangeran Abbash naik tahta maka yang akan menjadi pewarisnya adalah anak sulung dan sekarang anak sulung Pangeran Abbash ini adalah anak orang lain. Bukan darah dagingnya dan bukan berasal dari kerajaan Zamron. Bagaimana hal ini membuat Lila sangat dibenci oleh semua orang.      

Lila tidak memilik banyak pendukung seperti Alena ketika Ia datang ke Azura. Lila harus bertempur seorang diri. Nasibnya lebih buruk dari Alena. Ia sangat dimusuhi oleh semua orang. Tetapi Lila mencoba untuk bersikap tegar menghadapi semuanya. Sehingga setiap ada acara perkumpulan keluarga, Lila berusaha untuk hadir walaupun Ia hanya duduk dipojokan seorang  diri.     

Begitu juga kali ini, sialnya hari ini Lila datang terlambat karena Ia harus menenangkan dulu anaknya yang rewel. padahal biasanya Ia selalu berusaha menghindari keterlambatan. Dengan datang terlambat maka Ia akan semakin menjadi pusat perhatian. Seperti sekarang semua mata tampak menatapnya dengan padangan yang semakin  benci.     

Lila menahan air matanya yang hampir meleleh ketika para putri itu berbisik - bisik dan cekikikan. Lila melangkah dengan perlahan di ikuti oleh asisten dan para pelayannya. Asistennya yang bernama Syarah tampak mengikutinya perlahan.      

"Mengada udara tiba - tiba menjadi sangat panas ? padahal tadi begitu sejuk" Seorang putri yang berpakaian  biru berkata sambil melirik ke arah temannya.     

"Ini pasti karena datangnya seseorang yang tidak tahu malu"     

"Oh ya.. kita semua adalah putri - putri dari keluarga yang terhormat. Apakah ada putri dari keluarga yang terhormat tidak memiliki rasa malu? " Seorang putri berkata sambi tertawa cekikikan. Sudah jelas mentertawakan Lila.     

Lila menghela nafas dan Ia berjalan menuju kursi yang disediakan untuknya. Karena Ia adalah istri dari pangeran putra mahkota seharusnya duduknya di kursi depan bersama para putri yang memiliki kedudukan tinggi. Tetapi mereka tidak memberikan tempat duduk itu kepada Lila. Lila malah ditunjukan tempat duduk di belakang.     

Ketika Lila duduk di ikuti oleh asistennya tiba - tiba Ia melihat seorang putri yang sangat cantik menghampirinya,     

"Kau tahu ? Aku adalah Putri Cantika, Aku anak petinggi kerajaan Zamron. Seharusnya Yang Mulia Pangeran Abbash menikahiku sebagai istrinya yang sah tetapi kau dengan tidak tahu malu merebut kedudukanku. Kau adalah seorang janda bekas orang lain. Bagaimana kau bisa menjadi calon ratu.     

Kalau hanya sebagai selir, mungkin itu  masih bisa diterima. Apa kau tidak memiliki rasa malu sedikitpun. Atau kau merasa bersalah.  Kau sudah tidak suci lagi ketika disentuh oleh Yang Mulia Pangeran Abbash bahkan kau sudah memiliki anak. Bagaimana mungkin kau berani menduduki posisi sebagai putri mahkota. Istri dari Pangeran Abbash yang Mulia" Kata putri itu berapi -api.     

Lila menghela nafas. Ia berusaha untuk tidak terpancing emosi karena Llia sadar kalau ia hanyalah pendatang dari luar dan bukan siapa - siapa. ia juga tidak memiliki sekutu siapapun selain asistennya.     

Ratu Ariel bahkan sangat membencinya. Ia menganggap bahwa Lila adalah komplotan dari Nizam dan Alena. Ratu Ariel sangat membenci Nizam yang sudah menyiakan - nyiakan putrinya di dalam harem serta menyebabkan Pangeran Barry di usir dari istana. Walaupun Ia sangat menyayangi pangeran Abbash tetapi Ia juga mencintai anak - anaknya lain. Ratu Ariel tahu kalau putra tengahnya tidak pernah tertarik kepada tahta tetapi sekrang karena tidak ada penerus lagi maka terpaksa Pangeran Abbash harus menjadi Putra Mahkota.     

Selain menganggap Lila adalah komplotan dari Nizam yang paling membuat Ratu Ariel sangat marah adalah status Lila yang janda dan memiliki anak yang bukan darah daging Pangeran Abbash. Bagaimana mungkin Ia bisa menerima hal itu. Maka tujuan utamanya adalah Ia sangat ingin menyingkirkan Lila dari kehidupan anaknya.     

Walaupun Putri Cantika bukanlah wanita yang dijodohkan sejak bayi tetapi Ia dijodohkan sejak Putri Cantika berumur tujuh belas tahun. Dan sekarang seharusnya mereka sudah menikah tetapi Pangeran Abbash malah membawa Lila sebagai istrinya. Dan Nizam telah menikahkan mereka. Sungguh sangat lancang.     

Lila menatap ke arah putri cantik itu dengan pandangan penuh rasa bersalah. Lila menyadari kedudukannya yang sangat tidak kuat. Ia juga tidak bisa membalas perkataan Putri Cantika. Karena apapun yang akan Ia katakan maka itu akan berbalik menyerang dirinya.     

"Mengapa Kau diam saja ? Apakah kau tidak memiliki mulut untuk berkata? Kau sungguh membuat seluruh kerajaan membencimu" Kata Putri Cantika.     

Tetapi kemudian semua orang tampak terkejut ketika ada seseroang yang berkata,     

"Mungkin semua orang dikerajaan Zamron membencinya tetapi Aku mencintainya" Kata orang itu sambil tersenyum santai. Semua orang mendadak menyentuhkan kepalanya ke lantai sambil memberikan salam.      

'Bangunlah..! " Orang itu memberikan perintah dan serentak mereka duduk kembali dengan posisi yang sangat sopan sambil menundukkan kepala. Walaupun demikian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik pria tampan di depannya itu.     

Pria tinggi dengan badan semampai berkulit putih bagaikan pualam. Berambut panjang sepinggang hitam lurus dan sangat tampan. Mata yang bersinar, dan bibir yang teramat merah.'Mendadak kecantikan mereka padam oleh ketampanan dari pria itu.     

Pangeran Abbash tampak berdiri di depan Lila dan Putri Cantika. Pangeran Abbash tampak tersenyum mempesona kedua putri itu. Jangankan Putri Cantika, Lila saja istrinya masih tidak tahan kalau melihat senyum suaminya. Jadilah mereka hanya menatap wajah Pangeran Abbash dengan pandangan tidak berkedip.     

Pangeran Abbash melihat Lila yang hanya termangu menatapnya jadi gemas, Ia segera menarik tangan Lila untu berdiri dan kemudian mnyentakkan pegangannya agar Lila menjadi terjatuh ke dalam pelukannya.      

"Akh.. " Lila terpekik ketika tubuhnya terjerembab ke pelukan Pangeran Abbash. Mukanya mendadak merah padam. Di depannya ada banyak putri dari keluarga terhormat. Dan sekarang Pangeran Abbash malah memeluknya dengan erat. Matilah Ia. Lila berbisik dalam hatinya. Para putri itu sangat membencinya karena Ia menikahi Pangeran Abbash sekarang pangeran genit itu malah memeluknya dengan erat dan demonstratif.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.