CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Mannequin



Putri Mannequin

0Pangeran Abbash tertunduk dengan lesu sehingga kemudian pelayan putri Mira tiba - tiba berlutut di depan pangeran Abbash sambil memegang kakinya dengan erat.     
0

"Yang Mulia, Hamba mohon ! Jangan tinggalkan Putri Mira di sini. Hamba sangat takut akan ada kejadian besar yang akan menimpanya. Tolong selamatkan Yang Mulia. Hamba sangat menyayanginya dan hamba sudah menganggapnya seperti anak sendiri" Kata Pelayan itu sambil berurai air mata,     

Pangeran Abbash segera mengangkat bahu wanita tua itu dan berkata,     

"Kau lebih menyayangi Putri Mira dibandingkan dengan keluarganya. Adikku sungguh bernasib malang. Ia terkena ambisi dari ibuku dan sekarang malah menjadi alat balas dendam kakakku. Sungguh Kakak Barry sangat tidak masuk diakal.     

Bukankah dulu dia yang bersikeras hendak mengambil Putri Mira dari dalam harem karena takut Putri Mira akan hidup bersama pria yang tidak mencintainya. Tetapi ternyata rasa sayang itu pudar karena tahta" Kata Pangearn Abbash.     

"Bukankah yang mengambil tahta itu adalah Anda, Yang Mulia. Tetapi mengapa Putri Mira yang menjadi korban."     

"Aku sendiri bingung dengan apa yang dilakukan kakakku. Dia itu orang yang berkeras hati sehingga ketika Ia memiliki keinginan maka keinginan itu harus tercapai. Aku yakin ada sesuatu dibalik sikapnya ini. Tapi apa? Aku sendiri juga bingung?" Kepala Pangeran Abbash terasa hendak pecah.      

"Apa yang sebenarnya dilakukan oleh kakakku sampai bisa menjanjikan Putri Mira menikah dengan Pangeran Nizam.  ? Dia sebenarnya ingin melakukan apa? Mengapa Kakak Barry sampai tega mempermainkan nyawa adiknya sendiri?" Pangeran Abbash terduduk kembali dengan lesu. Ia gagal membawa adiknya pergi dari dalam harem.     

"Bawalah Putri Mira, Yang Mulia" Pelayan Pribadi Putri Mira terus memelas.     

"Aku tidak bisa membawanya, Bibi tahu itu dengan pasti, " Kata Pangeran Abbash sambil tertunduk lesu. Pelayan itu menangis tambah keras. Apa yang dikatakan oleh Pangeran Abbash adalah benar. Ketika Putri Mira berkata tidak maka itu artinya tidak dan itu akan di akhiri tanda titik. Tidak akan kelanjutannya apabila Putri Mira menginginkan sesuatu.     

"Apakah tidak bisa dipaksa saja Yang Mulia, Hamba mohon jangan tinggalkan Putri Mira di sini!" Pelayan itu terus menghiba kepada Pangeran Abbash. Tetapi Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya.     

"Kau terus menerus meminta hal yang mustahil kepadaku. Jika Aku memaksa adikku itu pulang denganku maka Ia akan  membunuh dirinya sendiri sekarang juga dan jika Aku membiarkannya tetap di sini setidaknya Aku masih memiliki harapan kalau dia akan berubah suatu hari nanti dan bersedia pulang bersamaku.     

Satu - satunya cara adalah mencegah impian kosong pada dirinya yang sedang terus terpupuk. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh Kakakku. Dia yang sudah memberikan impian kosong kepada Putri Mira dengan taruhan nyawa. Jadi Aku yang harus menghentikannya melalui kakak kami" Kata Pangeran Abbash.     

"Kau jagalah dia disini. Dia tidak punya siapa - siapa di sini dan tolong katakan padaku apa yang sedang dilakukan oleh adikku. Dia tidak memiliki handphone karena seingatku penghuni harem telarang membawa handphone." Kata Pangeran Abbash lagi kepada pelayan adiknya itu.     

"Putri Mira memiliki handphone yang diseludupkan seorang penjaga wanita. Hamba sendiri tidak tahu bagaimana Putri Mira kenal penjaga itu bahkan berani membawakan handphone untuk Mira.     

Putri Mira saat ini sedang menjahit pakaian pengantinya bersama Para penjahit dan penyulam dari kerajaan Zamron. Putri Mira tampak sangat bahagia" Kata Pelayan itu kepada Pangeran Abbash.     

"Penjahit dan penyulam dari Kerajaan Zamron? Aku tidak pernah tahu kalau Kerajaan  mengirnkan para penyulam datang ke istana di Azura? " Pangeran Abbash mengerutkan keningnya.     

Pangeran Abbash kemudian mengangkat handphonenya dan berbicara dengan asistennya yang sedang menunggu di luar harem,     

"Apakah kau tahu kalau pihak istana kita mengirimkan para penjahit dan penyulam ke kerajaan Azura?" kata Pangeran Abbash kepada asisten pribadinya.     

"Hamba tidak pernah tahu Yang Mulia. Kalaupun tahu, hamba pasti sudah memberitahukannya kepada Yang Mulia" Kata Asistennya. Otak Pangeran Abbash kembali berpikir. Ia sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan ibunya. Kemungkinan pengiriman para penjahit dan penyulam ini atas seizin ibundanya dan diketahui oleh Ratu Sabrina. Tetapi Nizam juga kemungkinan tidak tahu.     

"Aku harus segera berbicara dengan Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Pangeran Abbash dengan tergesa - gesa, Ia segera keluar dari dalam ruangannya Putri Mira dan ketika Ia keluar ternyata Ia hampir bertabrakan dengan Putri Alicya yang baru saja dari luar hendak masuk ke dalam ruangan Putri Mira.     

Mereka bertabrakan dan Putri Alicya langsung hendak tersungkur jatuh kalau saja Pangeran Abbash tidak mencekal lengannya kirinya sementara tangan kanannya bertahan di dada Pangeran Abbash yang bidang.     

Putri Alicya terkejut dan memekik kaget. Tetapi Ia lebih kaget lagi ketika mengetahui kalau yang menabraknya adalah wanita canitk berambut panjang. Tetapi lagi - lagi Putri Alicya terkejut ketika telapak tangannya yang menyentuh dada Pangeran Abbash menyadari kalau di dada itu tidak ada tonjolan payudara sebagaimana dada wanita.     

"Ya Tuhan, Dia adalah laki - laki. Di dalam harem? Apa mungkin Dia kasim?" Putri Alicya segera menarik tangannya dan tergagap meminta maaf kepada Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash tahu kalau di dalam harem Nizam berkumpul para wanita cantik yang memiliki kelebihan dari semua putri - putri. Ratu Sabrina sangat ketat menyeleksi para putri yang Ia sediakan untuk memberikan keturunan yang baik untuk kerajaannya. Mereka para putri utama dengan pendidikan informal yang mendekati kesempurnaan pada setiap jenjang pendidikan.     

Tetapi wanita didepannya ini sungguh lain dari wanita kerajaan Aliansi yang pernah Ia temui. Ia seperti para wanita dari negara Eropa. Bahkan wanita di hadapannya ini lebih pirang dari Cynthia. Dan mata birunya yang besar itu seperti telega jernih yang berbiaskan birunya langit di siang hari. Berbadan tinggi langsing dan berwajah seperti boneka. Dia seperti boneka Barbie berjalan. Pangeran Abbash merasa belum pernah melihat wanita secantik dia. Kalau saja putri itu tidak bergerak Pangeran Abbash pasti sudah mengira dia adalah mannequin     

Jiwa nakalnya pangeran Abbash seketika meronta, Ia sudah banyak bertemu para wanita dan di dalam harem Nizam berkumpul banyak wanita cantik yang tertutup untuk pria manapun kecuali dia yang merasa beruntung saat ini. Bagi dirinya cinta berbeda dengan rezeki tidak terduga dan tidak di sengaja seperti pada kesempatan kali ini. Ibarat buaya, tiba - tiba ada bangkai yang masuk ke dalam mulutnya.      

Bukankah tadi Nizam sudah memberikan perintah agar para putri berdiam di kamarnya dan tidak boleh ada yang keluar karena ada tamu yang akan menemui Putri Mira. Bahkan Nizam mengancam akan  memulangkan mereka jika ketahuan ada yang keluar dari kamar.     

Pangeran Abbash adalah pria normal yang tidak termasuk kategori baik - baik. Ia bukanlah buaya abnormal yang bisa menolak bangkai yang masuk ke dalam mulutnya. Ia memang tidak berniat untuk mencari istri lagi tetapi Ia gagal menahan diri untuk tidak menikmati pemandangan indah di depan matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.