CINTA SEORANG PANGERAN

Ibunda Ratu Sabrina



Ibunda Ratu Sabrina

0"Aku harap Aku masih hidup di dunia fana ini" Kata Pangeran Abbash sambil tersenyum manis membuat Alycia memundurkan langkahnya.      
0

"K..kau siapa? Pria tau wanita? " Itu adalah pertanyaan konyol pertama yang keluar dari mulut Putri Alycia membuat Pangeran Abbash tidak tahan untuk tidak tertawa. Ia lalu tengadah dan memperlihatkan jakunnya kemudian Ia meraba dadanya dan berkata,     

"Kau lihat jakun dan dadaku ? Aku harap itu sudah membuktikan kalau Aku adalah pria" Kata Pangeran Abbash.     

"Tetapi mengapa kau ada disini ? Ini adalah Harem, laki - laki di larang masuk ke dalam harem" Putri Alycia berkata sambil kemudian mencoba menutup wajahnya oleh pasmina yang Ia kenakan.     

"Aku ada pengecualian oleh Yang Mulia Pangeran Nizam karena aku ke sini untuk menemui adikku, Putri Mira. Dan bukan salahku bertemu denganmu di sini. Bukankah tadi Pangeran Nizam sudah mengumumkan kalau para putri tidak boleh ada yang keluar dari kamar. Tetapi mengapa kau malah datang ke tempat adikku. Apakah teman adikku? " Kata Pangeran Abbash menjadi penasaran.     

"Aku baru datang dari luar karena ada keperluan. Aku tidak tahu kau ada disini, dan memang benar Aku adalah teman Putri Mira. Apakah kau Pangeran Abbash kakak dari Putri Mira?" Tanya Putri Alycia sambil menatap wajah tampan di hadapannya. Ia mendengar dari Putri Mira kalau Ia memang memiliki dua kakak dan salah satunya berwajah sangat tampan sekalligus cantik. Dan wajah Pangeran Abbash memang sedikit mirip dengan Putri Mira.     

Pangeran Abbash menganggukan kepalanya, Aku sebenarnya ingin berbincang banyak denganmu tentang Putri Mira adikku. Tetapi karena kau adalah putri milik Pangeran Nizam, Aku tidak enak hati kalau harus berbincang tanpa ada Pangeran Nizam. Jadi Aku permisi saja. Oh ya apa kau tidak bertemu dengan Pangeran Nizam tadi?" Kata Pangeran Abbash sambil melihat ke sana kemari mencari Nizam.     

Putri Alycia menggelengkan kepalanya, " Aku tidak melihat siapapun, baiklah kalau begitu aku permisi dulu" Kata Putri Alycia sambil bergegas masuk. Ia tampak gugup bertemu dengan pria lain selain Nizam.     

Pangeran Abbash hanya bisa mempersilahkan Putri Alycia masuk ke dalam tanpa bisa mencegahnya karena walau bagaimanapun ini adalah harem miliki Nizam. pangeran Abbash lalu melangkah keluar sambil memuji Nizam dalam hatinya.     

'Si pemarah itu sangat beruntung dikelilingi banyak wanita cantik, walaupun pada kenyataannya Nizam tidak mencintai mereka tetapi tetap saja para wanita cantik itu sangat memanjakan matanya.      

***     

Istana Ratu Sabrina     

Ratu Sabrina tampak gelisah di dalam kamarnya, Ia berulang kali menatap layar handphonenya. Ia tidak mengerti mengapa ada orang yang hendak menjatuhkannya. Ketika pengawal memberitahukan kedatangan Nizam, Ratu Sabrina tampak sedikit pucat tetapi sebagai Ratu yang berpengalaman menghadapi berbagai situasi tampak dengan cepat merubah wajah cemasnya menjadi wajah yang tampak tenang seakan tidak terjadi sesuatu apapun.     

"Anakku, Assalamualaikum" Kata Ratu Sabrina sambil menyodorkan tangan kananya dan Nizam segera mencium punggung tangan ibunya.     

"Ada apa Anakku?" Kata Ratu Sabrina tampak mencoba untuk bersikap tenang.     

"Apakah Ibunda mengijinkan orang luar masuk ke dalam harem ananda?" Kata Nizam dengan hati - hati agar Ia tidak terlihat sedang menekan ibunya.     

"Ratu Sabrina tampak dengan gerakan sangat cepat menutup layar handphonenya dan Ia menjawab pertanyaan Nizam dengan penuh wibawa,     

"Siapa yang Ananda maksud? Ada banyak orang yang keluar masuk Harem. Mulai dari guru - guru para putri, Tukang kebun, pemasok bahan dapur, para koki atau siapa?" Kata Ratu Sabrina pura - pura bersikap santai.     

"Ayolah Ibunda, Harem adalah kekuasan Ibunda dan Ananda harap ibunda tidak bermain di belakang ananda" Kata Nizam menatap ibunya dengan tatapan tajam. Ia memang sangat mencintai ibunya tetapi akhir - akhir ini Nizam merasa kalau ibunya sudah bertindak keterlaluan.     

"Seharusnya yang berkata seperti itu adalah Ibunda. Kau yang bermain di belakang ibunda. " Kata Ratu Sabrina sambil melengos. Nizam mengangkat alisnya,     

"Apakah maksud dari ibunda? "     

"Tanpa sepengetahuan ibunda, Kau meminta Ratu Zenita untuk menemani ayahmu. Kau tahu apa artinya itu? Kau sedang menggali lubang kuburanmu sendiri" Kata Ratu Sabrina malah membalikkan keadaan. Ia balas menekan anaknya. Nizam mengerucutkan bibirnya.     

"Apakah yang Ibunda maksud dengan menggali lubang kuburan sendiri adalah karena Ibunda takut kalau Ayahanda mengalihkan posisi Putra Mahkota ke tangan Pangeran Thalal" Kata Nizam sambil menghela nafasnya.     

"Kau tahu itu, Ibumu berjuang bertahun - tahun sejak kau dilahirkan agar menjadi putra mahkota. Aku berusaha menjauhkan semua wanita dari sisi ayahmu agar ayahmu tetap berada disisiku. Kau memang anakku satu - satunya tetapi kau tidak boleh lupa, Ayahmu memiliki banyak anak dari istri yang lain termasuk dari para selir.     

Ratu Zenita dari dulu adalah pesaing terberatku. Dia selalu mencari kesempatan agar Ayahmu memberikan gelar  putra mahkota ke tangan Pangeran Thalal tetapi itu tidak pernah berhasil karena kegigihanku dalam mempertahankan posisiku.      

Tetapi Kau terlihat tidak pernah menghargai usaha ibunda. Kau memanfaatkan kesempatan disaat Aku lengah dengan membawa Ratu Zenita ke sisi ayahmu" Kata Ratu Sabrina dengan wajah sedikit gelap.     

"Ibunda, Nyawa Ayahanda lebih berharga dari seribu tahta kerajaan yang ada didunia ini. Bukankah ibunda tahu kalau Ayahanda baru saja sembuh dari sakit struknya. Sekarang Ayahanda butuh teman untuk berbincang setelah ibunda memberikan kesedihan kepadanya"     

"Begitukah? Kau hendak menghancurkan apa yang ibunda bangun selama ini? Kau tidak menganggap pengorbanan ibunda untukmu tidak ada harganya?" Kata Ratu Sabrina mulai emosi.     

"Ibunda tolonglah ! Apa salahnya Ibunda Ratu Zenita menemani Ayahanda ?  Bukankah Ibunda Ratu Zenita itu istri Ayahanda juga. lagipula selama beberapa bulan terakhir ibunda jarang menemani ayahanda. Dan Ayahanda kesepian. "     

"Kau terlihat lebih menyayangi ayahandamu dari pada ibundamu" Ratu Sabrina tampak tidak senang.     

"Bukan seperti itu Ibunda. Ibunda adalah Ratu yang hebat yang bisa mengambil alih tugas Ayahanda selagi Ayahanda sakit. Tetapi walau bagaimanapun seharusnya yang memimpin itu adalah Ayahanda sebagai raja yang asli. Ibunda terlalu banyak memberikan keleluasan kepada paman Salman"     

"Dia adalah mertuamu. Apa salahnya Aku memberikan keleluasaan kepadanya?" Kata Ratu Sabrina dengan muka masam"     

"Walaupun dia mertuaku tetapi dia tetap orang luar Ibunda. Seharusnya Ibunda tidak terlalu dekat dengannya"  Mendengar perkataan anaknya, Ratu Sabrina langsung diam. Ia takut keseleo lidah sehingga Ia lebih memilih diam.     

Nizam menatap ke arah ibunya yang sedang terdiam. Ibunya itu orang yang judes dan sangat galak. Ia juga pandai bicara dalam hal mengomeli anak - anak dan suaminya.     

"Ibunda dekat dengannya hanya sebatas pekerjaan"     

"Karena itulah, Ibunda. Ayahanda harus sehat agar bisa kembali memerintah kerajaan. Ananda merasa tidak pantas ibunda terlalu dekat dengan Paman Salman"     

"Dia adalah besanku. Apa Kau lupa?     

"Tetapi dia tetap saja orang lain. Ibunda, Ananda mohon. Jangan terlalu dekat dengan Paman Salman"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.