CINTA SEORANG PANGERAN

Kau harus segera Menikah dengan Maya



Kau harus segera Menikah dengan Maya

0Amar tidak dapat mengelak lagi jadinya Ia kemudian duduk dan berkata kepada Arani, "Semoga Allah bisa segera menyatukan kami. Aku tidak enak kalau harus memintanya langsung kepada Yang Mulia. Ini terlalu pribadi. Aku tahu kalau Yang Mulia sedang banyak masalah dan Aku sungguh tidak ingin menambah masalah dengan urusan pribadiku"  Kata Amar kepada Arani.     
0

"Tidak sebaiknya kita menunda urusan yang baik dengan alasan apapun itu. Aku pikir Yang mulia akan mengerti tentang hal ini. Sungguh Amar, Aku ingin yang terbaik untuk kalian." Kata Arani dengan tulus.     

Amar menganggukan kepalanya, "Aku akan berbicara kepada Yang Mulia sebelum Aku pergi keluar ibu kota" Kata Amar kepada Arani.     

"Kau akan menyelidiki pergerakan Pangeran Barry kah?" Kata Arani kepada Amar.     

"Ya..h. Di istana kita belum bisa bergerak dan masih menunggu Putri Alena menguasai Harem jadi Aku akan bergerak keluar. Aku akan pergi ke kota Sabah untuk bertemu dengan Pangern Rasyid. Yang Mulia sedang menjaga perbatasan di sana." Kata Amar lagi.     

Arani kembali menganggukan kepalanya. Yang Mulia Pangeran Nizam menempatkan Pangeran Rasyid di perbatasan yang berbatasan dengan Kerajaan Zamron dan dari sana cukup dekat ke pulau yang di pergunakan untuk menahan Pangeran Barry. entah mengapa Aku ingin sekali menyusup ke dalamnya.     

Walaupun Pangeran Barry di penjara dan asingkan. Aku merasa kalau Ia diam - diam sedang menyusun gerakan yang kita tidak tahu seperti apa gerakannya. Pulau itu dijaga dengan ketat oleh pengawal Kerajaan Zamron. Pangeran Barry bahkan tidak diperkenankan untuk membawa istrinya. Ini benar - benar sangat memukul perasaan Pangeran Barry. Laki - laki itu bisanya hidup di kekelingi wanita" Kata Amar lagi.     

"Kau benar tetapi sebaiknya kita tidak perlu memperhatikan dia karena kita harus fokus terhadap urusan dalam kerajaan dulu. Aku pikir pangeran Barry bukanlah pria yang bodoh yang akan tiba - tiba menyerah kerajaan kita sementara dia tidak memiliki kekuasan sama sekali. Aku pikir dia saat ini sedang mengatur rencana dan rencana pertamanya adalah pasti merebut kembali kedudukan putra mahkota dari tangan adiknya, " Arani  menghela nafasnya. Ia bukannya tinggal diam. Ia sekarang sedang menyelidiki Pangeran Barry tetapi untuk masuk ke dalam pulau di mana Pangeran Barry di tahan sangatlah sukar. Penjagaanya sangat ketat. Penjagaan itu berasal dari penjagaan Sultan Mahmud dan juga dari Pangeran Barry itu sendiri.     

"Aku juga berpikir ke arah sana. Saat ini Pangeran gila itu terlihat seperti tidak berdaya tetapi Aku yakin Ia sedang merencanakan untuk merebut kembali posisi putra mahkota dari tangan adiknya.     

Orang seperti itu selagi nafas masih ada di tubuhnya, Ia tidak akan pernah menyerah terhadap ambisinya. Orang seperti itu lebih baik mati berkalang di tanah daripada menanggung penghinaan dan penistaan" Amar kembali mengemukakan pendapatnya kepada Arani.     

"Jalan satu - satunya untuk mengetahui hal ini kemungkinan hanyalah pangeran Abbash. Dia harus berdiskusi dengan kita. Karena sebenarnya yang lebih terancam adalah Pangeran Abbash dibandingkan dengan kita. Pangeran Barry hanya ingin adiknya Putri Mira kembali dan kalau Putri Mira kita kembalikan maka persoalan Pangeran Barry dengan kerajaan kita akan selesai." Kata Arani. Tapi Amar malah menggelengkan kepalanya.     

"Aku rasa tidak sesederhana itu.." Kata Amar.     

"Apa maksudmu ?" Arani menatap Amar dengan tatapan mata penuh selidik.     

"Apakah kau lupa ? Ambisi Pangeran Barry sekarang bukan hanya adiknya tetapi juga kepada Yang Mulia Putri Alena. "     

Mata Arani terbelalak dan Ia langsung menegakkan badannya,     

"Aku bodoh tidak memikirkan hal itu. Aku lupa kalau dia sekarang tergila - gila dengan Yang Mulia Putri Alena."     

"Aku pikir, Pangeran gila itu sama dengan adiknya. Tidak pernah jatuh cinta dengan benar. Sehingga ketika mereka jatuh cinta, mereka jadi gila semuanya. Aku hanya berharap kalau dugaanku salah. Aku berharap Pangeran Barry sudah berhenti mencintai Yang Mulia. Walaupun itu hanya harapanku saja dan kemungkinannya sangat tipis.     

Tapi kau dapat bayangkan kalau Pangeran Barry masih terobsesi kepada Yang Mulia Putri Alena maka setelah Ia berhasil mengambil dulu gelar putra mahkota maka Ia akan naik tahta dan kemudian akan mengambil Yang Mulia Putri Alena dari tangan Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Amar lagi.     

"Tidak Amar ! Itu terlalu jauh, Ia tidak akan konyol kalau sampai harus menyerang Kerajaan Azura demi seorang wanita" Kata Arani.     

"Kau tidak pernah tahu bagaimana perasaan laki - laki kalau sudah terobsesi oleh wanita. Kita bukan termasuk makhluk yang mudah menyerah seperti kaum wanita. Ketika kita sudah jatuh cinta maka ingatan itu sangat sukar untuk dihilangkan" Kata Amar.     

"Lihat saja, Kalau sampai Ia berani menyentuh sehelai rambut dari Yang Mulia Putri Alena maka Aku akan mencingcang tubuhnya dan menaburkannya dilautan agar di makan ikan hiu" Kata Arani dengan geram.     

Amar tertawa melihat Arani tampak sangat gusar dan Ia kemudian teringat dengan Maya yang keluar sambil kesakitan.     

"Sebenarnya tadi kau dan Maya sedang apa di dalam? Apa kalian sedang berlatih?" Tanya Amar penasaran. Wajah Arani berubah menjadi geli karena teringat bagaimana tubuh Maya melayang bersama kursinya dan jatuh terjerembab ke lantai.     

"Kau tahu kalau Aku diperintahkan Yang Mulia untuk melatih Putri Alena dan Putri Rheina sebelum mereka di antar kembali ke Harem" Kata Arani membuat Amar mengerutkan keningnya.     

"Aku sudah tahu tentang hal itu dan Aku pikir ini adalah ide yang sangat baik karena memang seharusnya mereka memiliki ilmu bela diri walaupun hanya dasarnya saja. Ini sangat penting untuk bisa bertahan di dalam harem. Terus apa hubungannya dengan Maya ? Dan kau apakan Maya sampai di terlihat kesakitan" Kata Amar.     

"Aku menyuruh kedua putri itu untuk berlari dan push up ringan sebagai pemanasan tetapi belum selesai push up mereka sudah melarikan diri terbirit - birit karena kecapaian . Bahkan mereka lari tanpa pendinginan dulu.      

Belum pernah seumur hidupku Aku mengalami hal konyol seperti itu dan Mayamu itu sedang menunggui Putri Alena berlatih  bersama asistennya Putri Rheina. Kemudian Maya tertawa. Dia mentertawakan Aku. Bayangkan !" Kata Arani. Wajahnya tetap dingin bahkan bertambah dingin ketika Ia mendengarkan Amar yang tertawa terpingkal - pingkal mendengar cerita Arani.     

"Maaf Arani, Aku sungguh tidak dapat menahan tawaku. Ini terlalu lucu bagiku. Tapi mengapa Kau membuat Maya kesakitan ?" Kata Amar lagi.     

"Apa kau tidak mendengar tadi apa yang aku katakan. Tunanganmu itu mentertawakan Aku dan Aku tidak pernah suka ada orang yang mentertawakan Aku. Aku bukan badut" Kata Arani kepada Amar. Dan tawa Amar langsung terdiam.     

"Lalu kau apakan Maya ?" Tanya Amar kepada Arani.     

***     

Dear Reader, Jangan lupa untuk memasukan cerita Cinta  seorang Pangeran dalam bahasa Inggris di global ke dalam library Anda semua. Cukup search, A Prince's Love ( jangan yang ada tulisan deletednya ya..) dan masukan ke dalam library atau pustaka. Jangan lupa untuk meninggalkan komen dan memberikan PS. Dukungan Anda sangat berarti buat Author agar karyanya dapat diterima di negara lain.     

Author mohon berikan PS-nya untuk A Prince's Love agar novelnya masuk ranking. Please banget ya.. My Dearest Reader.. I love You All..     

Terima kasih      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.